Perkembangan Teknologi

Data Center vs Cloud, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Ranny Virginia Utami, CNBC Indonesia
28 November 2018 18:30
Microsoft menganggap kebijakan data center di Indonesia bisa membuat laju bisnis e-commerce terhambat.
Foto: Data Center (Reuters)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kewajiban lokalisasi data center masih menjadi perdebatan yang hangat hingga saat ini. Banyak pihak menilai, perubahan PP No.82 Tahun 2012 oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika akan merugikan Indonesia lantaran tidak mewajibkan penempatan data center di dalam negeri.

Namun, National Technology Officer Microsoft Indonesia (NTO) Tony Seno berpendapat lain. Ia mengatakan desakan untuk penempatan data center di dalam negeri justru dapat menghambat laju bisnis yang saat ini sedang berkembang di Indonesia, khususnya bisnis e-commerce.

"Pertimbangannya lebih ke arah ekonomi. Kalau mengacu PP 82 dan ada hukumannya, ia harus pakai data center di Indonesia, tidak boleh pakai cloud computing, artinya jadi mahal. Orang tidak ada yang pakai dan jika tidak ada yang pakai maka bisnis di Indonesia akan mati," ujarnya di Hotel Sheraton Gandaria Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Tony berpendapat, penyediaan data center memang membutuhkan waktu dan dana yang tidak sedikit. Hal ini yang kemudian menjadi pertimbangan banyak pelaku usaha, khususnya startup, lebih memilih menempatkan data di cloud dibanding membuat data center sendiri.

Data Center vs Cloud Computing, Mana yang Lebih UntungFoto: Infografis/Data Center/Arie Pratama

"Data center itu diperlukan untuk menyimpan server, menyimpan storage, dan semua perangkat IT di dalam satu ruangan khusus. Di situ perlu AC yang harus dijaga dalam suhu 15 derajat Celsius karena kalau lebih, servernya akan cepat rusak," ungkapnya.

Selain kebutuhan AC, Tony mengatakan untuk penyediaan data center juga perlu listrik dengan satuan khusus yang tidak boleh naik-turun. Belum lagi, ruangan besar untuk menempatkan fisik data center yang umumnya sangat besar.

"Kalau kita melihat itu, biaya untuk menghidupkan data center itu sangat signifikan. Bayangkan listrik yang harus dibayar setiap bulan," ujarnya.

Maka dari itu, Tony menganggap kebutuhan untuk penyimpanan data yang sejalan dengan era saat ini adalah melalui teknologi cloud. Ada beberapa keuntungan cloud, menurutnya, yang dapat dimanfaatkan bagi para pelaku usaha.

Pertama, akses yang dapat dilakukan di mana saja, bahkan di seluruh dunia. Tony mengatakan, keberadaan teknologi cloud yang terhubung dengan data center besar di sejumlah negara membuat akses terhadap data yang tersimpan di dalamnya menjadi tidak terbatas.

"Daripada punya data center sendiri, misalnya Microsoft punya banyak data center di banyak negara. Data center ini bisa digunakan dan dengan menggunakan teknologi cloud, data center ini bisa diakses dari seluruh dunia," katanya.

Kedua, penggunaan data yang fleksibel dan sesuai kebutuhan. Tony memberi contoh, jika saat ini pengguna hanya membutuhkan satu server, kemudian tiba-tiba berubah jadi butuh seribu server, maka jumlah tersebut dapat disediakan langsung dalam hitungan menit.

Ketiga, terkait pembiayaan yang jauh lebih efektif dan efisien. Tanpa menyediakan perangkat hardware dengan biaya yang tentu tak sedikit, melalui cloud, pembiayaan ditetapkan sesuai dengan besaran penggunaan dari si pemakai. Ibarat, biaya sewa bulanan sesuai kapasitas jika menggunakan layanan penyimpanan data seperti iCloud.

"Jadi, kalau kita pakainya kecil, bayarnya juga kecil. Tidak pakai ya tidak usah bayar, dan kalau pakainya banyak maka bayarnya juga banyak," ungkap Tony.

[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Data Center Tak Wajib di RI, Ini Penjelasan Kemenkominfo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular