
e-Commerce
Pangsa e-Commerce 2%, Perusahaan China Ekspansif di ASEAN
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
26 March 2018 19:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan-perusahaan China akan semakin agresif memasuki pasar e-commerce di wilayah Asia Tenggara, namun wilayahnya yang terpecah-pecah akan menjadi tantangan tersendiri, kata pimpinan lembaga Credit Suisse membahas tentang ekonomi Asia yang sedang berkembang.
Santitarn Sathirathai menjelaskan perusahaan-perusahaan seperti raksasa teknologi Alibaba dan perusahaan Internet, Tencent, mulai berinvestasi dan mengembangkan teknologi di wilayah tersebut. Baru pekan ini Alibaba mengumumkan menambah investasi seniai US$2 miliar di peritel online Asia Tenggara, Lazada.
Saat berbicara kepada CNBC di Konferensi Investasi Asia Credit Suisse di Hong Kong, ia mengatakan akan memulai dari pasar e-commerce di 10 negara anggota Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN).
"Hal ini akan menjadi menarik karena perubahan sedang terjadi, gelombang investasi di Alibaba, Tencent, datang secara besar-besaran, bisa jadi langkah besar ini akan memaksimalkan potensi tersembunyi di wilayah tersebut. Dari sini akan diperoleh titik penentu dimana akan terjadi ledakan aktivitas di dunia e-commerce," ujar Sathirathai.
Dilansir dari CNBC Internasional, saat ini pengembangan e-commerce di wilayah itu baru mencapai 2%.
Selain menambah modal, Sathirathai mengatakan perusahaan-perusahaan China juga menerapkan keahlian mereka di bidang teknologi dan anlisis data. Kontribusi mereka mungkin akan membantu penyelesaian dua bidang utama di Asia: Pembayaran dan Logistik.
Cara pembayaran yang digunakan di Asia Tenggara saat ini lebih banyak cash on delivery (pembayaran langsung di lokasi pengiriman), yang dianggap menghalangi pertumbuhan e-commerce.
Perusahaan-perusahaan tersebut perlu mengurus pasar yang terpecah belah di Asia terlebih dulu. 'Lokalisasi' jadi kunci untuk langkah tersebut, tambahnya.
"Hal ini akan berbeda di setiap pasarnya. Hanya karena anda berhasil di satu pasar bukan berarti anda akan berhasil mendominasi pasar lain."
Namun, dia mengatakan ada satu yang pasti, yaitu: Wilayah Asia adalah tempat untuk banyak perusahaan memperebutkan posisi di pasar tersebut.
"Kompetisi tersebut akan menjadi sangat mengerikan, dimana konsolidasi akan menjadi langkah selanjutnya yang ditempuh."
(roy/roy) Next Article Video: Ini 10 Barang Impor Dari China yang Banjiri RI
Santitarn Sathirathai menjelaskan perusahaan-perusahaan seperti raksasa teknologi Alibaba dan perusahaan Internet, Tencent, mulai berinvestasi dan mengembangkan teknologi di wilayah tersebut. Baru pekan ini Alibaba mengumumkan menambah investasi seniai US$2 miliar di peritel online Asia Tenggara, Lazada.
"Hal ini akan menjadi menarik karena perubahan sedang terjadi, gelombang investasi di Alibaba, Tencent, datang secara besar-besaran, bisa jadi langkah besar ini akan memaksimalkan potensi tersembunyi di wilayah tersebut. Dari sini akan diperoleh titik penentu dimana akan terjadi ledakan aktivitas di dunia e-commerce," ujar Sathirathai.
Dilansir dari CNBC Internasional, saat ini pengembangan e-commerce di wilayah itu baru mencapai 2%.
Selain menambah modal, Sathirathai mengatakan perusahaan-perusahaan China juga menerapkan keahlian mereka di bidang teknologi dan anlisis data. Kontribusi mereka mungkin akan membantu penyelesaian dua bidang utama di Asia: Pembayaran dan Logistik.
Cara pembayaran yang digunakan di Asia Tenggara saat ini lebih banyak cash on delivery (pembayaran langsung di lokasi pengiriman), yang dianggap menghalangi pertumbuhan e-commerce.
Perusahaan-perusahaan tersebut perlu mengurus pasar yang terpecah belah di Asia terlebih dulu. 'Lokalisasi' jadi kunci untuk langkah tersebut, tambahnya.
"Hal ini akan berbeda di setiap pasarnya. Hanya karena anda berhasil di satu pasar bukan berarti anda akan berhasil mendominasi pasar lain."
Namun, dia mengatakan ada satu yang pasti, yaitu: Wilayah Asia adalah tempat untuk banyak perusahaan memperebutkan posisi di pasar tersebut.
"Kompetisi tersebut akan menjadi sangat mengerikan, dimana konsolidasi akan menjadi langkah selanjutnya yang ditempuh."
(roy/roy) Next Article Video: Ini 10 Barang Impor Dari China yang Banjiri RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular