
Ekonomi Syariah, Wapres Ingin RI Kalahkan Mesir & Malaysia
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
13 November 2019 13:50

Jakarta, Indonesia - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bahwa pangsa pasar syariah di Indonesia masih minim, meskipun memiliki penduduk muslim terbesar di dunia.
Lebih lanjut, Ma'ruf menjelaskan bahwa pangsa pasar keuangan syariah, secara keseluruhan, baik dari perbankan dan asuransi syariah baru mencapai 8,6%. Bahkan khusus perbankan syariah, pangsa pasarnya baru 5,6%.
"Kita ingin mengejar negara penduduk mayoritas Islam lain yang sudah lebih maju seperti Mesir, yang pangsa pasar keuangan syariahnya 9,5%, Pakistan 10,4% dan Malaysia 28,2%," ujar Ma'ruf ketika membuka acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di JCC, Rabu (13/11/2019).
Kendati demikian, Ma'ruf mengatakan bahwa untuk bisa meningkatkan pangsa pasar keuangan syariah di Indonesia, tidak bisa dilakukan dengan cara membenturkan dengan kemajuan ekonomi dan keuangan konvesional.
Sehingga, lanjut Ma'ruf antara ekonomi dan keuangan syariah dan konvesional harus dilakukan dengan bersama-sama.
"Perkembangan ekonomi syariah dan konvensional harus saling sinergi. Upaya pengembangan harus dilakukan secara sistematis dan bertahap," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf pun mengatakan, kegiatan ekonomi berbasis umat atau syariah di Indonesia masih tertinggal. Padahal, dengan keterlibatan umat yang lebih besar, menurutnya bisa meningkatkan kemampuan ekonomi kelompok masyarakat lapisan terbawah.
"Sehingga bisa mengurangi kesenjangan ekonomi di negara kita," ujar dia.
(dob/dob) Next Article Perbankan Syariah, Wapres: Lembaga Banyak, Penumpang Kurang
Lebih lanjut, Ma'ruf menjelaskan bahwa pangsa pasar keuangan syariah, secara keseluruhan, baik dari perbankan dan asuransi syariah baru mencapai 8,6%. Bahkan khusus perbankan syariah, pangsa pasarnya baru 5,6%.
"Kita ingin mengejar negara penduduk mayoritas Islam lain yang sudah lebih maju seperti Mesir, yang pangsa pasar keuangan syariahnya 9,5%, Pakistan 10,4% dan Malaysia 28,2%," ujar Ma'ruf ketika membuka acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di JCC, Rabu (13/11/2019).
Sehingga, lanjut Ma'ruf antara ekonomi dan keuangan syariah dan konvesional harus dilakukan dengan bersama-sama.
"Perkembangan ekonomi syariah dan konvensional harus saling sinergi. Upaya pengembangan harus dilakukan secara sistematis dan bertahap," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf pun mengatakan, kegiatan ekonomi berbasis umat atau syariah di Indonesia masih tertinggal. Padahal, dengan keterlibatan umat yang lebih besar, menurutnya bisa meningkatkan kemampuan ekonomi kelompok masyarakat lapisan terbawah.
"Sehingga bisa mengurangi kesenjangan ekonomi di negara kita," ujar dia.
(dob/dob) Next Article Perbankan Syariah, Wapres: Lembaga Banyak, Penumpang Kurang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular