Jakarta, CNBC Indonesia - Cuaca ekstrem pada Senin (24/11) dan Selasa (25/11) telah menyebabkan bencana di empat kabupaten di Sumatera Utara, yang meliputi Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan.
Hujan deras selama lebih dari dua hari memicu terjadinya banjir dan tanah longsor di daerah tersebut.
Di Kabupaten Tapanuli Selatan, bencana ini membuat lebih dari 2 ribu warga terpaksa mengungsi. Banjir dan longsor tersebut juga merenggut 8 korban jiwa dan 58 warga luka-luka. Selain korban jiwa, banjir dan longsor di kawasan tersebut juga menimbulkan kerugian material, dengan 50 rumah terdampak dan 2 jembatan terputus.
Foto: Potret banjir di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. (Tangkapan Layar Video Instagram/masinton)Potret banjir di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. (Tangkapan Layar Video Instagram/masinton) |
Sementara di Tapanuli Tengah, banjir melanda sembilan kecamatan dan merendam 1.902 unit rumah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memantau kondisi di Tapanuli Raya dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk percepatan penanganan darurat, serta mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem.
Bencana Banjir di Sumatera Utara
Banjir yang melanda wilayah Tapanuli dan sekitarnya bukan merupakan kejadian baru di Sumatera Utara.
Dalam lima tahun terakhir, sejumlah wilayah seperti Deli Serdang, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, hingga Nias berulang kali mengalami banjir dan longsor dengan korban jiwa yang terus muncul dari tahun ke tahun.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir di Sumatera Utara telah terjadi sebanyak 75 kali di sepanjang tahun 2025. Di tahun sebelumnya, jumlah bencana banjir bahkan lebih banyak, yakni mencapai 121 kejadian.
Banjir yang melanda Sumatera Utara juga menimbulkan banyak kerugian, termasuk kerugian material hingga korban jiwa.
Dari sisi jumlah korban jiwa, banjir di Sumatera Utara selama periode 2025 telah menewaskan 10 warga. Sementara di tahun sebelumnya korban jiwa mencapai 12 orang.
Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Tapanuli Selatan pada Senin (24/11) sendiri telah menewaskan 8 orang. Sebelumnya, banjir juga sempat melanda Kota Padang Sidempuan pada Maret 2025, dan menimbulkan 2 korban jiwa.
Bencana banjir di Deli Serdang pada November 2024 silam juga menimbulkan jumlah korban jiwa yang cukup tinggi, yakni 6 orang korban. Kejadian tersebut juga bukan pertama kalinya. Pada Februari 2021, banjir yang melanda Deli Serdang telah menewaskan 4 orang warga.
Jumlah korban jiwa yang cukup tinggi juga tercatat ketika banjir yang melanda Kabupaten Karo pada Agustus 2021 silam.
Catatan kejadian selama beberapa tahun terakhir menjadi alarm bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk memperkuat strategi pengurangan risiko bencana.
(mae/mae)