
Cryptocurrency
Harga di Bawah Rp 117 Juta, Penambang Bitcoin Buntung
Roy Franedya, CNBC Indonesia
20 August 2018 15:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bitcoin terus tertekan dalam beberapa minggu terakhir. Penyebabnya, investor kecewa karena otoritas Amerika Serikat (AS) menunda izin untuk menjadikan Bitcoin Cs sebagai aset dasar reksa dana.
Saat ini harga Bitcoin berada di bawah US$7.000 per koin. Pada Senin (20/8/2018) harga Bitcoin mencapai US$6.462,26 per koin atau setara Rp 92,61 juta. Angka tersebut naik 1,39% dalam 24 jam terakhir, menurut Coinbase.
Harga yang terus tertekan ini ternyata tak menguntungkan bagi para penambang (mining) Bitcoin. Pasalnya harganya sudah di bawah nilai break event poin (BEP).
"Berdasarkan perhitungan kami, biaya impas penambangan Bitcoin di kisaran US$8.038 (Rp 117.36 juta)," ujar Thomas Lee dari Fundstat seperti dilansir dari CNBC International.
Fundstat membuat perhitungan ini didasarkan pada tiga faktor, yaitu biaya pembelian peralatan, listrik, dan biaya tambahan lainnya, seperti pemeliharaan fasilitas pendingin atau air conditioner (AC).
Bitcoin diciptakan melalui proses "penambangan" intensif yang menggunakan kekuatan komputasi tinggi untuk memecahkan persamaan matematika yang rumit untuk membangun catatan transaksi blockchain. Penambang kemudian mendapatkan Bitcoin sebagai imbalan karena berhasil menyelesaikan persamaan.
Jika biaya untuk membuat Bitcoin melebihi harga pasar, penambang secara teoritis kehilangan insentif.
"Dalam beberapa kasus, para penambang hanya dapat mematikan mesin sampai harga kembali naik sedikit," kata Shone Anstey, pendiri dan presiden Blockchain Intellegence Group. "Beberapa dari mereka mungkin kehilangan uangnya."
Penambangan Bitcoin membutuhkan hardware kustom yang berharga beberapa ratus hingga ribuan dolar AS. Seperti banyak teknologi, peralatan baru terus keluar sehingga yang lama diganti.
Mengganti peralatan secara teratur menyumbang lebih dari setengah biaya penambangan, menurut Fundstat.
(roy/prm) Next Article Jangan Iri, Investor Bitcoin Cuan Rp 34 Juta Dalam Sebulan
Saat ini harga Bitcoin berada di bawah US$7.000 per koin. Pada Senin (20/8/2018) harga Bitcoin mencapai US$6.462,26 per koin atau setara Rp 92,61 juta. Angka tersebut naik 1,39% dalam 24 jam terakhir, menurut Coinbase.
Fundstat membuat perhitungan ini didasarkan pada tiga faktor, yaitu biaya pembelian peralatan, listrik, dan biaya tambahan lainnya, seperti pemeliharaan fasilitas pendingin atau air conditioner (AC).
Bitcoin diciptakan melalui proses "penambangan" intensif yang menggunakan kekuatan komputasi tinggi untuk memecahkan persamaan matematika yang rumit untuk membangun catatan transaksi blockchain. Penambang kemudian mendapatkan Bitcoin sebagai imbalan karena berhasil menyelesaikan persamaan.
Jika biaya untuk membuat Bitcoin melebihi harga pasar, penambang secara teoritis kehilangan insentif.
"Dalam beberapa kasus, para penambang hanya dapat mematikan mesin sampai harga kembali naik sedikit," kata Shone Anstey, pendiri dan presiden Blockchain Intellegence Group. "Beberapa dari mereka mungkin kehilangan uangnya."
Penambangan Bitcoin membutuhkan hardware kustom yang berharga beberapa ratus hingga ribuan dolar AS. Seperti banyak teknologi, peralatan baru terus keluar sehingga yang lama diganti.
Mengganti peralatan secara teratur menyumbang lebih dari setengah biaya penambangan, menurut Fundstat.
(roy/prm) Next Article Jangan Iri, Investor Bitcoin Cuan Rp 34 Juta Dalam Sebulan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular