
Perkembangan Teknologi
Kuasai Pasar, Perusahaan Jepang Kembangkan Taksi Online
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 April 2018 21:28

Nissan Motor dan perusahaan game online DeNA telah melakukan uji coba terhadapa taksi tanpa pengemudi jenis Nissan Leaf di jalanan di kota Yokohama. Kendaraan yang diberi nama The Easy Ride tersebut menempuh sebuah rute sejauh 4,5 km di sekitar kantor pusat global perusahaan tersebut.
Perusahaan pembuat mobil mengatakan telah mendapat tanggapan yang positif dari orang-orang yang telah mencoba kendaraan otomatisnya tersebut. Faktanya, teknologi tersebut dapat menjadi sesuatu yang baru untuk Olimpiade 2020 yang diadakan di Tokyo.
"Kami berniat menyediakan layanan tersebut pada tahun 2020-an, menyediakan infrastruktur yang diperlukan, dan membantu mewujudkan beberapa janji untuk menyebarluaskan penggunaan mobilitas tanpa pengemudi di semua pasar di dunia. Utamanya, dengan peluncuran layanan Easy ride, kami melihat ada banyak manfaat yang bisa kami berikan untuk Jepang." kata Ogi Redzic, wakil presiden senior dari bidang kendaraan online dan layanan mobilitas di Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance, kepada wartawan pada bulan lalu di Yokohama.
Otomatisasi kemungkinan juga akan menjadi solusi bagi beberapa masalah terkait taksi di Tokyo, dimana rata-rata pengemudinya berusia 60-an dan semakin menua. Selain itu ada masalah lain juga.
Di Tokyo, banyak pengemudi yang membutuhkan petunjuk arah karena mereka bukan berasal dari sana. Juga, saat pelanggan ingin menggunakan layanan pada malam hari atau larut malam dan pergi ke tujuan yang penduduknya jarang, seperti di pinggiran kota, biasanya membutuhkan waktu yang sangat lama sampai pesanan diterima.
Saingan Nissan, Toyota Motor juga tengah mencoba untuk mengubah industri. Perusahaan telah bekerja sama dengan aplikasi layanan kendaraan online Jepang, JapanTaxi, dalam mengembangkan pangkalan taksi online, menyediakan sistem pendukung pengiriman kendaraan, dan menyediakan solusi data besar bagi mobilitas.
Selain menjadi perusahaan pembuat mobil terbesar di dunia saat ini, Toyota juga merupakan investor di Uber dan perusahaan ingin memperdalam bisnis penyedia layanan mobilitas dimasa mendatang.
Selain itu, aplikasi Kakao milik Korea Selatan mengatakan akan bekerja sama dengan JapanTaxi sehingga para wisatawan di Korea Selatan dapat menggunakan sekitar 600.000 taksi yang disediakan aplikasi tersebut.
"Apa yang terjadi saat ini adalah layanan kendaraan online di Jepang merupakan contoh dari bidang apa yang akan mewarnai ekonomi secara keseluruhan. Tidak ada kelangkaan inovasi di Jepang, yang ada hanya kelangkaan kebebasan untuk berinovasi. Ide yang menarik pada akhirnya mengatasi hambatan di Jepang. Jepang tidak kekurangan teknologi, insfrastruktur, modal, dan negara itu tahu bagaimana cara memperoleh segalanya." ujar Steven Bleistein, CEO dari badan konsultasi manajemen yang berbasis di Tokyo, Relansa. (roy/roy)
Perusahaan pembuat mobil mengatakan telah mendapat tanggapan yang positif dari orang-orang yang telah mencoba kendaraan otomatisnya tersebut. Faktanya, teknologi tersebut dapat menjadi sesuatu yang baru untuk Olimpiade 2020 yang diadakan di Tokyo.
"Kami berniat menyediakan layanan tersebut pada tahun 2020-an, menyediakan infrastruktur yang diperlukan, dan membantu mewujudkan beberapa janji untuk menyebarluaskan penggunaan mobilitas tanpa pengemudi di semua pasar di dunia. Utamanya, dengan peluncuran layanan Easy ride, kami melihat ada banyak manfaat yang bisa kami berikan untuk Jepang." kata Ogi Redzic, wakil presiden senior dari bidang kendaraan online dan layanan mobilitas di Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance, kepada wartawan pada bulan lalu di Yokohama.
Di Tokyo, banyak pengemudi yang membutuhkan petunjuk arah karena mereka bukan berasal dari sana. Juga, saat pelanggan ingin menggunakan layanan pada malam hari atau larut malam dan pergi ke tujuan yang penduduknya jarang, seperti di pinggiran kota, biasanya membutuhkan waktu yang sangat lama sampai pesanan diterima.
Saingan Nissan, Toyota Motor juga tengah mencoba untuk mengubah industri. Perusahaan telah bekerja sama dengan aplikasi layanan kendaraan online Jepang, JapanTaxi, dalam mengembangkan pangkalan taksi online, menyediakan sistem pendukung pengiriman kendaraan, dan menyediakan solusi data besar bagi mobilitas.
Selain menjadi perusahaan pembuat mobil terbesar di dunia saat ini, Toyota juga merupakan investor di Uber dan perusahaan ingin memperdalam bisnis penyedia layanan mobilitas dimasa mendatang.
Selain itu, aplikasi Kakao milik Korea Selatan mengatakan akan bekerja sama dengan JapanTaxi sehingga para wisatawan di Korea Selatan dapat menggunakan sekitar 600.000 taksi yang disediakan aplikasi tersebut.
"Apa yang terjadi saat ini adalah layanan kendaraan online di Jepang merupakan contoh dari bidang apa yang akan mewarnai ekonomi secara keseluruhan. Tidak ada kelangkaan inovasi di Jepang, yang ada hanya kelangkaan kebebasan untuk berinovasi. Ide yang menarik pada akhirnya mengatasi hambatan di Jepang. Jepang tidak kekurangan teknologi, insfrastruktur, modal, dan negara itu tahu bagaimana cara memperoleh segalanya." ujar Steven Bleistein, CEO dari badan konsultasi manajemen yang berbasis di Tokyo, Relansa. (roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular