
Ekonomi Digital
Menko Darmin : Indonesia Belum Siap Hadapi Ekonomi Digital
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
31 January 2018 15:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak ragu menyebut, Indonesia belum siap mengahadapi perkembangan ekonomi digital yang semakin berkembang dalam beberapa tahun ke belakang.
Berbicara dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan, Darmin menjabarkan beberapa alasan yang membuat Indonesia belum terlalu siap menghadapi perkembangan ekonomi digital, dibandingkan dengan negara lain.
“Kita belum tuntas dengan upaya untuk mengubah motor penggerak pertumbuhan ekonomi kita, sudah datang lagi industri digital,” kata Darmin di Hotel Borobudur, Rabu (31/1/2018).
Pertama, dari rasio logistik terhadap produk domestik bruto (PDB) yang masih cukup tinggi yakni 24%. Disaat permasalahan logistik sudah tidak menjadi masalah bagi negara lain, Indonesia justru masih berupaya menekan ongkos logistik.
“Memasuki era digital ini terus terang pekerjaan kita lebih banyak dari yang dihadapi negara lain. Negara lain sudah siap untuk urusan angkutan, logistik, kita belum,” katanya.
Sementara yang kedua, adalah kualitas sumber daya manusia yang terbukti belum beradaptasi dengan perkembangan ekonomi digital. Apalagi, saat ini hanya sedikit kejuruan yang berhasil mencetak tenaga kerja baru di bidang ekonomi digital.
“Kalau Anda tanya ke pelaku e-commerce, persoala utama mereka apa? Dia akan bilang talent,” tegasnya.
Menurut Darmin, perkembangan ekonomi digital memang tak terhindarkan. Sementara pemerintah, perlu menelurkan kebijakan yang tidak terlalu mengekang, dinamis, serta adaptif dalam menyikapi ekonomi digital.
Hal tersebut, didasari oleh prediksi McKinsey yang memperkirakan peningkatan kontribusi aplikasi teknologi digital terhadap PDB global pada 2020 mencapai US$ 2 triliun. Adapun e-commerce di kawasan ASEAN, diperkirakan meningkat hingga US$ 88 miliar pada 2025.
(roy/roy) Next Article Live! Bisakah RI Jadi 'Macan ASEAN' di Ekonomi Digital?
Berbicara dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan, Darmin menjabarkan beberapa alasan yang membuat Indonesia belum terlalu siap menghadapi perkembangan ekonomi digital, dibandingkan dengan negara lain.
“Kita belum tuntas dengan upaya untuk mengubah motor penggerak pertumbuhan ekonomi kita, sudah datang lagi industri digital,” kata Darmin di Hotel Borobudur, Rabu (31/1/2018).
“Memasuki era digital ini terus terang pekerjaan kita lebih banyak dari yang dihadapi negara lain. Negara lain sudah siap untuk urusan angkutan, logistik, kita belum,” katanya.
Sementara yang kedua, adalah kualitas sumber daya manusia yang terbukti belum beradaptasi dengan perkembangan ekonomi digital. Apalagi, saat ini hanya sedikit kejuruan yang berhasil mencetak tenaga kerja baru di bidang ekonomi digital.
“Kalau Anda tanya ke pelaku e-commerce, persoala utama mereka apa? Dia akan bilang talent,” tegasnya.
Menurut Darmin, perkembangan ekonomi digital memang tak terhindarkan. Sementara pemerintah, perlu menelurkan kebijakan yang tidak terlalu mengekang, dinamis, serta adaptif dalam menyikapi ekonomi digital.
Hal tersebut, didasari oleh prediksi McKinsey yang memperkirakan peningkatan kontribusi aplikasi teknologi digital terhadap PDB global pada 2020 mencapai US$ 2 triliun. Adapun e-commerce di kawasan ASEAN, diperkirakan meningkat hingga US$ 88 miliar pada 2025.
(roy/roy) Next Article Live! Bisakah RI Jadi 'Macan ASEAN' di Ekonomi Digital?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular