MARKET DATA
Newsletter

Akhir Pekan Menantang: Waspadai Data Ekonomi RI & Stagflasi Jepang

Gelson Kurniawan,  CNBC Indonesia
21 November 2025 06:20
New York Stock Exchange (NYSE)
Foto: REUTERS/Andrew Kelly

Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ambruk berjamaah pada perdagangan Kamis atau Jumat dini hari wkatu Indonesia.

Bursa ambruk karena investor makin kehilangan harapan bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan kembali memangkas suku bunga pada Desember.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 386,51 poin, atau 0,84%, dan ditutup di 45.752,26, setelah sebelumnya sempat menguat lebih dari 700 poin di level tertinggi sesi.

Indeks S&P 500 merosot 1,56% ke 6.538,76, meskipun sempat naik hingga 1,9% di awal sesi. Nasdaq Composite turun 2,16% dan berakhir di 22.078,05, jatuh dari kenaikan 2,6% yang sempat dicapai di awal perdagangan.

Pembalikan arah saham Nvidia menyeret pasar secara keseluruhan. Sahamnya sempat naik hingga 5% setelah perusahaan chip tersebut melaporkan kinerja kuartalan yang lebih baik dari perkiraan dan memberikan proyeksi penjualan kuartal keempat yang optimistis. Namun pada akhirnya, saham Nvidia justru ditutup turun 3%, meskipun CEO Jensen Huang menegaskan bahwa permintaan untuk chip generasi terbaru Blackwell sangat luar biasa. Dia juga menepis anggapan bahwa sedang terjadi gelembung AI.

Namun kekhawatiran mengenai valuasi saham-saham AI kembali muncul, di tengah pertimbangan investor terhadap dampak pada sektor tersebut jika The Fed tidak kembali menurunkan suku bunga. Oracle dan AMD menjadi saham AI yang pertama kali jatuh ke zona merah pada sesi tersebut, diikuti oleh Nvidia.

Menambah tekanan, laporan ketenagakerjaan September yang tertunda akibat shutdown menunjukkan adanya penambahan 119.000 pekerjaan, lebih tinggi dari perkiraan.

"Euforia Nvidia mulai meredup karena peluang pemangkasan suku bunga Desember semakin mengecil. Pasar sebelumnya memperkirakan pemangkasan suku bunga pada Desember, tetapi narasinya kini tampaknya berubah," kata Jeff Kilburg dari KKM Financial kepada CNBC International.

Pergerakan pada Kamis melanjutkan tren yang relatif lemah untuk saham-saham AI di November karena investor melakukan aksi ambil untung setelah sepanjang tahun mengalami kenaikan besar. Nvidia berada di jalur untuk menutup November dengan penurunan hampir 11%, menuju bulan terburuknya sejak Maret.

Saham Walmart justru mampu mempertahankan kenaikan, melonjak sekitar 6% pada Kamis setelah mencatat penjualan dan pendapatan kuartal ketiga fiskal yang lebih kuat dari ekspektasi, sebagian berkat pertumbuhan bisnis e-commerce-nya.

Kenaikan Walmart yang dipandang sebagai saham defensif yang kuat dalam kondisi ekonomi apa pun -sebagian dipicu oleh rotasi yang sedang berlangsung dari saham teknologi bernilai tinggi ke perusahaan yang lebih defensif.

"Pasar membutuhkan waktu untuk mencerna ke mana ia ingin memposisikan diri-antara saham pertumbuhan vs saham bernilai, dan antara aset berisiko vs aset aman," kata Thomas Martin, Senior Portfolio Manager di Globalt Investments, kepada CNBC.

(gls/gls)
Pages


Most Popular