Cerita Sebastian Togelang, Kelola Rp 3 T di 35 Fintech

Arys Aditya, CNBC Indonesia
14 July 2018 08:00
Foto: CNBC Indonesia/Arys Aditya
Jakarta, CNBC Indonesia - Di sela Indonesia Fintech Fair 2018, Jumat (13/7/2018), hadir sejumlah tokoh financial technology (Fintech), salah satunya adalah Sebastian Togelang.

Bagi pelaku fintech, nama Sebastian sudah tidak asing. Ketua Asosiasi Fintech (Aftech) Ajisatria Suleiman bahkan menyebut Sebastian sebagai 'one of the earliest investor' di perusahaan rintisan Indonesia yang bergerak di fintech.

"Ketika yang lain belum berpikir untuk masuk [berinvestasi] di fintech, Sebastian sudah masuk. Mungkin sekarang dia sudah tinggal menikmati," kata Ajisatria di sela gelaran IFF.

Di bawah bendera Kejora Ventures, Sebastian menjelma menjadi venture-capitalist. Ia menyatakan telah mengelola dana hingga US$ 200 juta atau setara hampir Rp 3 triliun untuk 35 perusahaan fintech.

"Kami mulai tahun 2014, waktu itu namanya belum disebut fintech, masih disebut layanan finansial digital," kata Sebastian kepada CNBC Indonesia.

Pria yang besar di Jerman ini menyebut nalurinya sebagai entrepreneur yang membawa ia bergerak menjadi seperti sekarang. Pada 2014, tuturnya, belum banyak yang masuk dan mempercayakan modal kepada pelaku fintech.

Ada dua hal yang membuat yakin Sebastian bahwa industri fintech akan terus maju.

"Secara naluriah, kami membaca ketika e-commerce maju, dalam waktu singkat maka fintech ini akan maju. Karena yang dibutuhkan pertama oleh e-commerce adalah payment. Tanpa fintech, e-commerce tidak akan maju pesat," paparnya.

Kedua, kenaikan populasi kelas menengah Indonesia. Dia mengatakan, kelas menengah punya kecenderungan untuk berbelanja melalui e-commerce dan menyukai pembayaran digital karena lebih efisien.

"Kelas menengah butuh uang untuk bayar dan pinjam ketika belanja e-commerce, tentu ini juga akan mendorong fintech. Kami mulai analisa, ternyata bisa. Dan kami masuk. Ternyata momennya tidak salah."

Sebastian menyatakan sangat optimis terhadap perkembangan fintech. Sebab dari analisisnya, porsi fintech baru meraup 1%-2% dari kue pembiayaan nasional yang didominasi perbankan, yang kini berkisar Rp 4.500 triliun.

"Sekarang saya bisa bilang Kejora bisa invest berpuluh-puluh juta dolar AS untuk satu perusahaan. Ke depan, kami akan terus dorong dan masuk," ungkapnya.



(dru) Next Article Transparansi Wajib Hukumnya untuk Perusahaan Fintech

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular