
Nyungsep! Harga Koin Emas Dinar 99,99% Turun Rp 68.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga koin emas dinar produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, nyungsep pada perdagangan Selasa (24/11/2020), mengikuti harga emas dunia dan logam mulia lainnya di dalam negeri.
PT Antam menjual koin dinar dengan kemurnian 91,7% mulai dari pecahan 1/4 dinar hingga 4 dinar, sementara kemurnian 99,99% mulai pecahan 1/4 dinar hingga 2 dinar. Selain itu PT Antam juga menjual koin dirham yang berbahan dasar perak dengan kemurnian 99,95% pecahan 1 dan 2 dirham.
Koin dinar dan dirham dapat digunakan untuk pembayaran zakat, alat investasi atau simpanan, serta menjadi mahar.
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, koin 1 dinar dengan kemurnian 91,7% hari ini merosot 1,7% dibandingkan harga awal pekan kemarin ke Rp 3.608.757. Sementara koin 1 dinar dengan kemurnian 99,99% juga ambrol 1,7% atau Rp 68.000 menjadi Rp 3.922.750.
1 koin dinar memiliki berat 4,25 gram.
Sementara koin 1 dirham hari ini turun 0,98% ke Rp 90.213. Koin 1 dirham ini memiliki berat 2,975 gram.
Harga emas dunia kemarin merosot 1,85% ke US$ 1.835,85/troy ons, tertekan akibat perkembangan vaksin virus corona serta data ekonomi AS yang apik.
Setelah perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer dan Moderna, yang mengklaim vaksi buatanya mereka efektif mengatasi virus corona hingga lebih dari 90%, kini giliaran perusahaan farmasi asal Inggris AstraZeneca yang melaporkan vaksin buatanya efektif sekitar 90% tanpa menimbulkan efek samping yang serius.
Semakin banyak vaksin yang diklaim berhasil mengatasi virus corona tentunya membuat hidup akan normal kembali lebih cepat. Alhasil, daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven) meredup.
Selain itu data ekonomi dari AS juga menunjukkan kejutan. Ekspansi sektor manufaktur justru semakin meningkat meski Negeri Paman Sam sedang mengalami lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19).
Markit melaporkan, purchasing managers' index (PMI) manufaktur di bulan ini melesat ke 56,7 dari bulan sebelumnya 53,4.
PMI manufaktur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atasnya berarti ekspansi, sementara di bawah 50 artinya kontraksi.
Ekspansi sektor manufaktur AS yang mengejutkan, serta perkembangan vaksin virus corona membuat kemungkinan gelontoran stimulus fiskal tidak akan sebesar ekspektasi sebelumnya.
Stimulus fiskal merupakan salah satu "bahan bakar" emas untuk menguat, jika nilainya kecil tentunya logam mulia ini menjadi kurang bertenaga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2021 Baru Sepekan, Harga Koin Dinar Sudah Merosot 1,4%