Newsletter

Awas! Pasar Panik Usai Bitcoin Kolaps, Jepang Tebar Ancaman Baru ke RI

Gelson Kurniawan,  CNBC Indonesia
18 November 2025 06:27
Pedagang Christopher Lagana bekerja di lantai Bursa Efek New York, Jumat, 11 April 2025.
Foto: Pedagang Christopher Lagana bekerja di lantai Bursa Efek New York, Jumat, 11 April 2025. (AP/Richard Drew)

Pasar saham AS kembali melemah pada Senin atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Saham ambruk dibebani oleh penurunan saham teknologi, sementara Wall Street menunggu sejumlah rilis penting pekan ini, termasuk laporan pendapatan Nvidia dan data tenaga kerja AS untuk September.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 557,24 poin, atau 1,18%, dan ditutup pada 46.590,24.

Indeks terseret penurunan saham favorit chip kecerdasan buatan Nvidia, serta Salesforce dan Apple.

Indeks S&P 500 turun 0,92% menjadi 6.672,41, sementara Nasdaq Composite jatuh 0,84% ke 22.708,07.

Nvidia turun hampir 2% menjelang rilis laporan keuangan kuartal ketiga yang dijadwalkan keluar setelah penutupan pasar pada Rabu. Produsen chip tersebut dan saham-saham lain yang terkait perdagangan AI menjadi sumber tekanan belakangan ini karena investor semakin khawatir mengenai valuasi yang sudah terlalu tinggi.

Blue Owl Capital, pemberi pinjaman kredit privat, anjlok hampir 6% akibat kekhawatiran terkait eksposur besar mereka terhadap pembangunan pusat data AI.

"Di satu sisi, penting bagi Nvidia untuk memastikan bahwa permintaan masih kuat dan mereka tidak melihat perlambatan," kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird, kepada CNBC International.

Dia menambahkan jika perusahaan AI memberi proyeksi permintaan chip yang sedikit saja melemah, pasar akan merespons negatif.

 

Setelah Nvidia, Walmart akan merilis laporan sebelum pasar dibuka pada Kamis, dan hasil tersebut dapat memberikan gambaran seberapa tertekan konsumen serta apakah pola belanja kini semakin terbelah.

"Saham-saham konsumer, terutama di tengah minimnya data pasar tenaga kerja, akan menjadi sangat penting untuk menentukan bagaimana pasar melihat musim liburan yang sebentar lagi tiba," lanjutnya.

Investor juga akan mencermati data tenaga kerja non-pertanian (nonfarm payrolls) untuk September pada Kamis, laporan pertama setelah jeda data ekonomi akibat penutupan sementara pemerintah AS. Laporan tersebut serta risalah rapat The Fed untuk Oktober. Meski mungkin sudah 'basi'dapat memberi sedikit kejelasan di masa ketika pasar masih berada dalam kekosongan data selama beberapa minggu ke depan sambil menunggu pemerintah kembali bekerja normal.

Pasar semakin mengurangi ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin pada pertemuan terakhir tahun ini bulan depan.

Menurut CME FedWatch, pelaku pasar kini memperkirakan peluang sekitar 45% terjadinya pemangkasan, turun dari lebih dari 90% sebulan lalu.

(gls/gls)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular