CNBC Indonesia VIP Forum

BI Ragu Fintech Bisa Penuhi Pembiayaan Ekonomi RI

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 August 2018 11:57
Untuk menjadi negara yang memiliki negara dengan pendapatan tertinggi, Indonesia butuh tumbuh minimal 6,06%.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Indonesia saat ini masih membutuhkan pembiayaan ekonomi. Namun, pembiayaan yang berasal dari perbankan, pasar modal, atau perusahaan pembiayaan belum cukup untuk memenuhi seluruh pembiayaan.

Menjamurnya perusahaan finansial teknologi (fintech) dalam beberapa tahun terakhir pun diharapkan menjadi solusi jitu untuk memenuhi seluruh pembiayaan. Meski demikian, tidak ada jaminan pasti Fintech bisa memenuhi seluruh pembiayaan.

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Erwin Haryono mengungkapkan, untuk menuju negara yang memiliki negara dengan pendapatan tertinggi, maka produk domestik bruto (PDB) indonesia setidaknya harus tumbuh 6,06%.

Namun, untuk mencapai angka tersebut, dibutuhkan setidaknya pembiayaan berkisar 15% - 16% yang berasal dari pasar modal. Bank sentral pun ragu, peran industri Fintech ke depan mampu memberikan dampak cukup signifikan terhadap pembiayaan.

"Sekarang pasar modal hanya kasih pembiayaan 13%, masih butuh sekitar 3%. Apakah Fintech bisa memberikan pembiayaan 3% ini? Belum tentu," kata Erwin dalam acara CNBC Forum di JS Luwansa, Selasa (7/8/2018).

Pengembangan Fintech, kata Erwin, pun menjadi sebuah keharusan bagi seluruh regulator, tak terkecuali Indonesia. Menurut dia, ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mengembangkan industri Fintech, dengan tetap memitigasi risiko yang ada.

"Ini tentu tanggung jawab regulator. Fintech kemajuannya sudah luar biasa, dan butuh perhatian regulator. Karena begitu besar potensi yang bisa disumbangkan oleh industri baru ini," tegasnya.



(roy) Next Article Seberapa Besar Fintech Bisa Bantu Ekonomi RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular