Awas Guncangan Ganda: Fed Buat Kecewa, Ada Rapat Genting Trump-Jinping
Pelaku pasar akan mencermati sejumlah sentimen yang akan menggerakkan pasar hari ini, terutama yang datang dari keputusan The Fed. Pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping juga akan menentukan sentimen hari ini.
IHSG berhasil rebound usai penurunan selama dua hari beruntun. Kini IHSG bersiap kembali melanjutkan penguatan usai optimisme para pelaku pasar kembali usai optimisme Menteri Keuangan Republik Indonesia Purbaya Yudhi Sadewa terhadap bullishnya IHSG hingga kabar baik dari bank sentral The Federal Reserve (The Fed).
Respon BEI Usai Purbaya Pede IHSG Tembus 32.000
Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang optimis bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menembus 9.000 pada akhir tahun ini. Bahkan Purbaya memprediksi indeks acuan utama bursa domestik itu bisa lompat hingga level 32.000.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, IHSG berkaitan erat dengan upaya-upaya yang dilakukan dalam pengembangan industri pasar modal. Sebab, untuk mencapai IHSG saat ini yang menyentuh 8.000 sangat sulit dibayangkan beberapa tahun lalu.
"Saya rasa kita terus saja berharap bahwa indeks kita akan terus naik, berapapun angkanya. Kita tidak bayangkan 8 ribu bisa tercapai di tahun ini. Bahkan lebih cepat dari target. Jadi artinya apa? Kita tidak diskusi mengenai IHSG-nya. Tapi upaya-upaya apa yang dilakukan yang impact-nya di IHSG. IHSG menurut saya adalah hasil," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (29/10/2025).
Menurutnya, pengembangan industri pasar modal bukan tercermin hanya dari capaian IHSG, melainkan upaya yang dilakukan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
"Karena IHSG itu tidak hanya bicara mengenai angka. Apakah 32 ribu atau 8 ribu, 10 ribu. Tapi bagaimana upaya mencapai hasil tersebut.
Jadi IHSG itu sebenarnya hasil dari sebuah upaya dan termasuk kondisi global maupun domestic dan fundamental perusahaan," ucapnya.
Ia menyebut, IHSG bukan hanya bicara tentang aktivitas perdagangan yang ramai melainkan cerminan perusahaan dengan fundamental yang bagus.
Sebelumnya, Purbaya optimis IHSG pada tahun ini bisa tembus 9.000 hingga 32.000. Meski demikian, mantan Ketua LPS tersebut juga tidak menafikan adanya 'saham gorengan' yang dapat mengganggu kinerja indeks dalam jangka panjang, karena kenaikan artifisial.
Namun, Purbaya mengaku masih optimis karena masih ada banyak saham fundamental bagus dengan kapitalisasi pasar besar. "Makanya indeks bisa naik ke atas. Kalau ditanya ke Saya (IHSG) bagaimana? To the moon saya bilang," ungkap Purbaya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Kapitalisasi IHSG Naik 32%
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut nilai kapitalisasi pasar sepanjang tahun 2025 hingga pada 24 Oktober 2025 tercatat Rp15.234 triliun atau naik sebesar 23% dibandingkan posisi pada akhir tahun 2024 yang lalu sebesar Rp12.336 triliun.
Kapitalisasi pasar tersebut seiring dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 24 Oktober 2025 ke level 8.271,722 atau meningkat sebesar 16,83% dari posisi 7.079,905 pada akhir tahun 2024 yang lalu. IHSG pun mencapai rekor tertingginya, yaitu pada level 8.274,375 saat 23 Oktober 2025.
"Kapitalisasi pasar juga turut memecahkan rekor titik tertingginya pada 10 Oktober 2025 yang lalu, yaitu sebesar Rp15.559 triliun," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2025, Rabu (29/10).
Selain itu, BEI juga mencatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) telah mencapai Rp16,46 triliun dengan kenaikan 28% dari data pada Desember 2024 lalu sebesar Rp12,85 triliun.
Sementara aktivitas perdagangan produk non saham, yaitu right, warrant, structured warrant, Kontrak Investasi Kolektif (KIK), dan derivatif di BEI, sampai dengan 24 Oktober 2025 mencatatkan total nilai transaksi sebesar Rp4,48 triliun.
Dari sisi suplai, Iman juga menyampaikan, sampai dengan 24 Oktober 2025 ada sebanyak 955 saham emiten dengan penambahan 23 saham baru. Dari penambahan tersebut, 5 di antaranya merupakan Lighthouse IPO, yaitu IPO dengan kriteria kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun serta free float 15% atau nilai kapitalisasi pasar free float lebih dari Rp700 miliar.
Adapun total penghimpunan dana atas seluruh efek sepanjang tahun ini mencapai Rp202,6 triliun.
Iman menambahkan, dari sisi demand atau investor, hingga 24 Oktober 2025 terdapat lebih dari 4,2 juta investor baru atau penambahan 28% dibandingkan tahun 2024 yang lalu. Hal tersebut menjadikan jumlah total investor di pasar modal Indonesia berhasil mencapai 19,1 juta investor.
"Dari keseluruhan data tersebut, jumlah investor saham mencapai 8 juta investor atau tumbuh hampir 5 kali lipat selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2020. Partisipasi investor ritel turut meramaikan aktivitas transaksi tahun ini dengan total rata-rata investor aktif sebesar 222 ribu investor per harinya sampai dengan 24 Oktober 2025," pungkasnya.
BEI Targetkan Transaksi Rata-Rata Harian IHSG Rp 14,5 Triliun di 2026
Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2026 mendatang mencapai Rp14,5 triliun dengan jumlah hari bursa sebanyak 239 hari. Sedangkan target investor pasar modal baru pada tahun 2026 mendatang sejumlah 2 juta investor baru.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengungkapkan, target tersebut lebih rendah dari capaian per 24 Oktober 2025 RNTH mencapai Rp 16,5 triliun karena memang adanya peningkatan yang signifikan dalam 3 bulan terakhir.
"Perlu sustainability. (RNTH) meningkat dari tahun lalu Rp 13,25 triliun," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2025, Rabu (29/10).
Sementara, target jumlah pencatatan efek pada tahun 2026 menjadi 555 efek yang terdiri atas dari pencatatan efek saham, emisi obligasi, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange-Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), dan Efek Beragun Aset (EBA), serta emisi waran terstruktur.
Iman mengatakan, target-target tersebut telah disusun dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2026 dengan penetapan sejumlah asumsi berdasarkan kondisi makro ekonomi.
Asumsi tersebut di antaranya adalah tren suku bunga global, kebijakan ekonomi pemerintah baru, serta potensi peningkatan dari sisi perusahaan tercatat dan investor pasar modal.
Iman menjelaskan, secara umum RKAT 2026 disusun dengan mengacu kepada fase pertama dari Master Plan BEI 2026-2030, yaitu meningkatkan kesesuaian produk dengan pasar dan demokratisasi akses.
3 Perusahaan Jumbo Akan Melantai di BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa akan ada tiga perusahaan dengan aset skala besar atau lighthouse yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan kedatangan tiga perusahaan beraset jumbo tersebut sebagai pelengkap dari target emiten lighthouse IPO tahun ini.
"Di tahun ini setelah mencapai lima tadi yang sudah tercatat, ada tiga sebetulnya lighthouse IPO yang ada di pipeline kita dan sedang dalam proses," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (29/10).
Menurutnya, dengan melantainya perusahaan beraset jumbo di lantai bursa Tanah Air menunjukkan bahwa BEI sangat perduli pada kualitas emiten.
"Kualitas ditunjukkan oleh size. Sizeable IPO, Lighthouse IPO, tadi Pak Iman sudah menyampaikan apa kriterianya. Pertama tentu market capitalization, lebih dari Rp 3 triliunan," ungkapnya.
Nyoman membeberkan, tiga perusahaan calon emiten tersebut bergerak di sektor perbankan, infrastruktur, dan tambang. "Jadi ini kita harapkan nanti akan mendapat tercatat di tahun 2025 ini," pungkasnya.
Sebagai informasi, BEI menargetkan enam perusahaan lighthouse melantai di bursa pada 2026. Adapun target IPO tahun 2026 mendatang sebanyak 50 perusahaan.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, hingga saat ini perusahaan yang antre melantai di BEI atau dalam pipeline ada sebanyak 13 perusahaan.
"Di pipeline ada 13 (perusahaan). Yang 13 itu tahun ini. Tahun depan tentu saja kita optimis bisa mencapai di 50 (perusahaan)," ucapnya.
Iman menjabarkan, dari target 50 emiten pada tahun depan, BEI juga berharap akan ada peningkatan 6 perusahaan besar yang melantai di BEI atau yang disebut dengan lighthouse.
The Fed Turunkan Suku Bunga, Tak Ada Cut Rate Lagi Tahun Ini?
The Fed kembali memangkas suku bunganya sebesar 25 bps ke level 3,75-4,00%. Namun, The Fed belum yakin akan menurunkan suku bunga lagi bulan depan.
The Fed mengumumkan suku bunga pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (30/9/2025) setelah menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari. Ini merupakan pemangkasan kedua sepanjang tahun ini setelah September lalu. Suku bunga saat ini adalah yang terendah sejak November 2022 atau hampir tiga tahun terakhir.
Ketua Fed, Jerome Powell, dalam konferensi pers, mengatakan The Fed belum bersuara bulat mengenai pemangkasan di pertemuan berikutnya yakni pada 9-10 Desember2025.
Ada pandangan yang sangat berbeda di antara para pembuat kebijakan mengenai langkah selanjutnya. Pemotongan suku bunga lebih lanjut pun "tidak bisa dianggap pasti."
Powell mengatakan ada keinginan semakin kuat di kalangan pembuat kebijakan bahwa mungkin sudah saatnya pemangkasan berhenti sejenak dan mengevaluasi dampak dua pemotongan Fed tahun ini sebelum mengambil langkah berikutnya.
"Saat ini kita telah memotong dua kali ... kita 150 basis poin lebih dekat ke netral dibanding setahun lalu. Ada semakin banyak suara yang merasa mungkin ini saatnya untuk setidaknya menunggu satu siklus," kata Powell di konferensi pers, dikutip dari CNBC International.
Dia menambahkan dalam diskusi FOMC pada rapat bulan ini terdapat perbedaan pandangan yang sangat kuat mengenai bagaimana melanjutkan di Desember.
"Pemotongan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan Desember tidak bisa dianggap pasti. Jauh dari itu." Imbuhnya.
Powell menegaskan bahwa Fed tidak memiliki gambaran penuh mengenai kesehatan ekonomi AS tanpa data pemerintah.
Para pembuat kebijakan The Fed mengakui keterbatasan dalam proses pengambilan keputusan mereka yang ditimbulkan oleh penutupan pemerintah, dengan menetapkan pandangan mereka tentang tingkat pengangguran pada Agustus - bulan rilis data pekerjaan resmi terakhir - sambil mencatat bahwa "indikator yang tersedia menunjukkan" ekonomi terus tumbuh dengan kecepatan moderat.
Powell mengatakan The Fed memperkirakan akan ada beberapa kenaikan inflasi tambahan karena butuh waktu bagi tarif untuk merambat melalui rantai produksi dan akhirnya sampai ke konsumen.
Powell berharap setelah tarif diterapkan, "nflasi tidak akan terus meningkat, mencerminkan efek sekali kejut.
"Inilah cara kami percaya dan berharap hal ini akan bekerja," kata Powell.
Seperti diketahui, inflasi AS menanjak ke 3,0% (year on year/YoY) pada September 2025 dari 2,9% di Agustus. Namun, inflasi inti melandai ke 3,0% di September 2025.
Jinping Bertemu Trump
Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping dijadwalkan bertemu di sela-sela KTT CEO Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Korea Selatan pada Kamis (30/10/2025). Pertemuan ini menjadi krusial di tengah perjuangan dua ekonomi terbesar dunia ini untuk menyelesaikan konflik perdagangan berkepanjangan yang telah mengguncang ekonomi global.
Ketegangan antara kedua belah pihak memanas dalam beberapa minggu terakhir menyusul perluasan kontrol ekspor teknologi oleh Washington dan pengetatan pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh China. Esktremnya, Trump bahkan telah mengancam akan memberlakukan tarif baru sebesar 100% pada barang-barang China mulai 1 November jika Beijing tidak menyerah.
Namun, AS dan China menunjukkan kemajuan nyata selama akhir pekan setelah putaran terakhir pembicaraan perdagangan di Malaysia. Kerangka kerja kesepakatan perdagangan tersebut membuka jalan bagi pertemuan tatap muka pertama antara Trump dan Xi sejak kembalinya Trump ke Gedung Putih pada Januari.
Pertemuan terakhir mereka terjadi pada 2019, selama KTT G20 di Osaka, Jepang. Batas waktu 10 November untuk gencatan senjata tarif membayangi, karena kegagalan untuk mencapai kesepakatan bisa memicu kembali lonjakan tarif.
Klaim Pengangguran AS
Hari ini Amerika Serikat akan mengumumkan klaim pengangguran per 25 Oktober 2025. Sebagai catatan, Jumlah klaim pengangguran awal di AS turun 14.000 dari minggu sebelumnya menjadi 218.000 pada minggu ketiga September, jauh di bawah konsensus pasar yang memperkirakan akan rebound ke 235.000, menandai angka terendah dalam dua bulan.
Sementara itu, klaim pengangguran berkelanjutan sedikit menurun menjadi 1.926.000 pada minggu kedua bulan tersebut, terendah sejak akhir Mei. Hasil ini menepis kekhawatiran belakangan tentang penurunan agresif di pasar tenaga kerja akibat laporan pekerjaan yang pesimistis, yang mendorong Fed untuk memulai kembali siklus pemotongan suku bunga meski inflasi masih tinggi.
Di sisi lain, klaim awal oleh pegawai pemerintah federal naik 63 menjadi 635 secara basis belum disesuaikan. Ketenagakerjaan pemerintah federal kembali menjadi sorotan setelah laporan bahwa sejumlah lembaga meningkatkan jumlah tenaga kerjanya terkait PHK antisipatif yang dilakukan DOGE awal tahun ini, sementara kemungkinan penutupan pemerintah dapat mengancam sejumlah pekerjaan.
Aturan Baru DHE Eksportir Akan Diperbaharui
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah telah mengantongi hasil evaluasi aturan dolar eksportir atau devisa hasil ekspor (DHE).
Seperti diketahui, eksportir wajib menyimpan dolarnya di Tanah Air selama satu tahun. Sayangnya aturan ini dianggap tidak optimal meskipun kepatuhan eksportir mencapai 90%.
"Kita sudah evaluasi tinggal teknisnya saja," ujar Airlangga kepada wartawan Istana Negara pada Selasa (29/10/2025).
Airlangga mengatakan penyempurnaan aturan DHE ini dilakukan bersama dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian Keuangan dan telah dilaporkan perkembangannya kepada Presiden RI, Prabowo Subianto.
Airlangga pun membeberkan pemerintah akan tetap mewajibkan penyimpanan DHE di dalam negeri kepada eksportir sumber daya alam (SDA). Dia pun berjanji akan tetap memberikan fasilitas tertentu.
Indeks Dolar Terbang, Imbal Hasil US Treasury Melesat
Indeks dolar AS terbang ke 99,2 pada perdagangan Rabu kemarin atau rekor tertinggi sejak 14 Oktober 2025. Dolar kembali diburu setelah Ketua The Fed Jerome Powell mulai ragu jika The Fed akan memangkas suku bunga di Desember.
Kenaikan indeks dolar ini menjadi peringatan keras bagi pergerakan rupiah hari ini. Indeks dolar yang menguat menandai investor tengah memburu dolar AS dan meninggalkan instrument non-dolar, termasuk rupiah.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury juga melesat ke 4,06% pada perdagangan kemarin, atau tertinggi sejak 9 Oktober 2025. Kenaikan imbal hasl US Treasury ini dikhawatirkan bisa mengerek imbal hasil SBN,
(saw/saw)