IHSG Tiba-Tiba Jeblok 1%, Ini Penyebabnya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir tragis menjelang penutupan perdagangan sore ini, Kamis (11/12/2025). Indeks acuan pasar modal tanah air tersebut terpaksa terjun bebas di zona merah dengan koreksi tajam sebesar 1,37% ke level 8.581,94 sekitar pukul 15.00 WIB.
Sentimen negatif menyelimuti pasar seiring dengan tekanan jual masif yang menghantam saham-saham berkapitalisasi pasar besar (Big Caps), membuat IHSG tak berdaya menahan arus distribusi yang merata dari perbankan hingga infrastruktur.
Deretan Saham Big Caps Terkoreksi
Jebloknya IHSG hari ini dipicu oleh rontoknya saham-saham blue chip yang memiliki bobot (weighting) jumbo. Berdasarkan data perdagangan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi pemberat utama (top laggard) yang menyeret indeks turun paling dalam dengan kontribusi -13,23 poin ke level Rp 3.520. Posisi kedua ditempati raksasa swasta PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menggerus indeks sebesar -11,82 poin ke level Rp 7.975.
Tekanan jual asing terasa sangat deras di sektor perbankan pelat merah. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan aksi jual bersih (net sell) asing mencapai Rp 448 miliar, memaksa sahamnya anjlok 1,91% dan membebani indeks sebesar -9,89 poin.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turut menyumbang penurunan -7,51 poin, sementara PT Astra International Tbk (ASII) berkontribusi negatif -10,73 poin.
Kejutan negatif juga datang dari PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) yang secara tak terduga masuk jajaran laggard utama dengan sumbangan penurunan -9,23 poin. Tekanan juga meluas ke Grup Barito, di mana BREN dan BRPT kompak memerah, serta saham teknologi GOTO yang turut melemah menyumbang -4.14 poin.
Sektor Penyumbang Penurunan IHSG
Secara sektoral, kepanikan pasar terlihat dari ditinggalkannya saham-saham defensif. Sektor Consumer Non-Cyclicals (Barang Konsumen Primer) mencatatkan kinerja terburuk hari ini, ambruk sedalam -2,35%.
Pelemahan ini diikuti oleh sektor Teknologi yang terkoreksi -1,82%, serta sektor Properti & Real Estate yang turun -1,75%. Di deretan saham lapis kedua, volatilitas tinggi menghantam PT Sentul City Tbk (BKSL) yang anjlok tajam 11,76% hingga menyentuh level Rp 150 per saham.
Tidak berhenti di situ, tekanan jual juga menghantam sektor Kesehatan (Healthcare) yang minus -1,56%. Sektor Perindustrian (Industrials) dan Keuangan (Financials) terlihat kompak mencatatkan penurunan yang sama besarnya, yakni -1,47%, sementara sektor Utilitas (Utilities) menutup daftar pelemahan dengan koreksi -1,24%.
Kombinasi tekanan pada saham big banks dan jebloknya sektor konsumer ini menjadi sinyal kuat bahwa pelaku pasar sedang melakukan aksi risk-off secara besar-besaran.
-
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]