
Perkembangan Teknologi
Hati-hati! Hacker Bisa Ambil Alih Jaringan Lewat Mesin Faks
Roy Franedya, CNBC Indonesia
13 August 2018 18:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Di zaman komunikasi instan melalui internet, mesin faksimili dipandang sebagai teknologi kuno. Tapi riset ini membuktikan mesin faks menjadi tambang emas bagi peretas (hacker) yang ingin mencuri rahasia perusahaan.
Para peneliti di Check Point Software Technologies yang terdaftar di Nasdaq mengatakan bahwa mesin faks - yang masih berada di banyak kantor - memiliki kelemahan keamanan yang serius. Kerentanan tersebut memungkinkan penyerang mencuri file sensitif melalui jaringan perusahaan hanya dengan menggunakan saluran telepon dan nomor faks.
Dalam laporan yang dirilis pada hari Minggu (12/8/2018), peneliti Check Point menunjukkan bagaimana mereka dapat mengeksploitasi celah keamanan yang ada dalam printer all-in-one Hewlett Packard. Mesin faks mandiri jarang ditemukan di perusahaan saat ini, tetapi fungsi faks masih ada di printer all-in-one biasa.
Mereka mengirim faks melalui baris kode berbahaya yang disamarkan sebagai file gambar ke printer, dan tidak ada orang yang biasanya memeriksa konten yang diterima melalui faks.
File itu diterjemahkan dan disimpan dalam memori printer, yang memungkinkan para peneliti untuk mengambil alih mesin. Dari sana, mereka dapat menyusup ke seluruh jaringan komputer ke mana printer terhubung.
Saat ini, perusahaan berinvestasi besar untuk memperkuat jaringan mereka menggunakan teknologi terbaru yang tersedia. Perusahaan keamanan seperti Darktrace yang berbasis di London percaya bahwa kecerdasan buatan adalah kunci untuk mengatasi ancaman siber.
Tetapi sebagian besar upaya itu terkonsentrasi di bagian jaringan yang menyimpan file paling sensitif, menyisakan area yang kurang penting - seperti printer all-in-one - lebih rentan terhadap serangan.
Karena faks dilakukan melalui saluran telepon, kemampuan itu menyajikan "vektor serangan baru" di lanskap ancaman siber, menurut para peneliti Check Point.
HP memperbaiki kerentanannya sebelum laporan itu diterbitkan, tetapi para peneliti mengatakan bahwa printer all-in-one dari perusahaan lain masih memiliki kelemahan keamanan yang serupa.
Beberapa laporan memperkirakan ada sekitar 46 juta mesin faks aktif dan sekitar 17 juta di antaranya berada di Amerika Serikat. Komunitas medis masih sangat bergantung pada mesin faks dan bagian dari itu bermuara pada tradisi, di mana beberapa orang merasa lebih nyaman dengan teknologi.
Untuk melindungi diri mereka sendiri, perusahaan harus mempertimbangkan segmentasi jaringan komputer mereka ke dalam sub-jaringan, kata peneliti Check Point. Mereka harus menyimpan file sensitif dalam sub-jaringan yang terpisah dari yang terhubung ke printer.
(roy/prm) Next Article Kejahatan Siber Merebak, RI Rugi Rp 478,8 Triliun
Para peneliti di Check Point Software Technologies yang terdaftar di Nasdaq mengatakan bahwa mesin faks - yang masih berada di banyak kantor - memiliki kelemahan keamanan yang serius. Kerentanan tersebut memungkinkan penyerang mencuri file sensitif melalui jaringan perusahaan hanya dengan menggunakan saluran telepon dan nomor faks.
File itu diterjemahkan dan disimpan dalam memori printer, yang memungkinkan para peneliti untuk mengambil alih mesin. Dari sana, mereka dapat menyusup ke seluruh jaringan komputer ke mana printer terhubung.
Saat ini, perusahaan berinvestasi besar untuk memperkuat jaringan mereka menggunakan teknologi terbaru yang tersedia. Perusahaan keamanan seperti Darktrace yang berbasis di London percaya bahwa kecerdasan buatan adalah kunci untuk mengatasi ancaman siber.
Tetapi sebagian besar upaya itu terkonsentrasi di bagian jaringan yang menyimpan file paling sensitif, menyisakan area yang kurang penting - seperti printer all-in-one - lebih rentan terhadap serangan.
Karena faks dilakukan melalui saluran telepon, kemampuan itu menyajikan "vektor serangan baru" di lanskap ancaman siber, menurut para peneliti Check Point.
HP memperbaiki kerentanannya sebelum laporan itu diterbitkan, tetapi para peneliti mengatakan bahwa printer all-in-one dari perusahaan lain masih memiliki kelemahan keamanan yang serupa.
Beberapa laporan memperkirakan ada sekitar 46 juta mesin faks aktif dan sekitar 17 juta di antaranya berada di Amerika Serikat. Komunitas medis masih sangat bergantung pada mesin faks dan bagian dari itu bermuara pada tradisi, di mana beberapa orang merasa lebih nyaman dengan teknologi.
Untuk melindungi diri mereka sendiri, perusahaan harus mempertimbangkan segmentasi jaringan komputer mereka ke dalam sub-jaringan, kata peneliti Check Point. Mereka harus menyimpan file sensitif dalam sub-jaringan yang terpisah dari yang terhubung ke printer.
(roy/prm) Next Article Kejahatan Siber Merebak, RI Rugi Rp 478,8 Triliun
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular