Newsletter

Ekonomi Dunia Diramal Suram Tapi IHSG Tetap Punya Tenaga untuk Terbang

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
Rabu, 03/12/2025 06:20 WIB
Foto: Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham saat Pembukaan Perdagangan Tahun di Gedunh Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
  • Pasar keuangan Tanah Air kompak menguat pada perdagangan kemarin, dengan IHSG berhasil cetak level tertinggi hingga rupiah menguat terhadap dolar AS
  •  Wall Street akhirnya bangkit dari keterpurukan
  • Data dalam negeri hingga rilis data ekonomi AS masih akan menjadi sentimen pergerakan pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan dalam negeri kompak menguat pada perdagangan kemarin, Selasa (2/12/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat hingga mencetak rekor tertinggi baru, serta nilai tukar rupiah berhasil bangkit dari dolar Amerika Serikat (AS).

Pasar keuangan Tanah Air hari ini, Rabu (3/12/2025) diharapkan dapat melanjutkan pergerakan positif. Selengkapnya mengenai proyeksi sentimen pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHGS pada perdagangan kemarin berhasil kembali mencetak level tertinggi atau All Time High nya ke level 8.617,04 atau 0,65%. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak stabil di zona hijau dengan rentang intraday 8.564-8.625.

Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 369 saham menguat, 278 melemah, dan 159 stagnan. Aktivitas transaksi relatif tinggi dengan nilai turnover mencapai Rp21,92 triliun yang melibatkan 43,65 miliar saham dalam 2,72 juta kali transaksi.

Sementara itu, investor asing terpantau melakukan net buy sebesar Rp454 miliar.

Menurut ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto, penguatan rupiah disebabkan oleh derasnya arus masuk ke instrumen pasar keuangan domestik.
Gunarto menilai ada potensi masuknya dana asing melalui pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) serta pasar surat utang negara yang terlihat dari penurunan yield dan penguatan harga obligasi pemerintah pada perdagangan sebelumnya.

"Kelihatannya ada flow dari pasar SRBI. Bisa juga ada flow dari pasar surat utang negara. Lalu yang kedua juga ada kemungkinan dari sisi flow surplus neraca dagang. Realisasinya masuk ke sini," ujar Myrdal kepada CNBC Indonesia dikutip Selasa (2/12/2025).

Sebagai catatan, merujuk data Bank Indonesia (BI) periode 24-27 November 2025, investor asing tercatat membukukan aksi beli sebesar Rp10.27 triliun ke SRBI. Hal ini sekaligus mamatahkan tren outflow asing di SRBI dalam enam pekan beruntun.

Dari sisi eksternal, meningkatnya proyeksi pelaku pasar terhadap penurunan suku bunga bank sentral AS (The Federal Reserve) juga menjadi pengaruh. Berdasarkan CME FedWatch Tool, kini probabilitas akan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 87,2%. Hal ini membuat adanya tekanan pada dolar AS dan meningkatkan permintaan pada aset non dolar.


(evw/evw)
Pages