Pemerintah Tarik Utang Syariah Rp 6,35 T, Tak Capai Target

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 April 2018 18:17
Lelang sukuk hari ini agak kurang semarak.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melelang tujuh seri obligasi syariah (sukuk) pada hari ini. Namun sepertinya lelang berlangsung kurang semarak. 

Mengutip siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Selasa (17/4/2018), berikut rincian sukuk yang dilelang:
  • SPNS04102018 (tenor 6 bulan), penawaran yang masuk Rp 4,31 triliun.
  • PBS016 (tenor 2 tahun), penawaran yang masuk Rp 2,73 triliun.
  • PBS002 (tenor 4 tahun), penawaran yang masuk Rp 0,84 triliun.
  • PBS017 (tenor 7 tahun), penawaran yang masuk Rp 0,02 triliun.
  • PBS012 (tenor 13 tahun), penawaran yang masuk Rp 0,5 triliun.
  • PBS004 (tenor 19 tahun), penawaran yang masuk Rp 0,53 triliun.
  • PBS015 (tenor 29 tahun), penawaran yang masuk Rp 1,24 triliun. 
Total penawaran yang masuk adalah Rp 10,19 triliun. Jumlah ini di bawah lelang sebelumnya yang berhasil menarik minat Rp 11,19 triliun. 

Dari penawaran tersebut, pemerintah mengambil Rp 6,35 triliun. Tidak mencapai target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp 8 triliun. 

Ini merupakan kali ketiga lelang sukuk tidak mencapai target. Pada lelang 6 Maret, pemerintah hanya menyerap Rp 5,09 triliun dari target indikatif Rp 8 triliun. Kemudian pada 3 April, pemerintah hanya menyerap Rp 6,79 triliun dari target indikatif Rp 8 triliun. 

Berikut adalah rincian hasil lelang sukuk hari ini:
  • SPNS04102018 dimenangkan Rp 2,1 triliun, imbal hasil (yield) rata-rata 4,32%.
  • PBS016 dimenangkan Rp 2,71 triliun, yield 6,13%.
  • PBS002 dimenangkan Rp 0,6 triliun, yield 6,45%.
  • PBS017 tidak ada yang dimenangkan.
  • PBS012 dimenangkan Rp 0,41 triliun, yield 7,45%.
  • PBS004 dimenangkan Rp 0,53 triliun, yield 7,65%.
  • PBS015 tidak ada yang dimenangkan. 
Lelang hari ini mungkin dilaksanakan pada saat yang kurang tepat. Minimnya sentimen negatif di pasar keuangan membuat investor berani mengambil risiko (risk on). Akibatnya instrumen yang relatif aman seperti obligasi dan emas sedang tidak masuk dalam radar pelaku pasar. 

Sentimen konflik Suriah yang mereda membuat bursa saham seakan melaju tanpa hambatan berarti. Pelaku pasar menilai kemungkinan untuk serangan lanjutan maupun aksi balasan dari Suriah dan pembelanya relatif kecil. Apalagi setelah bombardir akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengirim cuitan di Twitter bahwa "misi telah selesai". 

Sebelum ada perkembangan baru, sepertinya pelaku pasar menilai isu Suriah sudah selesai. Oleh karena itu, investor kembali meminati instrumen berisiko dan meninggalkan aset-aset aman (safe heaven).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Pemerintah Lelang Surat Utang Syariah Pekan Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular