Perkembangan teknologi

Nintendo Masuk Lagi, Industri Game Konsol 2017 Tumbuh 18%

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 March 2018 14:10
Kemunculan Kembali Nintendo Jadikan Pasar Game Consol Capai Rekor Terbaik pada Tahun 2017
Foto: Getty Images/CNBC International
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri games kembali bergairah. Pada 2017 lalu pembelian konsol game dan layanan terkait naik pesat untuk pertama kali sejak 2011. Kenaikan ini disebabkan kembalinya Nintendo ke dunia games setelah sebelumnya sempat absen.

Berdasarkan catatan IHS Markit pada 2017 sebesar US$41 miliar atau setara Rp 561,7 triliun dihabiskan untuk belanja hardware, konten game dan layanan terkait. Angka ini naik 18% dari tahun sebelumnya dan menjadi angka tertinggi sejak 2011 dimana belanja konsumen mencapai US$46 miliar.

Belanja konten jadi porsi terbesar daam belanja games tahun lalu. Belanja konten mencapai 23,6 miliar.

Belanja hardware, secara khusus naik hingga 33% menyusul peluncuran Nintendo Switch, PlayStation 4 Pro dari Sony pada akhir tahun 2016, dan juga Xbox One X dari Microsoft, yang harganya lebih mahal dari konsol lainnya.

Langganan (subcription) bulanan maupun tahunan ke platform game seperti Xbox Live Gold dan PlayStation Plus, tumbuh 11% dari tahun sebelumnya menjadi US$3 miliar. Dengan berlangganan, pengguna dapat memainkan game gratis, juga bisa bermain secara online dengan pemain dari seluruh dunia.

Saat ini kebanyakan pengguna lebih menyukai berlangganan dan mengunduh  game, daripada membeli game dalam bentuk salinan (kaset).

"Sekarang kita sedang mendekati titik kritis. Perubahan perlaku konsumen yang lebih menyukai penjualan game penuh digital mempercepat peralihan ini. Peralihan ini menjadikan game sebagai layanan yang bisa di monetisasi," ujar Piers Harding-Rolls, kepala peneliti game di IHS seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (8/3/2018)

Kebangkitan Nintendo

Raksasa game Jepang, Nintendo, kembali bersaing pada tahun 2016. Nintendo bekerja sama sengan beberapa waralaba paling terkenal mengeluarkan game untuk ponsel dan meluncurkan Switch, yang mana sukses dipasaran.

Saham Nintendo melonjak dari 9% ke 22% pada 2017. Sedangkan saham Microsoft anjlok dari 31% ke 25% pada 2016.

"Sifat hibrida dari Switch Nintendo menjadikan game ini bisa memenuhi kebutuhan konsumen yang melakukan pembelian di berbagai wilayah, sehingga menjadikannya produk yang menarik dan relevan secara global," ujar Harding-Rolls. "Peluncuran konten Nintendo juga luar biasa pada 2017, yang bertindak sebagai katalisator adopsi konsol yang cepat."

Sony tetap menjadi vendor game konsol terbesar.

IHS memprediksi saham Nintendo di pasar konsol akan mengalahkan Microsoft tahun 2018 ini. Namun, pembelian konsumen untuk hardware, konten, serta layanan game, baik untuk Sony dan Microsoft diperkirakan menurun tahun depan, dimana konsol produksi mereka akan memasuki "tingkat akhir periode siklus kehidupan"-nya.
(roy/roy) Next Article Banyak Penggemar, Nintendo Kembali Jual Konsol Edisi Klasik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular