
Perkembangan Teknologi
Demi TikTok, Perusahaan China Ini Tutup Musical.ly
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
02 August 2018 15:53

San Francisco, CNBC Indonesia - Perusahaan China pemilik aplikasi TikTok, Bytedance Technology Co, pada hari Rabu malam (1/8/2018) mengumumkan telah menutup aplikasi video Musical.ly yang diakuisisinya senilai hampir US$1 miliar (Rp 14,4 triliun) pada bulan Desember. Perusahaan akan memindahkan penggunanya ke versi terbaru dari pesaing lokalnya, TikTok.
Musical.ly, yang dirilis pada tahun 2014, dan TikTok, yang diluncurkan pada tahun 2016, keduanya memungkinkan pengguna untuk membuat dan membagi video pendek berisi kegiatan bernyanyi dan menari dengan diiringi lagu-lagu terkenal, dengan banyak filter efek khusus.
[Gambas:Video CNBC]
Meskipun kedua aplikasi itu sama-sama dikembangkan di China, namun Musical.ly lebih populer di kalangan remaja Amerika dan Eropa, sementara TikTok terkenal di kalangan pemuda Asia, termasuk Indonesia.
"Musical.ly dan TikTok saat ini beroperasi di geografi komplementer tanpa banyak tumpang tindih dan karena kedua platform terus berkembang pesat maka sekarang adalah waktu untuk menyatukan mereka," kata Stefan Heinrich, kepala pemasaran global di TikTok, dalam sebuah email kepada Reuters.
Dia mengatakan mereka merangkul merek TikTok karena "lebih mencerminkan luasnya konten yang dibuat di platform kami yang lebih dari sekadar musik untuk komedi, seni pertunjukan, dan banyak lagi."
"Mendukung satu platform akan memungkinkan kami memperluas kehadiran di pasar dengan lebih cepat dan mudah, membangun tim lokal untuk mendukung setiap pasar," tambahnya, dilansir dari Reuters.
Musical.ly baru-baru ini mencapai 100 juta pengguna aktif bulanan, menurut perusahaan. TikTok mengumumkan 500 juta pengguna aktif bulanan pada bulan Juni.
Bytedance telah mendukung keberhasilan aplikasi agregasi berita Toutiao menjadi salah satu startup paling berharga di sektor teknologi teratraktif China.
Tetapi perusahaan telah menghadapi pengawasan yang ketat dari sensor internet China, di mana Toutiao sementara ini menutup toko aplikasi untuk pembersihan pada bulan April sementara aplikasi lelucon terpisah ditutup secara permanen.
TikTok sempat diblokir untuk sementara waktu di Indonesia karena berisi konten yang tidak pantas. Perusahaan mengembangkan aplikasi terpisah untuk China, yang dikenal sebagai Douyin.
Alex Zhu, co-founder Musical.ly dan wakil presiden senior TikTok, dalam sebuah siaran pers mengatakan: "Menggabungkan Musical.ly dan TikTok adalah hal yang seharusnya dilakukan, mengingat misi bersama dari kedua platform itu, yaitu untuk menciptakan sebuah komunitas di mana setiap orang dapat menjadi seorang pencipta."
Aplikasi baru ini akan memungkinkan pengguna mengakses konten dari negara-negara baru dan opsi tampilan yang hanya tersedia di salah satu aplikasi, kata perusahaan itu dalam rilisnya. Di antara fitur-fitur baru yang tersedia adalah peringatan ketika pengguna telah menghabiskan lebih dari dua jam pada aplikasi, yang mirip dengan opsi yang diperkenalkan raksasa media sosial Facebook pada hari Rabu.
Perusahaan itu mengatakan akun dan konten pengguna yang sudah ada akan dipindahkan "ke aplikasi TikTok baru," yang diharapkan akan tersedia si toko aplikasi pada Rabu malam.
Bytedance pada bulan November mengatakan bahwa mengakuisisi Musical.ly akan membantu para pengguna dan pengiklan memasuki pasar baru.
Bulan lalu, Musical.ly menutup Live.ly, aplikasi streaming langsung yang dikembangkannya sebelum diakuisisi oleh Bytedance. Perusahaan itu memberi tahu para pengguna untuk mencoba LiveMe, aplikasi pesaing di mana Bytedance adalah investornya.
(prm) Next Article Hati-hati, Tiktok Disusupi ISIS
Musical.ly, yang dirilis pada tahun 2014, dan TikTok, yang diluncurkan pada tahun 2016, keduanya memungkinkan pengguna untuk membuat dan membagi video pendek berisi kegiatan bernyanyi dan menari dengan diiringi lagu-lagu terkenal, dengan banyak filter efek khusus.
[Gambas:Video CNBC]
Meskipun kedua aplikasi itu sama-sama dikembangkan di China, namun Musical.ly lebih populer di kalangan remaja Amerika dan Eropa, sementara TikTok terkenal di kalangan pemuda Asia, termasuk Indonesia.
Dia mengatakan mereka merangkul merek TikTok karena "lebih mencerminkan luasnya konten yang dibuat di platform kami yang lebih dari sekadar musik untuk komedi, seni pertunjukan, dan banyak lagi."
"Mendukung satu platform akan memungkinkan kami memperluas kehadiran di pasar dengan lebih cepat dan mudah, membangun tim lokal untuk mendukung setiap pasar," tambahnya, dilansir dari Reuters.
Musical.ly baru-baru ini mencapai 100 juta pengguna aktif bulanan, menurut perusahaan. TikTok mengumumkan 500 juta pengguna aktif bulanan pada bulan Juni.
Bytedance telah mendukung keberhasilan aplikasi agregasi berita Toutiao menjadi salah satu startup paling berharga di sektor teknologi teratraktif China.
Tetapi perusahaan telah menghadapi pengawasan yang ketat dari sensor internet China, di mana Toutiao sementara ini menutup toko aplikasi untuk pembersihan pada bulan April sementara aplikasi lelucon terpisah ditutup secara permanen.
TikTok sempat diblokir untuk sementara waktu di Indonesia karena berisi konten yang tidak pantas. Perusahaan mengembangkan aplikasi terpisah untuk China, yang dikenal sebagai Douyin.
Alex Zhu, co-founder Musical.ly dan wakil presiden senior TikTok, dalam sebuah siaran pers mengatakan: "Menggabungkan Musical.ly dan TikTok adalah hal yang seharusnya dilakukan, mengingat misi bersama dari kedua platform itu, yaitu untuk menciptakan sebuah komunitas di mana setiap orang dapat menjadi seorang pencipta."
Aplikasi baru ini akan memungkinkan pengguna mengakses konten dari negara-negara baru dan opsi tampilan yang hanya tersedia di salah satu aplikasi, kata perusahaan itu dalam rilisnya. Di antara fitur-fitur baru yang tersedia adalah peringatan ketika pengguna telah menghabiskan lebih dari dua jam pada aplikasi, yang mirip dengan opsi yang diperkenalkan raksasa media sosial Facebook pada hari Rabu.
Perusahaan itu mengatakan akun dan konten pengguna yang sudah ada akan dipindahkan "ke aplikasi TikTok baru," yang diharapkan akan tersedia si toko aplikasi pada Rabu malam.
Bytedance pada bulan November mengatakan bahwa mengakuisisi Musical.ly akan membantu para pengguna dan pengiklan memasuki pasar baru.
Bulan lalu, Musical.ly menutup Live.ly, aplikasi streaming langsung yang dikembangkannya sebelum diakuisisi oleh Bytedance. Perusahaan itu memberi tahu para pengguna untuk mencoba LiveMe, aplikasi pesaing di mana Bytedance adalah investornya.
(prm) Next Article Hati-hati, Tiktok Disusupi ISIS
Most Popular