
Negara Muslim Terbesar, RI Cuma Jadi Pasar Produk Syariah
Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
24 August 2019 08:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyayangkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar hanya menjadi pasar untuk produk syariah. Hal tersebut disampaikannya saat membuka Muktamar IV Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI) di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Dalam sambutannya,DarminNasution memaparkan potensi besar ekonomi Syariah secara global. Menyadur salah satu penelitian,Darmin menyebut aset ekonomi Islam pada 2018 tumbuh 11% menjadi US$ 2
,4 Triliun dengan jumlah penduduk Muslim mencapai 1,8 milyar jiwa.
Sayangnya, potensi besar tersebut kurang dimanfaatkan oleh Indonesia. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia hanya menempati peringkat ke-10 dunia. Ini dihubungkan juga dengan peran Indonesia yang lebih dominan sebagai konsumsen ketimbang produsen.
"Menurut the global economic report, 2018-2019 ekonomi Syariah Indonesia baru menduduki peringkat 10 dunia. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, alih-alih menempati tempat tertinggi, malah menjadi konsumen terbesar di dunia untuk produk halal," katanya.
Ia menekankan ada potensi yang dapat diambil Indonesia untuk menjadi pemain industri berbasis syariah atau berproduk halal. Caranya, pelaku usaha harus lebih berperan banyak dalam mengembangkan sektor riil dan membangun ekositem.
Ia mencontohkan sektor-sektor ekonomi Syariah yang cukup bersaing di antaranya wisata halal. Indonesia menempati peringkat 4 dunia untuk sektor ini.
"Untuk Indonesia halal travel, kita peringkatnya 4. Kemudian ada Islamic fashion kemudian islamic finances. Sektor tersebut sangat potensial dikembangikan untuk industri nasional," ucapnya.
(hps) Next Article Titah Ma'ruf Amin: RI Harus Jadi Pemain Global Industri Halal
Dalam sambutannya,DarminNasution memaparkan potensi besar ekonomi Syariah secara global. Menyadur salah satu penelitian,Darmin menyebut aset ekonomi Islam pada 2018 tumbuh 11% menjadi US$ 2
Sayangnya, potensi besar tersebut kurang dimanfaatkan oleh Indonesia. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia hanya menempati peringkat ke-10 dunia. Ini dihubungkan juga dengan peran Indonesia yang lebih dominan sebagai konsumsen ketimbang produsen.
Ia menekankan ada potensi yang dapat diambil Indonesia untuk menjadi pemain industri berbasis syariah atau berproduk halal. Caranya, pelaku usaha harus lebih berperan banyak dalam mengembangkan sektor riil dan membangun ekositem.
Ia mencontohkan sektor-sektor ekonomi Syariah yang cukup bersaing di antaranya wisata halal. Indonesia menempati peringkat 4 dunia untuk sektor ini.
"Untuk Indonesia halal travel, kita peringkatnya 4. Kemudian ada Islamic fashion kemudian islamic finances. Sektor tersebut sangat potensial dikembangikan untuk industri nasional," ucapnya.
(hps) Next Article Titah Ma'ruf Amin: RI Harus Jadi Pemain Global Industri Halal
Most Popular