MARKET DATA
Big Stories 2025

Huru-Hara di Jantung Dolar: Bank Paling Sakti Sedunia Terpecah Belah

mae,  CNBC Indonesia
30 December 2025 20:00
Presiden AS Donald Trump, Ketua Federal Reserve Jerome Powell, dan Senator AS Tim Scott (R-SC) mengunjungi gedung Dewan Federal Reserve, yang saat ini sedang direnovasi, di Washington, D.C., AS, 24 Juli 2025.
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (REUTERS/Leah Millis)

Nada Komunikasi yang Tidak Seragam Buat Pasar Bingung

Powell konsisten menggunakan bahasa yang ambigu dan sangat data-dependent. Setiap pernyataannya dipoles agar tidak mengikat The Fed pada satu jalur kebijakan tertentu.

Sebaliknya, pejabat regional The Fed sering berbicara lebih lugas. Sebagian ada yang terdengar sangat hawkish, ada pula yang terang-terangan dovish. Perbedaan nada inilah yang kerap membuat pasar "salah baca" arah kebijakan The Fed dalam jangka pendek.

Tekanan Trump Buat Independensi The Fed Goyah

Sikap "menunggu" The Fed membuat Trump frustrasi. Dia terus menekan bank sentral agar menurunkan suku bunga dan menyerang Powell melalui berbagai aspek teknis dengan upaya menyingkirkannya. Ancaman pemecatan Powell karena perbedaan kebijakan memicu kekhawatiran akan terganggunya independensi bank sentral dan mengguncang pasar keuangan.

 Perselisihan antara Donald Trump dan Jerome Powell menjadi salah satu episode paling dramatis dalam sejarah hubungan antara Presiden AS dan Ketua The Fed.


Meski Trump tidak sampai memecat Powell, ia memecat Gubernur The Fed Lisa Cook atas dugaan penipuan hipotek. Ini adalah kasus yang masih bergulir di pengadilan dan akan disidangkan Mahkamah Agung awal tahun depan.

Pada saat yang sama, Gubernur The Fed Adriana Kugler mengundurkan diri pada awal Agustus. Presiden menunjuk Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Stephen Miran untuk menyelesaikan sisa masa jabatan lima bulan.


(mae/mae)



Most Popular
Features