Wajah Baru Hortikultura RI: Strawberry Bersinar, Bawang Putih Terpuruk

Muhammad Zahran,  CNBC Indonesia
31 October 2025 16:00
bawang putih
Foto: ditjen pertanian

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor pertanian hortikultura mempunyai potensi cukup besar untuk mendorong perekonomian.

Selain itu, sektor ini juga memainkan peran penting dalam mendukung ketahanan pangan. Salah satu kelompok tanaman yang memiliki potensi nilai ekonomi tinggi adalah tanaman sayuran dan buah-buahan semusim. Komoditas seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai mempunyai kontribusi besar terhadap produksi hortikultura hingga tingkat inflasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, produksi tanaman sayuran dan buah-buahan semusim menunjukkan perubahan yang cukup signifikan.

Publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) tentang tanaman hortikultura menunjukkan transformasi signifikan pada luas panen kelompok tanaman tersebut. Sebagian besar jenis tanaman semusim mengalami penurunan luas panen dalam rentang waktu 2021 hingga 2024.

Kelompok jamur mencatatkan penyusutan luas panen paling besar, yakni hingga mencapai 70%. Komoditas penting seperti bawang merah dan bawang putih juga mengalami hal serupa. L

uas panen bawang putih berkurang hingga 22,6% dari tahun 2021 ke 2024, sedangkan bawang merah menyusut sekitar 3%.

Bahan makanan favorit warga, cabai menunjukkan tren yang berbeda-beda. Jenis cabai besar mengalami penurunan luas panen hingga 26,5%, sementara cabai keriting dan cabai rawit justru meningkat masing-masing sebesar 14% dan 7%.

Peningkatan luas panen paling mencolok terjadi pada komoditas strawberry. Pada periode 2021-2024, luas panen strawberry bertambah 18,6%. Tren ini diduga berkaitan dengan semakin populernya wisata petik strawberry belakangan ini.



Perubahan ini mencerminkan adanya pergeseran orientasi produksi, serta tantangan baru yang dihadapi sektor pertanian. Salah satunya adalah isu perubahan iklim, yang menjadi masalah serius yang berpengaruh pada perubahan pola produksi pertanian.

Perubahan pada luas panen kemudian juga berpengaruh pada produksi komoditas.

Peningkatan luas panen yang signifikan mendorong lonjakan tajam pada produksi strawberry. Dalam rentang waktu 3 tahun, produksi strawberry meningkat hingga 222%.

Kondisi serupa terjadi pada komoditas cabai keriting dan cabai rawit. Seiring dengan meningkatnya luas panen, hasil produksi cabai keriting naik hingga 26,2%, sedangkan cabai rawit bertambah 13%. Sementara itu, produksi cabai besar justru menurun akibat luas panennya menyusut.

Penurunan produksi akibat penyusutan luas panen juga terjadi pada kelompok jamur. Sementara itu, penurunan produksi paling drastis terlihat pada komoditas bawang putih yang merosot hingga 91,3%.

Namun, sejumlah komoditas menunjukkan pola berbeda, dimana tren perubahan luas panen dan jumlah produksi tidak bergerak searah. Salah satunya adalah tomat, yang produksinya meningkat 3,4% meskipun luas panennya menyusut 0,7%. Melon menunjukkan hal sebaliknya, produksinya justru menurun 2,9% ketika luas panennya bertambah 8%. Produksi melon di beberapa daerah memang sempat mengalami masalah karena serangan hama dan cuaca ekstrem.

Secara keseluruhan, dinamika produksi tanaman hortikultura menunjukkan peluang sekaligus tantangan bagi sektor pertanian nasional. Kenaikan signifikan pada sejumlah komoditas, misalnya strawberry, mencerminkan potensi besar komoditas ini di masa depan.

Di sisi lain, penyusutan yang terjadi pada sebagian besar komoditas menjadi masalah serius. Perlu adanya upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi ke depannya. Adaptasi teknologi pertanian hingga dukungan kebijakan menjadi faktor penting dalam mengoptimalkan potensi pertanian nasional.


Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation