
Internasional
Petinggi Alibaba Bicara Soal Perang Dagang AS Vs China
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
01 May 2018 07:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman perang dagang antara AS dan China justru memberikan peluang ekspor bagi negara yang dipimpin oleh Donald Trump tersebut. Pasalnya, perang dagang terjadi saat negara Tirai Bambu itu tengah 'menikmati' pergeseran di segmentasi ekonominya.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Executive Vice Chairman Alibaba Joseph Tsai dalam acara CNBC 'Closing Bell' seperti dilansir, Selasa (1/5/2018).
"Perang dagang datang pada saat yang sangat ironis," kata Tsai.
"Sekarang ada 300 juta konsumen China yang menuntut dan ingin membeli dari seluruh dunia. Jadi ada peluang besar bagi produsen dari AS dan Eropa untuk menjualnya ke China, dan mengakses basis konsumen besar ini," imbuh Tsai lebih jauh.
Tsai yang merupakan salah satu Pendiri Toko Online Alibaba memperingatkan bisnis yang dilakukan AS telah menyakiti banyak sektor terutama soal kebuntuan tarif.
"Ini sudah terjadi, dan itu akibat AS mengenakan tarif kepada produk China. China tak bisa memilih selain membalasnya," tutur Tsai.
Namun Tsai mengatakan, Alibaba sendiri tidak banyak terpengaruh akibat tarif yang ditetapkan AS dan berfikir akan baik-baik saja ke depan.
"Dalam jangka panjang, itu tak membahayakan apapun. Kami ingin mengakses bisnis kecil di AS dan bahkan jika ada beberapa tarif pada beberapa item yang kena maka masih ada banyak kategori lain yang bisa dijadikan peluang," papar Tsai.
(dru) Next Article Setelah TikTok, Trump Mau Larang Alibaba Dkk Beroperasi di AS
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Executive Vice Chairman Alibaba Joseph Tsai dalam acara CNBC 'Closing Bell' seperti dilansir, Selasa (1/5/2018).
"Perang dagang datang pada saat yang sangat ironis," kata Tsai.
Tsai yang merupakan salah satu Pendiri Toko Online Alibaba memperingatkan bisnis yang dilakukan AS telah menyakiti banyak sektor terutama soal kebuntuan tarif.
"Ini sudah terjadi, dan itu akibat AS mengenakan tarif kepada produk China. China tak bisa memilih selain membalasnya," tutur Tsai.
Namun Tsai mengatakan, Alibaba sendiri tidak banyak terpengaruh akibat tarif yang ditetapkan AS dan berfikir akan baik-baik saja ke depan.
"Dalam jangka panjang, itu tak membahayakan apapun. Kami ingin mengakses bisnis kecil di AS dan bahkan jika ada beberapa tarif pada beberapa item yang kena maka masih ada banyak kategori lain yang bisa dijadikan peluang," papar Tsai.
(dru) Next Article Setelah TikTok, Trump Mau Larang Alibaba Dkk Beroperasi di AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular