 
					
					
						Kakao Jadi "Hantu" Halloween Menyeramkan: Penjualan Permen Anjlok
 
        Jakarta, CNBC Indonesia- Halloween tahun ini "dihantui" banyak kabar buruk, mulai dari harga kakao hingga menurunnya penjualan permen.
Harga kakao dunia terus melemah seiring membaiknya cuaca di Afrika Barat dan ekspektasi surplus global.
Melansir Refinitiv per Jumat (30/10/2025) kontrak kakao berjangka di pasar London (LCCc3) tercatat US$ 4.365 per ton, turun tipis dari sehari sebelumnya di US$ 4.343. Secara bulanan, harga telah terkoreksi lebih dari 7%, menandai tren turun sejak puncak di atas US$ 8.000 per ton awal tahun.
Pelemahan ini terjadi karena prakiraan cuaca yang lebih kondusif untuk panen di Pantai Gading, Ghana, dan Kamerun wilayah penghasil 70% kakao dunia.
Menurut Organisasi Kakao Internasional (ICCO), musim 2024/2025 diperkirakan akan mencatat surplus 142.000 ton, pertama dalam empat tahun terakhir. Sementara itu, konsumsi kakao global melemah akibat harga tinggi tahun lalu yang menekan daya beli konsumen, terutama di pasar utama seperti Eropa dan Amerika Serikat.
Industri Permen Suram
Penurunan harga kali ini datang terlambat bagi industri cokelat global, yang kini menghadapi "ujian manis" di momen Halloween.
Perayaan yang identik dengan permen, terutama cokelat ini menjadi sorotan karena, untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, dominasi cokelat dalam pasar permen Halloween mulai goyah.
Dilansir dari Los Angeles Times (29 Oktober 2025), Halloween menyumbang hampir 18% dari total penjualan permen tahunan di Amerika Serikat, menjadikannya musim kedua paling penting setelah Natal bagi industri konfeksioneri.
Tapi tahun ini, data riset Circana menunjukkan penjualan cokelat justru anjlok 6% dalam 12 minggu hingga 5 Oktober, sementara penjualan permen non-cokelat seperti sour gummies justru melonjak 8,3%.
Fenomena ini menjadi gambaran nyata dari "demand destruction": saat harga kakao yang sempat melambung tinggi membuat produsen menaikkan harga jual, konsumen pun beralih ke permen yang lebih murah dan kreatif.
Halloween yang dulu menjadi panggung utama cokelat kini diramaikan oleh gummy bats, sour worms, dan permen dengan desain unik yang lebih menarik bagi anak-anak.
Mondelez International, pemilik merek Cadbury dan Toblerone, kini menempatkan produk gummy sebagai ujung tombak di pasar AS.
Chantal Butler, Presiden segmen konfeksioneri Mondelez, menyebut edisi khusus Sour Patch Kids bertema Halloween dan varian Oreo musiman sebagai pendorong utama permintaan.
Namun, CEO Mondelez Dirk Van de Put mengakui penjualan masih "lebih lambat dari biasanya" dan strategi promosi sebelumnya "tidak memberi efek volume yang diharapkan."
Hershey Co. pun beradaptasi dengan cepat. Setelah harga kakao menekan margin, perusahaan memperluas lini produk non-cokelat, termasuk kerja sama dengan legenda NBA Shaquille O'Neal untuk peluncuran gummy bertema Halloween.
Produk seperti Twizzlers berbentuk hantu dan Jolly Rancher Trickies kini mendampingi cokelat klasik Hershey's di rak-rak toko. Menurut perusahaan, penjualan permen berbasis gula kini bukan lagi pesaing cokelat, melainkan "tambahan yang memperkuat daya tarik Halloween."
Sementara itu, pemain spesialis seperti Guittard Chocolate Co. di California menilai permintaan masih stabil karena sebagian besar produsen kecil sudah membeli pasokan sejak awal tahun. Namun, CEO Gary Guittard mengakui bahwa banyak perusahaan kini "berinovasi untuk mengambil tekanan dari harga tinggi," walau konsumen tetap menginginkan cita rasa cokelat yang konsisten.
Kabar buruk datang dari CandyWarehouse.com, Inc. Peritel daring berbasis di Texas yang dikenal karena memiliki beragam koleksi permen dan manisan ini telah mengajukan permohonan kebangkrutan Chapter 11.
Perusahaan permen tersebut mengajukan kebangkrutan pada 24 Oktober, hanya satu minggu sebelum "hari terbesar penjualan permen" sepanjang tahun, tepat sebelum Halloween.
Perusahaan yang berbasis di Sugar Land itu mengajukan perlindungan kebangkrutan Chapter 11 ke Pengadilan Kebangkrutan AS untuk Distrik Utara Texas pada 24 Oktober 2025. Perusahaan melaporkan aset senilai US$100.000 hingga US$1 juta dan liabilitas sebesar US$1 juta hingga US$10 juta, menurut Bankruptcy Observer.
Bagi para produsen cokelat, Halloween 2025 menjadi pengingat pahit bahwa nostalgia tidak cukup untuk menjaga dominasi pasar. Dengan konsumen muda yang lebih terbuka pada tren visual, rasa unik, dan harga terjangkau, cokelat mulai kehilangan tempatnya di antara keranjang trick-or-treat anak-anak Amerika.
David Branch dari Wells Fargo Agri-Food Institute menyebut perubahan ini sebagai tanda bergesernya perilaku konsumsi global. "Orang tidak lagi membeli cokelat sesering dulu, tapi saat mereka ingin, mereka tetap menginginkannya," ujarnya. Namun, keinginan yang makin jarang itu kini menghadapkan industri pada pertanyaan besar: apakah era cokelat sebagai ikon Halloween mulai berakhir?
"Pasca pandemi, konsumen kini mencari cara untuk memenuhi kebutuhan vitamin atau suplemen nutrisi mereka. Orang dewasa sekarang mencari permen keras fungsional, tanpa gula, dengan rasa mint dan buah," ujar Alina Morse, CEO Zolli Candy kepada Snack and Bakery, dikutip The US Sun.
Sebuah studi tahun 2023 menemukan bahwa 47% konsumen kini mencari permen yang lebih "sehat" untuk menurunkan asupan gula mereka. Masalah lain yang dihadapi industri permen adalah ketidaksukaan konsumen terhadap kenaikan harga. Beberapa bahkan menyadari bahwa ketika harga naik, ukuran kemasan justru mengecil.
"Konsumen kini lebih berhati-hati. Ukuran kemasan besar mulai ditinggalkan, dan sensitivitas harga semakin terasa. Anda bisa melihat produsen mulai mengecilkan ukuran kemasan," ujar Chris Borges, Direktur kategori non-cokelat di Perfetti Van Melle, pemilik merek Chupa, kepada Snack and Bakery.
Sebagian konsumen mulai memilih permen tanpa cokelat karena harga kakao terus melonjak secara global. Menurut CNN yang mengutip FactSet, biaya kakao meningkat 178% pada tahun 2024. Lonjakan ini terjadi setelah panen buruk di Ghana dan Pantai Gading, dua negara yang menyumbang sekitar 60% produksi kakao dunia. Kekurangan hasil panen tersebut banyak dikaitkan dengan dampak perubahan iklim.
Meski harga kakao mulai turun pada 2025, sejumlah produsen tetap mempertahankan harga ritel yang tinggi karena mereka membeli pasokan kakao dengan harga mahal saat lonjakan terjadi.
CNN melaporkan harga "variety pack" Hershey naik 22% pada 2024, sementara Reese's Peanut Butter Cups naik 8%. Harga Sour Patch Kids-permen non-cokelat-juga naik 9,4%.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb) 
     
					 
					