Seberapa Besar Fintech Bisa Bantu Ekonomi RI?

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
28 August 2018 14:36
Fintech berpotensi menyumbang hingga Rp 25,97 triliun bagi PDB RI.
Foto: Ilustrasi/Fintech/Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil analisis kajian bersama Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dengan Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menyebutkan peminjaman dana melalui platform teknologi finansial (fintech) berpotensi menyumbang hingga Rp 25,97 triliun bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mengatakan pihaknya ingin mendukung lebih banyak lagi fintech yang memberikan pinjaman pada sektor produktif, karena hal itu akan menambah output tenaga kerja dan akhirnya berdampak pada output perekonomian yang lebih berkelanjutan.

INDEF menggunakan data terakhir OJK sebagai asumsi dasar, di mana hingga kuartal II 2018 total penyaluran pinjaman telah mencapai Rp 7,64 triliun dengan jumlah peminjam 1,47 juta orang, mayoritas di perdagangan dan pertanian.


Jumlah penyaluran ini meningkat sangat pesat dibandingkan data awal di 2016 yang hanya Rp 200 miliar.

"Kita melakukan analisis input output, PDB dibagi 21 sektor, baik yang berhubungan langsung dengan jasa keuanga, perdagangan dan sektor lainnya yang tidak berhubungan dengan fintech [...] Hasil penelitian empiris, keberadaan fintech di Indoneaia bisa meningkatkan PDB hingga Rp 25,97 triliun," ujar Bhima di Fintech Space, Menara Satrio, Selasa (28/8/2018).




Dia mengklaim fintech peer to peer (P2P) lending sebagai yang paling berkembang saat ini dibandingkan sektor lainnya. Data INDEF menunjukkan fintech lending mampu berkontribusi pada peningkatan konsumsi rumah tangga hingga Rp 8,94 triliun serta kompensasi tenaga kerja (upah dan gaji) hingga Rp 4,56 triliun.

"Saat ini, baru 66 fintech lending yang terdaftar di OJK dari 200-an lebih fintech yang ada. Dan 66 yang terdaftar ini telah mampu menyumbang penyerapan tenaga kerja ritel hingga 215.000 orang, dengan sektor primer seperti pertanian menyerap hingga 9.000 orang," jelasnya.

Sebelumnya, penetrasi layanan keuangan, khususnya kredit/pembiayaan di Indonesia masih sangat rendah. Data Bank Dunia 2015 menunjukkan rasio penyaluran kredit terhadap PDB RI masih berkisar di angka 39,1%, jauh dari China dan Korea Selatan yang sudah mencapai 100%.

"Rasio kredit terhadap PDB Indonesia baru sekitar 40%. Banyak sektor yang membutuhkan penyaluran tapi belum dapat kucuran kredit karena berbagai hambatan. Gap pendanaan untuk UMKM masih mencapai US$ 165 miliar," paparnya.


Seberapa Besar Fintech Bisa Bantu Ekonomi RI?Foto: Investasi Bodong/Edward Ricardo Sirait






(dru) Next Article Wah! Valuasi Unicorn Raksasa Dunia Anjlok Rp 488 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular