Cryptocurrency

Harga Bitcoin Jatuh ke Rp 118,05 Juta/Koin, Ada Apa?

Tech - Roy Franedya, CNBC Indonesia
02 February 2018 07:45
Investor khawatir akan adanya rencana pengetatan aturan Bitcoin di India dan manipulasi harga di bursa utama. Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia — Nilai Bitcoin turun di bawah US$9.000 pada perdagangan Kamis (1/2/2018). Angka US$9.000 per koin menjadi angka psikologis Bitcoin. Pasalnya, pasar berhasil menembus angka US$9.000 per koin, harga Bitcoin terus meningkat dan mencatatkan rekor nilai tertinggi sepanjang masa.

Penurunan Harga Bitcoin karena adanya kekhawatiran pengetatan aturan di India dan potensi manipulasi harga di bursa utama. Menurut Coinbase, pada pagi waktu AS, Bitcoin diperdagangkan dikisaran US$8.810 atau setara Rp 118,05 juta. Coin Base merupakan bursa perdagangan mata uang digital yang memperdagangkan uang digital utama.

Coinbase juga melaporkan adanya masalah dengan penyedia penyedia pesan singkat 2-factor authentication yang berdampak pada “sign-in pengguna,signup dan konfirmasi pada transaksi yang sensitif,” menurut pernyataan resmi Coinbase seperti dikutip CNBC.

Meski begitu penurunan harga ini tak berlanjut dalam. Harga BItcoin sudah kembali meningkat pada siang hari. Indeks harga Bitcoin di CoinDesk pada Siang pukul 15:55 sudah mencapai US$9.152 per koin.


Adapun kontrak berjangka Bitcoin di bursa CME dan Cboe untuk pengiriman bulan Februari berada dikisaran US$8.900.

Para investor Bitcoin merasa khawatir atas pernyataan Menteri Keuangan India, Arun Jaitley yang mengisyaratkan akan adanya pengetatan aturan terhadap Bitcoin Cs.

Pada Selasa (31/1/2018) New York Times melaporkan otoritas bursa berjangka Amerika Serikat Commodity Futures and Trading Commission (CFTC) tengah melakukan penyelidikan pada perusahaan Bitfinex dan Tether.


CFTC mengeluarkan surat panggilan pada 6 Desember lalu kepada perusahaan crypto Bitfinex dan Tether. Tether mengklaim koin digital mereka dijamin oleh simpanan dolar mereka, di mana 1 tether = 1 dolar. Diperkirakan ada US$ 2,3 miliar koin tether di dunia tetapi regulator menduga Tether tidak memiliki cadangan uang sebanyak itu untuk menjamin nilai koin digitalnya.

Bitfinex, perusahaan trading bitcoin terbesar,  dan Tether dipimpin oleh orang yang sama, Jan Ludovicus van der Velde. Direktur Tether Phil Potter juga adalah chief strategy officer di Bitfinex. Di akhir 2017, timbul kecurigaan bahwa ada rekayasa antara keduanya untuk meningkatkan harga bitcoin.
Artikel Selanjutnya

Berburu Perangkat Baru untuk Menambang Bitcoin Cs


(roy/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading