Pasar saham diperkirakan akan melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari ini mengingat terdapat kabar dari bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.
Pada perdagangan Rabu (29/10/2025), IHSG ditutup melemah 0,91% di level 8.166,23. Penutupan ini berhasil mendorong IHSG kembali ke level psikologis US$8.100 dan mematahkan tren penurunan IHSG selama dua hari beruntun.
Sebanyak 355 saham naik, 316 turun, dan 140 tidak bergerak.
Nilai transaksi mencapai Rp 22,75 triliun, melibatkan 28,37 miliar saham dalam 2,24 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun terkerek menjadi Rp 14.940 triliun.
IHSG berbalik arah seiring dengan meningkatnya saham bank-bank BUMN. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 3,93%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 1,04%, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 3,10%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) 1,60%, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) 1,56%.
IHSG sempat terguncang hebat pada awal pekan ini. Indeks sempat turun lebih dari 3,5% dan memangkas koreksi pada akhir perdagangan menjadi 1,87%.
Pada perdagangan sebelumnya, indeks masih berkutat di zona merah dan tidak kuat mempertahankan level 8.100.
Menjelang keputusan suku bunga bank sentral yang diperkirakan akan terjadi pemangkasan, diharapkan mampu mendorong pasar saham Tanah Air. Apalagi Menteri Keuangan Republik Indonesia Purbaya Yudhi Sadewa juga optimis IHSG akan menembus 9.000 hingga akhir tahun.
Purbaya mengungkapkan bahwa para pelaku pasar akan menganalisa perkataan serta kebijakan yang diambil dirinya, dan hal tersebut akan terlihat dan diimplementasikan dalam bentuk posisi pelaku pasar di portofolio yang mereka miliki.
"Makanya indeks bisa naik ke atas. Kalau ditanya ke Saya (IHSG) bagaimana? To the moon saya bilang," ungkap Purbaya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Dirinya bahkan memprediksi IHSG dapat tembus 32.000 dalam sepuluh tahun ke depan.
"Orang bilang saya bohong ngomong sembarangan tapi itu berdasarkan dari pengalaman 20-30 tahun terakhir," ujar Purbaya.
Dirinya menjelaskan pada mula awal siklus bisnis sampai ke akhir siklus bisnis, indeks dapat tumbuh empat hingga lima kali dan mengaku siklus tersebut akan terjadi berulang terus. Purbaya percaya behavioral system tidak berubah sehingga angka tersebut dapat tercapai.
Beralih ke rupiah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rab (29/10/2025) melemah ke posisi Rp16.610/US$1 atau terdepresiasi 0,06%.
Pelemahan rupiah pada perdagangan kemarin terjadi seiring dengan kondisi pasar global yang tengah menanti hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed yang akan dirilis Kamis (30/10/2025) dini hari waktu Indonesia.
Pasar memperkirakan The Fed hampir pasti akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 3,75% - 4,00%, menandai penurunan kedua sepanjang tahun ini.
Ekspektasi tersebut didorong oleh melambatnya pasar tenaga kerja dan turunnya inflasi AS ke level 3,0% pada September, di bawah konsensus 3,1%.
Keputusan ini diharapkan dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat di tengah tekanan global dan penutupan sebagian aktivitas pemerintahan (government shutdown) yang berkepanjangan.
Penguatan DXY pada perdagangan kemarin juga turut menjadi faktor pembatas bagi rupiah.
Indeks dolar AS kembali bangkit dari posisi terendah dalam sepekan setelah muncul tanda-tanda bahwa Amerika Serikat dan China berada di jalur untuk menandatangani kesepakatan dagang baru.
Menurut Bart Wakabayashi, Manajer Cabang State Street Tokyo, penguatan dolar saat ini juga merupakan bentuk "relief rally" setelah tekanan jual berkepanjangan.
"Dolar telah dijual cukup dalam dalam beberapa waktu terakhir, dan wajar bila pasar mulai melakukan rebound yang mungkin bersifat reaktif," ujarnya dikutip dari Reuters.
Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Rabu (29/10/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun naik 0,18% di level 5,9309%. Sebagai informasi, imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitu pun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).
Bursa saham AS, Wall Street, berakhir beragam pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Indeks Dow Jones Industrial Average mengalami reversal cepat pada Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Indeks sempat menyentuh rekor tertinggi di awal sesi sebelum turun kembali setelah Ketua The Fed Jerome Powell, menyinggung bahwa bank sentral mungkin tidak akan menurunkan suku bunga lagi di 2025.
Indeks Dow Jones ditutup turun 74,37 poin atau 0,16% menjadi 47.632,00, sementara S&P 500 berakhir sedikit lebih rendah di 6.890,59. Nasdaq Composite tampil lebih baik, naik 0,55% ke penutupan rekor baru 23.958,47, didorong oleh kenaikan saham Nvidia. Dow sempat naik hingga 334 poin, menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa sebelum akhirnya turun kembali.
Indeks Nasdaq menguat, didorong oleh saham Nvidia (NVDA.O), yang selama sesi perdagangan melonjak melewati US$5 triliun dalam valuasi pasar.
Setelah Powell berbicara, para pedagang mengurangi taruhan pada pemangkasan suku bunga di bulan Desember, sekarang memberikan peluang 71%, turun dari 90%.
Pada perdagangan sebelumnya, saham menguat dan kemudian menambah keuntungan setelah The Fed memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase, seperti yang diperkirakan, dan mengatakan akan memulai kembali pembelian obligasi Treasury dalam jumlah terbatas.
Para pembuat kebijakan The Fed juga mencatat keterbatasan dalam proses pengambilan keputusan mereka akibat penutupan pemerintah federal AS. The Fed menurunkan suku bunga acuan semalam ke kisaran target 3,75% hingga 4,00%, yang merupakan kedua kalinya bank sentral AS tersebut melonggarkan kebijakannya tahun ini.
"Ketua Powell mengindikasikan bahwa penurunan suku bunga lagi bukanlah sesuatu yang pasti," ujar Oliver Pursche, wakil presiden senior dan penasihat Wealthspire Advisors di Westport, Connecticut.
"Namun, tidak ada penurunan suku bunga yang pasti. Jadi, bagi saya, itu bukan komentar yang tidak pantas. (The Fed) bergantung pada data."
Selama sesi tersebut, Nvidia menjadi perusahaan pertama yang menembus valuasi pasar US$5 triliun. Sahamnya telah naik lebih dari 50% tahun ini, memimpin reli AI di Wall Street.
Sementara itu, investor kini masih cemas menunggu hasil dari beberapa perusahaan mega-cap minggu ini, dengan Meta Platforms (META.O), Microsoft (MSFT.O), dan Alphabet (GOOGL.O) yang akan dirilis setelah bel penutupan perdagangan.
Laba-laba sebagian besar lebih kuat dari yang diperkirakan pada periode pelaporan ini. Dari 222 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan laba sejauh ini, sekitar 85% telah membukukan laba di atas ekspektasi analis, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG per Rabu.
Adapun, saham Caterpillar (CAT.N) melonjak karena laba kuartal ketiga melampaui ekspektasi.
Pelaku pasar akan mencermati sejumlah sentimen yang akan menggerakkan pasar hari ini, terutama yang datang dari keputusan The Fed. Pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping juga akan menentukan sentimen hari ini.
IHSG berhasil rebound usai penurunan selama dua hari beruntun. Kini IHSG bersiap kembali melanjutkan penguatan usai optimisme para pelaku pasar kembali usai optimisme Menteri Keuangan Republik Indonesia Purbaya Yudhi Sadewa terhadap bullishnya IHSG hingga kabar baik dari bank sentral The Federal Reserve (The Fed).
Respon BEI Usai Purbaya Pede IHSG Tembus 32.000
Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang optimis bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menembus 9.000 pada akhir tahun ini. Bahkan Purbaya memprediksi indeks acuan utama bursa domestik itu bisa lompat hingga level 32.000.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, IHSG berkaitan erat dengan upaya-upaya yang dilakukan dalam pengembangan industri pasar modal. Sebab, untuk mencapai IHSG saat ini yang menyentuh 8.000 sangat sulit dibayangkan beberapa tahun lalu.
"Saya rasa kita terus saja berharap bahwa indeks kita akan terus naik, berapapun angkanya. Kita tidak bayangkan 8 ribu bisa tercapai di tahun ini. Bahkan lebih cepat dari target. Jadi artinya apa? Kita tidak diskusi mengenai IHSG-nya. Tapi upaya-upaya apa yang dilakukan yang impact-nya di IHSG. IHSG menurut saya adalah hasil," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (29/10/2025).
Menurutnya, pengembangan industri pasar modal bukan tercermin hanya dari capaian IHSG, melainkan upaya yang dilakukan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
"Karena IHSG itu tidak hanya bicara mengenai angka. Apakah 32 ribu atau 8 ribu, 10 ribu. Tapi bagaimana upaya mencapai hasil tersebut.
Jadi IHSG itu sebenarnya hasil dari sebuah upaya dan termasuk kondisi global maupun domestic dan fundamental perusahaan," ucapnya.
Ia menyebut, IHSG bukan hanya bicara tentang aktivitas perdagangan yang ramai melainkan cerminan perusahaan dengan fundamental yang bagus.
Sebelumnya, Purbaya optimis IHSG pada tahun ini bisa tembus 9.000 hingga 32.000. Meski demikian, mantan Ketua LPS tersebut juga tidak menafikan adanya 'saham gorengan' yang dapat mengganggu kinerja indeks dalam jangka panjang, karena kenaikan artifisial.
Namun, Purbaya mengaku masih optimis karena masih ada banyak saham fundamental bagus dengan kapitalisasi pasar besar. "Makanya indeks bisa naik ke atas. Kalau ditanya ke Saya (IHSG) bagaimana? To the moon saya bilang," ungkap Purbaya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Kapitalisasi IHSG Naik 32%
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut nilai kapitalisasi pasar sepanjang tahun 2025 hingga pada 24 Oktober 2025 tercatat Rp15.234 triliun atau naik sebesar 23% dibandingkan posisi pada akhir tahun 2024 yang lalu sebesar Rp12.336 triliun.
Kapitalisasi pasar tersebut seiring dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 24 Oktober 2025 ke level 8.271,722 atau meningkat sebesar 16,83% dari posisi 7.079,905 pada akhir tahun 2024 yang lalu. IHSG pun mencapai rekor tertingginya, yaitu pada level 8.274,375 saat 23 Oktober 2025.
"Kapitalisasi pasar juga turut memecahkan rekor titik tertingginya pada 10 Oktober 2025 yang lalu, yaitu sebesar Rp15.559 triliun," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2025, Rabu (29/10).
Selain itu, BEI juga mencatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) telah mencapai Rp16,46 triliun dengan kenaikan 28% dari data pada Desember 2024 lalu sebesar Rp12,85 triliun.
Sementara aktivitas perdagangan produk non saham, yaitu right, warrant, structured warrant, Kontrak Investasi Kolektif (KIK), dan derivatif di BEI, sampai dengan 24 Oktober 2025 mencatatkan total nilai transaksi sebesar Rp4,48 triliun.
Dari sisi suplai, Iman juga menyampaikan, sampai dengan 24 Oktober 2025 ada sebanyak 955 saham emiten dengan penambahan 23 saham baru. Dari penambahan tersebut, 5 di antaranya merupakan Lighthouse IPO, yaitu IPO dengan kriteria kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun serta free float 15% atau nilai kapitalisasi pasar free float lebih dari Rp700 miliar.
Adapun total penghimpunan dana atas seluruh efek sepanjang tahun ini mencapai Rp202,6 triliun.
Iman menambahkan, dari sisi demand atau investor, hingga 24 Oktober 2025 terdapat lebih dari 4,2 juta investor baru atau penambahan 28% dibandingkan tahun 2024 yang lalu. Hal tersebut menjadikan jumlah total investor di pasar modal Indonesia berhasil mencapai 19,1 juta investor.
"Dari keseluruhan data tersebut, jumlah investor saham mencapai 8 juta investor atau tumbuh hampir 5 kali lipat selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2020. Partisipasi investor ritel turut meramaikan aktivitas transaksi tahun ini dengan total rata-rata investor aktif sebesar 222 ribu investor per harinya sampai dengan 24 Oktober 2025," pungkasnya.
BEI Targetkan Transaksi Rata-Rata Harian IHSG Rp 14,5 Triliun di 2026
Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2026 mendatang mencapai Rp14,5 triliun dengan jumlah hari bursa sebanyak 239 hari. Sedangkan target investor pasar modal baru pada tahun 2026 mendatang sejumlah 2 juta investor baru.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengungkapkan, target tersebut lebih rendah dari capaian per 24 Oktober 2025 RNTH mencapai Rp 16,5 triliun karena memang adanya peningkatan yang signifikan dalam 3 bulan terakhir.
"Perlu sustainability. (RNTH) meningkat dari tahun lalu Rp 13,25 triliun," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2025, Rabu (29/10).
Sementara, target jumlah pencatatan efek pada tahun 2026 menjadi 555 efek yang terdiri atas dari pencatatan efek saham, emisi obligasi, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange-Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), dan Efek Beragun Aset (EBA), serta emisi waran terstruktur.
Iman mengatakan, target-target tersebut telah disusun dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2026 dengan penetapan sejumlah asumsi berdasarkan kondisi makro ekonomi.
Asumsi tersebut di antaranya adalah tren suku bunga global, kebijakan ekonomi pemerintah baru, serta potensi peningkatan dari sisi perusahaan tercatat dan investor pasar modal.
Iman menjelaskan, secara umum RKAT 2026 disusun dengan mengacu kepada fase pertama dari Master Plan BEI 2026-2030, yaitu meningkatkan kesesuaian produk dengan pasar dan demokratisasi akses.
3 Perusahaan Jumbo Akan Melantai di BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa akan ada tiga perusahaan dengan aset skala besar atau lighthouse yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan kedatangan tiga perusahaan beraset jumbo tersebut sebagai pelengkap dari target emiten lighthouse IPO tahun ini.
"Di tahun ini setelah mencapai lima tadi yang sudah tercatat, ada tiga sebetulnya lighthouse IPO yang ada di pipeline kita dan sedang dalam proses," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (29/10).
Menurutnya, dengan melantainya perusahaan beraset jumbo di lantai bursa Tanah Air menunjukkan bahwa BEI sangat perduli pada kualitas emiten.
"Kualitas ditunjukkan oleh size. Sizeable IPO, Lighthouse IPO, tadi Pak Iman sudah menyampaikan apa kriterianya. Pertama tentu market capitalization, lebih dari Rp 3 triliunan," ungkapnya.
Nyoman membeberkan, tiga perusahaan calon emiten tersebut bergerak di sektor perbankan, infrastruktur, dan tambang. "Jadi ini kita harapkan nanti akan mendapat tercatat di tahun 2025 ini," pungkasnya.
Sebagai informasi, BEI menargetkan enam perusahaan lighthouse melantai di bursa pada 2026. Adapun target IPO tahun 2026 mendatang sebanyak 50 perusahaan.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, hingga saat ini perusahaan yang antre melantai di BEI atau dalam pipeline ada sebanyak 13 perusahaan.
"Di pipeline ada 13 (perusahaan). Yang 13 itu tahun ini. Tahun depan tentu saja kita optimis bisa mencapai di 50 (perusahaan)," ucapnya.
Iman menjabarkan, dari target 50 emiten pada tahun depan, BEI juga berharap akan ada peningkatan 6 perusahaan besar yang melantai di BEI atau yang disebut dengan lighthouse.
The Fed Turunkan Suku Bunga, Tak Ada Cut Rate Lagi Tahun Ini?
The Fed kembali memangkas suku bunganya sebesar 25 bps ke level 3,75-4,00%. Namun, The Fed belum yakin akan menurunkan suku bunga lagi bulan depan.
The Fed mengumumkan suku bunga pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (30/9/2025) setelah menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari. Ini merupakan pemangkasan kedua sepanjang tahun ini setelah September lalu. Suku bunga saat ini adalah yang terendah sejak November 2022 atau hampir tiga tahun terakhir.
Ketua Fed, Jerome Powell, dalam konferensi pers, mengatakan The Fed belum bersuara bulat mengenai pemangkasan di pertemuan berikutnya yakni pada 9-10 Desember2025.
Ada pandangan yang sangat berbeda di antara para pembuat kebijakan mengenai langkah selanjutnya. Pemotongan suku bunga lebih lanjut pun "tidak bisa dianggap pasti."
Powell mengatakan ada keinginan semakin kuat di kalangan pembuat kebijakan bahwa mungkin sudah saatnya pemangkasan berhenti sejenak dan mengevaluasi dampak dua pemotongan Fed tahun ini sebelum mengambil langkah berikutnya.
"Saat ini kita telah memotong dua kali ... kita 150 basis poin lebih dekat ke netral dibanding setahun lalu. Ada semakin banyak suara yang merasa mungkin ini saatnya untuk setidaknya menunggu satu siklus," kata Powell di konferensi pers, dikutip dari CNBC International.
Dia menambahkan dalam diskusi FOMC pada rapat bulan ini terdapat perbedaan pandangan yang sangat kuat mengenai bagaimana melanjutkan di Desember.
"Pemotongan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan Desember tidak bisa dianggap pasti. Jauh dari itu." Imbuhnya.
Powell menegaskan bahwa Fed tidak memiliki gambaran penuh mengenai kesehatan ekonomi AS tanpa data pemerintah.
Para pembuat kebijakan The Fed mengakui keterbatasan dalam proses pengambilan keputusan mereka yang ditimbulkan oleh penutupan pemerintah, dengan menetapkan pandangan mereka tentang tingkat pengangguran pada Agustus - bulan rilis data pekerjaan resmi terakhir - sambil mencatat bahwa "indikator yang tersedia menunjukkan" ekonomi terus tumbuh dengan kecepatan moderat.
Powell mengatakan The Fed memperkirakan akan ada beberapa kenaikan inflasi tambahan karena butuh waktu bagi tarif untuk merambat melalui rantai produksi dan akhirnya sampai ke konsumen.
Powell berharap setelah tarif diterapkan, "nflasi tidak akan terus meningkat, mencerminkan efek sekali kejut.
"Inilah cara kami percaya dan berharap hal ini akan bekerja," kata Powell.
Seperti diketahui, inflasi AS menanjak ke 3,0% (year on year/YoY) pada September 2025 dari 2,9% di Agustus. Namun, inflasi inti melandai ke 3,0% di September 2025.
Jinping Bertemu Trump
Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping dijadwalkan bertemu di sela-sela KTT CEO Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Korea Selatan pada Kamis (30/10/2025). Pertemuan ini menjadi krusial di tengah perjuangan dua ekonomi terbesar dunia ini untuk menyelesaikan konflik perdagangan berkepanjangan yang telah mengguncang ekonomi global.
Ketegangan antara kedua belah pihak memanas dalam beberapa minggu terakhir menyusul perluasan kontrol ekspor teknologi oleh Washington dan pengetatan pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh China. Esktremnya, Trump bahkan telah mengancam akan memberlakukan tarif baru sebesar 100% pada barang-barang China mulai 1 November jika Beijing tidak menyerah.
Namun, AS dan China menunjukkan kemajuan nyata selama akhir pekan setelah putaran terakhir pembicaraan perdagangan di Malaysia. Kerangka kerja kesepakatan perdagangan tersebut membuka jalan bagi pertemuan tatap muka pertama antara Trump dan Xi sejak kembalinya Trump ke Gedung Putih pada Januari.
Pertemuan terakhir mereka terjadi pada 2019, selama KTT G20 di Osaka, Jepang. Batas waktu 10 November untuk gencatan senjata tarif membayangi, karena kegagalan untuk mencapai kesepakatan bisa memicu kembali lonjakan tarif.
Klaim Pengangguran AS
Hari ini Amerika Serikat akan mengumumkan klaim pengangguran per 25 Oktober 2025. Sebagai catatan, Jumlah klaim pengangguran awal di AS turun 14.000 dari minggu sebelumnya menjadi 218.000 pada minggu ketiga September, jauh di bawah konsensus pasar yang memperkirakan akan rebound ke 235.000, menandai angka terendah dalam dua bulan.
Sementara itu, klaim pengangguran berkelanjutan sedikit menurun menjadi 1.926.000 pada minggu kedua bulan tersebut, terendah sejak akhir Mei. Hasil ini menepis kekhawatiran belakangan tentang penurunan agresif di pasar tenaga kerja akibat laporan pekerjaan yang pesimistis, yang mendorong Fed untuk memulai kembali siklus pemotongan suku bunga meski inflasi masih tinggi.
Di sisi lain, klaim awal oleh pegawai pemerintah federal naik 63 menjadi 635 secara basis belum disesuaikan. Ketenagakerjaan pemerintah federal kembali menjadi sorotan setelah laporan bahwa sejumlah lembaga meningkatkan jumlah tenaga kerjanya terkait PHK antisipatif yang dilakukan DOGE awal tahun ini, sementara kemungkinan penutupan pemerintah dapat mengancam sejumlah pekerjaan.
Aturan Baru DHE Eksportir Akan Diperbaharui
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah telah mengantongi hasil evaluasi aturan dolar eksportir atau devisa hasil ekspor (DHE).
Seperti diketahui, eksportir wajib menyimpan dolarnya di Tanah Air selama satu tahun. Sayangnya aturan ini dianggap tidak optimal meskipun kepatuhan eksportir mencapai 90%.
"Kita sudah evaluasi tinggal teknisnya saja," ujar Airlangga kepada wartawan Istana Negara pada Selasa (29/10/2025).
Airlangga mengatakan penyempurnaan aturan DHE ini dilakukan bersama dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian Keuangan dan telah dilaporkan perkembangannya kepada Presiden RI, Prabowo Subianto.
Airlangga pun membeberkan pemerintah akan tetap mewajibkan penyimpanan DHE di dalam negeri kepada eksportir sumber daya alam (SDA). Dia pun berjanji akan tetap memberikan fasilitas tertentu.
Indeks Dolar Terbang, Imbal Hasil US Treasury Melesat
Indeks dolar AS terbang ke 99,2 pada perdagangan Rabu kemarin atau rekor tertinggi sejak 14 Oktober 2025. Dolar kembali diburu setelah Ketua The Fed Jerome Powell mulai ragu jika The Fed akan memangkas suku bunga di Desember.
Kenaikan indeks dolar ini menjadi peringatan keras bagi pergerakan rupiah hari ini. Indeks dolar yang menguat menandai investor tengah memburu dolar AS dan meninggalkan instrument non-dolar, termasuk rupiah.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury juga melesat ke 4,06% pada perdagangan kemarin, atau tertinggi sejak 9 Oktober 2025. Kenaikan imbal hasl US Treasury ini dikhawatirkan bisa mengerek imbal hasil SBN,
Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:
-
Konferensi Pers Laporan Kinerja Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Triwulan III Tahun 2025
-
Bank sentral Jepang mengumumkan kebijakan suku bunga
- Bank sentral Eropa mengumumkan kebijakan suku bunga
- PDB AS Kuartal III 2025
-
Peliputan keberangkatan Prabowo ke Korea Selatan dalam rangka mengikuti KTT APEC di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
-
Press Conference Sinar Mas Land & Sumitomo Forestry Hadirkan Kota Wisata Ecovia yang akan digelar di Artotel Living World Kota Wisata, Verdant Grand Ballroom, Gunung Putri, Jawa Barat
-
Konsolidasi Aksi Buruh di Jakarta International Convention Center (JICC), Tanah Abang, Jakarta Pusat
-
Opening Ceremony FEKDI & IFSE di Hall B di Jakarta International Convention Center (JICC), Tanah Abang, Jakarta Pusat. Turut hadir antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, dan Menteri Komunikasi dan Digital.
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
-
Tanggal akhir pelaksanaan waran PT PT MNC Energy Investments Tbk
-
RUPS Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS)
-
RUPS Suparma Tbk (SPMA)
-
RUPS PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO)
-
RUPS PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS)
-
Ttanggal Pembayaran Dividen Tunai Interim PT Cisarua Mountain Dairy Tbk
-
Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Interim Central Omega Resources Tbk
-
Tanggal DPS Dividen Tunai Interim Darya-Varia Laboratoria Tbk
-
Jatuh Tempo Surat Berharga Negara seri Surat Perbendaharaan Negara SPN12251030
-
Pencatatan obligasi seri Obligasi Negara Ritel Seri ORI028T3, Obligasi Negara Ritel Seri ORI028T6
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]