Seminggu Tertekan, Harga Koin Dinar Akhirnya Melesat 1,5%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 December 2020 18:30
Ancient gold coins are displayed in Caesarea, north of Tel Aviv along the Mediterranean coast February 18, 2015. REUTERS/Nir Elias
Foto: Koin Dinar (REUTERS/Nir Elias)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga koin emas dinar produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. akhirnya melesat naik pada perdagangan Rabu (2/11/2020) setelah tertekan sejak pekan lalu. Harga emas dunia yang menguat tajam Selasa kemarin mengerek harga logam mulia di dalam negeri.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, koin 1 dinar dengan kemurnian 99,99 gram hari ini dibanderol Rp 3.884.500, melesat 1,56%. Koin 1 dinar dengan kemurnian 91,7% juga melesat 1,56% ke 3.573,754. Koin 1 dinar memiliki berat 4,25 gram.

Selain itu, koin dirham yang berbahan dasar perak menguat lebih tinggi lagi. Koin 1 dirham melesat 2,01% ke Rp 90.808. Koin 1 dirham ini memiliki berat 2,975 gram.

PT Antam menjual koin dinar dengan kemurnian 91,7% mulai dari pecahan 1/4 dinar hingga 4 dinar, sementara kemurnian 99,99% mulai pecahan 1/4 dinar hingga 2 dinar. Selain itu PT Antam juga menjual koin dirham yang berbahan dasar perak dengan kemurnian 99,95% pecahan 1 dan 2 dirham.

Koin dinar dan dirham dapat digunakan untuk pembayaran zakat, alat investasi atau simpanan, serta menjadi mahar.

Harga emas dunia kemarin melesat 2,13% ke US$ 1.814,86/troy ons. Meski demikian para analis saat ini mulai merubah proyeksi harga emas di masa yang akan datang.
Sebelumnya, nyaris semua analis memprediksi emas akan terus bergerak naik (bullish) dan memecahkan rekor termahal lagi. Kini ada yang memberikan outlook netral, ada juga yang masih bullish tetapi target harganya di pangkas.

Kevin Grady, Presiden Phoenix Futures and Option LLC, menjadi salah satu analis yang memprediksi emas masih akan kembali menguat. 

"Saya tidak setuju penguatan tajam emas yang terjadi di tahun ini akibat pandemi. Menurut saya emas menguat karena respon (pemerintah dan bank sentral) terhadap pandemi. Paket stimulus, devaluasi dolar AS, suku bunga rendah, hal itulah yang membawa emas mencetak rekor tertinggi (di bulan Agustus). Saya pikir faktor-faktor itu masih ada hingga saat ini," kata Grady sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (27/11/2020).

Dolar AS hari ini kembali melemah, tercermin dari penurunan indeksnya yang masih berada di dekat level terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir. Melansir data Refinitiv, indeks dolar AS turun 0,61% ke 91,313 dan berada di level terendah sejak April 2018.

Meski masih diprediksi kembali menguat, tetapi Grady kini tidak lagi melihat harga emas akan kembali ke atas US$ 2.000/troy ons di penghujung tahun ini. Grady menyatakan emas akan mengakhiri tahun 2020 di bawah US$ 1.900/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2021 Baru Sepekan, Harga Koin Dinar Sudah Merosot 1,4%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular