Peminat Lelang Obligasi Syariah Turun, Kenapa Ya?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 August 2020 15:18
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah hari ini melelang lima obligasi syariah alias sukuk. Penawaran yang masuk adalah Rp 39,77 triliun, dan pemerintah mengambil Rp 11 triliun.

Mengutip keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Selasa (4/8/2020), berikut rincian Surat Berharga Syariah Negara yang dilelang:

  1. SPN-S05022021. Tenor enam bulan, imbalan diskonto.
  2. PBS-027. Tenor tiga tahun, imbalan 6,5%.
  3. PBS-026. Tenor empat tahun, imbalan 6,625%.
  4. PBS-025. Tenor 13 tahun, imbalan 8,375%.
  5. PBS-028. Tenor 26 tahun, imbalan 7,75%.

Target indikatif dalam lelang ini adalah Rp 8 triliun. Artinya, pemerintah berhasil menyerap dana melebihi target.

Berikut adalah rincian hasil lelang SBSN hari ini:

  1. SPN-S05022021. Penawaran yang masuk Rp 1,515 triliun, dimenangkan Rp 0,95 triliun, imbalan rata-rata tertimbang 3,48411%.
  2. PBS-027. Penawaran yang masuk Rp 12,625 triliun, dimenangkan Rp 2,65 triliun, imbalan rata-rata tertimbang 5,1394%.
  3. PBS-026. Penawaran yang masuk Rp 9,5125 triliun, dimenangkan Rp 2,4 triliun, imbalan rata-rata tertimbang 5,8125%.
  4. PBS-025. Penawaran yang masuk 6,427 triliun, tidak ada yang dimenangkan.
  5. PBS-028. Penawaran yang masuk Rp 9,6766 triliun, dimenangkan Rp 5 triliun, imbalan rata-rata tertimbang 7,71614%.

Dalam lelang SBSN sebelumnya, penawaran yang masuk tercatat Rp 40,2 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan Rp 11 triliun, lebih tinggi dibandingkan target indikatif Rp 8 triliun. Jadi, terjadi penurunan permintaan dalam lelang hari ini.

Pelaku pasar sedang memasang mode wait and see karena besok Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data output ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2020. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan nilai median perubahan PDB sebesar -4,53% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Kalau sampai terwujud, maka akan menjadi catatan terburuk sejak 2009. Kala itu, Indonesia sedang mencoba bangkit dari terpaan krisis keuangan Asia alias krisis moneter alias krismon.

Sementara konsensus pasar yang dihimpun Reuters menghasilkan proyeksi -4,61%. Intinya, konsensus pasar yang terbentuk menunjukkan kontraksi yang lebih dalam ketimbang proyeksi pemerintah yaitu -4,3%.

Jadi meski kontraksi atau pertumbuhan negatif sudah masuk hitungan, tetapi ada risiko untuk lebih dalam dari perkiraan. Ini yang membuat investor, terutama asing, agak grogi untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia, termasuk dalam lelang obligasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular