Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street ambruk berjamaah pada perdagangan Senin atau Selasa waktu Indonesia. Saham tumbang dipicu meningkatnya volatilitas di pasar keuangan, terutama kripto.
Indeks S&P 500 turun 0,53% dan ditutup di level 6.812,63, sementara Nasdaq Composite melemah 0,38% dan berakhir di 23.275,92. Dow Jones Industrial Average jatuh 427,09 poin, atau 0,9%, ke 47.289,33. Pelemahan ini mengakhiri reli lima hari berturut-turut.
Bitcoin, cryptocurrency utama, anjlok sekitar 6% hingga diperdagangkan di bawah US$86.000, memberikan tekanan pada pasar saham.
Ambruknya Bitcoin kemarin adalah yang terburuk sejak Maret. Mata uang digital itu pada akhir bulan lalu jatuh di bawah US$90.000 untuk pertama kalinya sejak April dan sejak itu kesulitan untuk kembali bertahan di atas level tersebut. Saham-saham terkait kripto seperti Coinbase dan Strategy merosot pada perdagangan Senin.
Broadcom dan Super Micro Computer masing-masing turun lebih dari 4% dan 1%, menunjukkan adanya aksi ambil untung lanjutan pada saham-saham yang terkait tema kecerdasan buatan (AI). Namun, saham Synopsys melonjak setelah Nvidia mengumumkan investasi pada perusahaan tersebut. Sementara itu, saham Nvidia naik lebih dari 1%.
Di luar sektor teknologi, saham ritel seperti Ulta dan Walmart menguat seiring musim belanja liburan yang semakin ramai. State Street SPDR S&P Retail ETF (XRT) bergerak berlawanan dengan tren pasar yang turun pada hari Senin, mendorong kenaikan lima harinya menjadi lebih dari 6%.
"Saham sedang melalui periode konsolidasi. Namun, kami pikir kondisi dasarnya masih kuat saat ini, terutama dengan kemungkinan besar bahwa Federal Reserve akan kembali memangkas suku bunga minggu depan," kata Robert Schein, chief investment officer di Blanke Schein Wealth Management, kepada CNBC International.
(evw/evw)