
Fintech
CEO Jianpu: Pertumbuhan Bisnis Fintech China Baru Dimulai
Roy Franedya, CNBC Indonesia
09 January 2018 12:34

Jakarta, CNBC Indonesia – Tahun lalu jadi tahun yang penuh tantangan bagi Industri teknologi keuangan (fintech) China. Bisnis tidak mengalami pertumbuhan signifikan akibat pengetatan aturan yang dilakukan oleh regulator, namun kebijakan tersebut tidak melukai pemain lokal.
Pertumbuhan bisnis fintech di China telah berlangsung cukup cepat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut McKinsey, pada 2015 fintech peer to peer landing (P2P) hingga teknologi asuransi (insurtech) telah bernilai 12 triliun yuan (US$1,8 triliun).
Tahun lalu, beberapa perusahaan fintech China, termasuk Qudian, PPDai, Hexindai dan Jianpu, meluncurkan penawaran umum perdana di Amerika Serikat.
Co-founder dan CEO Jianpu Technology, David Ye mengatakan meski persaingan meningkat tetapi pasar fintech China belum penuh sesak. “Pasarnya sangat besar, pertumbuhan bisnis baru di mulai,” ujarnya seperti dikutip CNBC.com di sela acara Morgan Stanley China Technology, Media & Telecoms Conference di Beijing.
"Di China, kami memiliki hampir 9.000 perusahaan keuangan mikro, kami memiliki hampir 2.000 perusahaan peer-to-peer. Hanya empat di antaranya terdaftar … Hanya ada sedikit air di samudera biru besar," katanya.
Jianpu merupakan platform rekomendasi produk keuangan, terdaftar pada November tahun lalu di New York Stock Exchange. Platform Ini menghubungkan sekitar 95 juta pengguna aktif bulanan dengan 2.500 penyedia layanan keuangan, menurut David.
Tahun lalu, otoritas China memperketat peraturan pinjaman konsumen online sebagai bagian dari keinginan pemerintah mengurangi resiko keuangan. Pemerintah China melihat kenaikan pinjaman konsumer yang cepat bisa mempengaruhi ekonomi China. Kebijakan ini ditakutkan jadi kemunduran bagi fintech China yang berharap menjual saham di AS.
(roy) Next Article China Disarankan Batasi Kerja Sama Fintech & Bank, Kenapa?
Pertumbuhan bisnis fintech di China telah berlangsung cukup cepat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut McKinsey, pada 2015 fintech peer to peer landing (P2P) hingga teknologi asuransi (insurtech) telah bernilai 12 triliun yuan (US$1,8 triliun).
Tahun lalu, beberapa perusahaan fintech China, termasuk Qudian, PPDai, Hexindai dan Jianpu, meluncurkan penawaran umum perdana di Amerika Serikat.
"Di China, kami memiliki hampir 9.000 perusahaan keuangan mikro, kami memiliki hampir 2.000 perusahaan peer-to-peer. Hanya empat di antaranya terdaftar … Hanya ada sedikit air di samudera biru besar," katanya.
Jianpu merupakan platform rekomendasi produk keuangan, terdaftar pada November tahun lalu di New York Stock Exchange. Platform Ini menghubungkan sekitar 95 juta pengguna aktif bulanan dengan 2.500 penyedia layanan keuangan, menurut David.
Tahun lalu, otoritas China memperketat peraturan pinjaman konsumen online sebagai bagian dari keinginan pemerintah mengurangi resiko keuangan. Pemerintah China melihat kenaikan pinjaman konsumer yang cepat bisa mempengaruhi ekonomi China. Kebijakan ini ditakutkan jadi kemunduran bagi fintech China yang berharap menjual saham di AS.
(roy) Next Article China Disarankan Batasi Kerja Sama Fintech & Bank, Kenapa?
Most Popular