IHSG Ditutup Turun 0,92%, Tertekan Emiten Bank Jumbo hingga Sawit
Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkapar pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (11/12/2025). Indeks ditutup turun 0,92% atau 80,44 poin ke level 8.620,48.
Menjelang akhir sesi 2, IHSG bahkan sempat anjlok 1,62% ke level 8.560,1. Hal ini seiring dengan ambruknya saham-saham bank jumbo dan sejumlah emiten sawit.
Sentimen negatif menyelimuti pasar seiring dengan tekanan jual masif yang menghantam saham-saham berkapitalisasi pasar besar (Big Caps), membuat IHSG tak berdaya menahan arus distribusi yang merata dari perbankan hingga infrastruktur.
Mengutip Refinitiv, saham bank jumbo menjadi pemberat utama. Bank Central Asia (BBCA) menyeret IHSG sebesar 14,19 indeks poin. BBCA tercatat turun 0,9% ke level 8.000.
Kemudian Bank Rakyat Indonesia (BBRI) membebani -11,55 indeks poin, Bank Mandiri (BMRI) -6,68 indeks poin, dan Bank Negara Indonesia (BBNI) -3,78 indeks poin.
Selain perbankan, saham blue chip lain juga ikut menjadi beban. Telkom Indonesia (TLKM) menyumbang -13,23 indeks poin, Astra (ASII) -11,8 indeks poin, dan Barito Pacific (BRPT) 6,01 indeks poin.
Berdasarkan data pasar, emiten-emiten perkebunan sawit juga turun cukup dalam. Dharma Satya Nusantara (DSNG) memimpin penurunan dengan -12,54%, PP London Sumatra Indonesia (LSIP) -10,76%, Sumber Tani Agung Resources (STAA) -9,68%, dan Triputra Agro Persada (TAPG) -7,74%.
Sementara itu, secara sektoral, teknologi turun paling dalam, yakni 3,43%. Hal ini seiring dengan saham MORA yang ambruk hingga menyentuh batas auto reject bawah (ARB).
Kemudian konsumer non-primer turun 2,6% seiring dengan koreksi tajam pada emiten-emiten sawit.
(mkh/mkh)