Wapres: RI Hanya Konsumen & Tukang Stempel Produk Halal Impor

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
13 December 2019 13:47
Demikian dikatakan Kiai Ma'ruf menghadiri pelantikan pengurus IAEI di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Foto: Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam acara pelantikan pengurus DPP IAEI 2019-2023 di kantor pusat DJP, Jakarta, Jumat (13/12/2019) (Dokumentasi KLI Kemenkeu)
Jakarta, CNBC IndonesiaWakil Presiden KH Ma'ruf Amin menghadiri pelantikan pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (13/12/2019). Dalam kesempatan itu, Kiai Ma'ruf menyinggung perkembangan industri halal.

Ia menjelaskan, sepanjang tahun lalu, Indonesia telah membelanjakan US$ 214 miliar untuk produk halal atau 10% pangsa produk halal dunia. Dengan angka tersebut, Indonesia menjadi negara yang paling besar dalam hal belanja produk-produk halal itu dibandingkan negara-negara mayoritas muslim lainnya.

"Sayangnya, Indonesia hanya menjadi konsumen dan "tukang stempel" untuk produk halal yang diimpor," kata Kiai Ma'ruf.
Wapres: RI Hanya Konsumen & Tukang Stempel Produk Halal ImporFoto: Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam acara pelantikan pengurus DPP IAEI 2019-2023 (Dok. Humas Kemenkeu)


Padahal, lanjut dia, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya dapat menjadi produsen produk halal untuk kebutuhan pasar domestik. Bahkan, menurut Kiai Ma'ruf, Indonesia dapat menjadi eksportir produk-produk halal untuk pasar halal dunia.

Berdasarkan pidato Kiai Ma'ruf, kontribusi Indonesia di pasar halal dunia juga masih sangat kecil. Ekspor produk halal RI baru berkisar 3,8% dari total pasar halal dunia yang mencapai US$ 2,1 triliun dolar pada tahun 2017.

Berdasarkan laporan Global Islamic Economic Report tahun 2019, Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan Brazil yang merupakan eksportir produk halal nomor satu di dunia dengan nilai US$ 5,5 miliar US Dollar yang disusul oleh Australia dengan nilai US$ 2,4 miliar.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Wapres Mau Perluas Wewenang Komite Nasional Keuangan Syariah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular