1 Tahun Prabowo-Gibran

Deretan Saham Konglo Ini Terbang Ribuan Persen di Era 1 Tahun Prabowo

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
21 October 2025 08:25
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham berhasil rebound tepat di momen satu tahun Prabowo Subianto menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) yang ke-8 pasca dilantik pada 20 Oktober 2024.

Pada perdagangan intraday Senin (20/10/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat 1,58% di level 8.040,47.

Dalam setahun terakhir, IHSG telah berhasil menguat mencapai 3,5%. Penguatan IHSG hingga menembus level psikologis 8.200. Kenaikan IHSG, tak luput dari dorongan saham-saham konglomerat.

Dalam perjalan satu tahun Prabowo, terdapat 10 saham konglomerat yang mencatatkan kenaikan yang sangat signifikan, bahkan dominan didorong oleh group saham-saham konglo yang sama.

PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN)

Saham Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam melesat tak luput dari kinerja keuangannya yang cemerlang. PT Pradiksi Gunatama Tbk. (PGUN) mencatat laba bersih hingga semester pertama tahun 2025 sebesar Rp 83,53 miliar. Laba tersebut meroket 690% dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp 10,57 miliar.

Mengutip laporan keuangannya yang disampaikan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), laba tersebut ditopang penjualan bersih yang mencapai Rp 385,17 miliar atau naik 48,9% dari semester I tahun 2024 yang sebesar Rp 258,63 miliar.

Seiring dengan meningkatnya penjualan bersih, beban pokok penjualan PGUN juga naik dari semester I tahun 2024 yang sebesar Rp 211,2 miliar menjadi Rp 242,4 miliar. Sehingga, laba bruto PGUN melonjak 201,6% dari Rp 47,3 miliar menjadi Rp 142,7 miliar ditahun ini.

Laba bersih tahun berjalan pada semester I tahun 2025 menjadi Rp 83,53 miliar.

Adapun total aset PGUN hingga semester I tahun 2025 mencapai Rp 2,64 triliun dibandingkan akhir tahun 2024 yang sebesar Rp 2,63 triliun.

Sebagai informasi,PGUN dimiliki oleh anak Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam, Liana Saputri dan Jhony Saputra melalui PT Araya Agro Lestari dan PT Citra Agro Raya.

Total kepemilikan gabungan secara tidak langsung keduanya di PGUN mencapai 4.400.386.682 atau 76,69%.

PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA)

Saham terafiliasi Happy Hapsoro masuk dalam jajaran saham multibagger tertinggi. Kenaikan saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) tak luput dari aksi korporasi. BUVA mengumumkan rights issue sebanyak 4 miliar saham baru, dengan efek dilusi hingga 16,36%, dan rasio rights issue adalah 225:44.

"Harga pelaksanaan sebesar Rp150/saham, sehingga total dana dihimpun sebesar Rp604 miliar," ujar manajemen seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (12/9/2025).

Pengendali BUVA, PT Nusantara Utama Investama (NUI), akan melaksanakan seluruh rights issue yang diterima. Selain itu, suami Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani, Happy Hapsoro, selaku pemegang 7,91% BUVA, akan mengalihkan rights issue yang dimilikinya kepada pengendali, NUI.

NUI juga akan bertindak sebagai pembeli siaga rights issue. Cum date pada 27 Oktober 2025, dengan periode perdagangan dan pelaksanaan pada 31 Oktober - 6 November 2025.

Berdasarkan laporan kepemilikan saham per 31 Agustus 2025, Hapsoro merupakan penerima manfaat akhir BUVA. Dia menggenggam saham perusahaan tersebut, baik secara langsung dan melalui NUI.

NUI tercatat menguasai 67,02% saham BUVA atau sebanyak 13,79 miliar lembar saham. Hapsoro juga tercatat sebagai pemegang saham langsung dengan kepemilikan 7,91% atau setara 1,62 miliar lembar saham.

Sementara itu, porsi kepemilikan publik mencapai 25,07% atau sekitar 5,16 miliar saham.

Dengan struktur kepemilikan tersebut, rights issue ini diperkirakan tidak akan mengubah kendali perseroan karena NUI tetap menjadi pengendali utama. Namun, pemegang saham publik yang tidak mengeksekusi HMETD berpotensi terdilusi hingga 16,36%.

Sebagai informasi tambahan, pada semester I/2025, perseroan membukukan laba bersih Rp81,39 miliar, melonjak hampir 10 kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu.

Manajemen optimistis, dukungan dari pemegang saham pengendali serta prospek pariwisata Bali akan memperkuat ekspansi bisnis hotel BUVA di masa depan.

PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR)

Lagi-lagi saham Haji Isam kembali mencatatkan kenaikan saham luar biasa. Kenaikan saham PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) tak luput dari kinerja keuangan dan ekspansi bisnis perseroan.

PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) membukukan laba bersih sebesar Rp 160,39 miliar pada semester I-2025. Realisasi itu melesat 82,6% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 87,85 miliar.

Merinci laporan keuangannya yang berakhir pada periode 30 Juni 2025, penjualan tercatat sebesar Rp 2,04 triliun, meningkat 18,6% yoy dari Rp 1,72 triliun pada semester I-2024. Lini pendapatan terbesar berasal dari penjualan fatty acid methyl ester (FAME) yang tercatat sebesar Rp 1,72 triliun.

JARR menilai bisnis biodiesel di Indonesia berkembang pesat, terutama sejak diterapkan program mandatori campuran biodiesel seperti B20, B30, hingga B35 dan B40 dan seterusnya.

PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Lagi-lagi saham Happy Hapsoro melambung, PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) melesat di tengah melakukan aksi korporasi.

MINA menawarkan sebanyak-banyaknya 3,28 miliar atau 3.281.25O.OOO saham baru atau sebesar 33,33% dan modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dengan nilai nominal Rp 20 setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp 50.
Dengan demikian dana segar yang akan dikantongi perusahaan dari rights issue tersebut senilai Rp 164,06 miliar.

Sebagai informasi, saat ini saham MINA dipegang oleh PT Basis Utama Prima (45,71%), Hapsoro (4,44%), dan publik (49,85%). Dalam rights issue kali ini, Basis Utama Prima akan mengalihkan seluruh haknya kepada Hapsoro berdasarkan surat tanggal 28 April 2025.

Basis Utama Prima merupakan perusahaan yang 99,9% sahamnya dimiliki oleh Hapsoro.

Berdasarkan surat pernyataan kesanggupan tanggal 28 April 2025, Hapsoro berkomitmen untuk melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya. Dia juga mnyetakan komitmen untuk menyerap seluruh rights issue milik Basis utama Prima.

Dalam rights issue kali ini, MINA tidak memiliki pembeli siaga. Artinya, bila ada pemegang saham yang tidak mengeksekusi haknya, maka perusahaan tidak akan menerbitkan saham baru.

Mengutip keterbukaan informasi, Kamis (3/7/2025), setelah rights issue, kepemilikan Basis Utama Prima akan terdilusi menjadi 30,48%. Lalu kepemilkan Hapsoro akan naik menjadi 19,68%, dan masyarakat (dengan asumsi mengambil haknya), akan tetap 49,84%.

Adapun sekitar 35% dana rights issue akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, yaitu untuk biaya operasional seperti pembayaran gaji, beban umum dan administrasi, biaya pengembangan lT dan sewa kantor.

Sekitar 35% lainnya akan digunakan untuk modal kerja pada PT Minna Padi Resorts yang akan digunakan untuk biaya operasional dan pengembangan usaha.

Penyaluran dana berupa pinjaman dengan jangka waktu 5 tahun dan bunga 6% per tahun. Apabila pinjaman telah jatuh tempo dan dibayarkan kembali kepada Perseroan, maka Perseroan akan menggunakannya untuk modal kerja.

Bagian terakhir atau 30% akan dipakai untuk modal kerja pada PT Sanur Hasta Griya yang akan digunakan untuk biaya operasional dan pengembangan usaha.

Penyaluran dana berupa pinjaman dengan jangka waktu 5 tahun dan bunga 6% per tahun. Apabila pinjaman telah jatuh tempo dan dibayarkan kembali kepada Perseroan, maka Perseroan akan menggunakannya untuk modal kerja.

PT Remala Abadi Tbk (DATA)

Saham yang kini dimiliki oleh Djarum Group juga menunjukkan performa yang luar biasa. Usai diakuisisi Djarum Group, PT Remala Abadi Tbk (DATA) langsung tancap gas dan agresif masuk ke beberapa bisnis, dengan yang utama menjajaki bidang teknologi jaringan Fiber to the Home (FTTH)

DATA kini tengah membidik pembangunan 500.000 jaringan FTTH sepanjang tahun ini. Untuk itu, DATA menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp1 triliun. Agus merincikan, lebih dari 50% anggar dialokasikan untuk pembangunan FTTH retail.

Lantas, capex juga dialokasikan untuk pembelian aset properti untuk mengoperasikan jaringan internet, yang menjadi point of presence (POP).

Dalam pembangunan tersebut, Remala menandatangani MoU dengan sejumlah mitra, yang mencakup PT Huawei Tech Investment, PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk (CCSI), PT Voksel Electric Tbk, PT Ketrosden Triasmitra Tbk (Triasmitra) dan PT Jejaring Mitra Persada, Guangzhou V-Solution Telecommunication Technology Co., Ltd (Vsol), dan PT Kosmos Wavelength Technology.

DATA juga berencana melakukan akuisisi perusahaan penyedia layanan internet atau internet service provider (ISP) tahun ini. DATA memiliki strategi ekspansi anorganik. Ekspansi anorganik ini dilakukan perseroan untuk menutupi kekurangan homepass yang dimiliki perseroan.

Tahun ini Remala Abadi berencana untuk membangun sebanyak 500.000 homepass. Untuk pembangunan homepass ini, DATA menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga sekitar Rp500 miliar.

Dana capex ini akan berasal dari dana internal perusahaan, investor, serta pinjaman bank.

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)

Saham yang terafiliasi dengan Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) juga mencatatkan kinerja fantastis dalam satu tahun terakhir. Hal ini tak luput dari ekspansi bisnis perseroan.

PT Solusi Sinergi DigitalTbk atau Surge (WIFI) memenangkan lelang pita frekuensi 1.4GHzBWA Region 1 (Pulau Jawa, Papua & Maluku) dengan nilai penawaran Rp403,76 miliar. Frekuensi ini dialokasikan untuk layanan internet murah dengan kecepatan 100 Mbps di seluruh Indonesia

Direktur Utama PT Solusi Sinergi Digital Tbk (SURGE) Yune Marketatmo menyatakan, region 1 ini mewakili lebih dari 60 % populasi Indonesia. Dengan backbone fiber kami yang sudah terhubung di Pulau Jawa, biaya investasi per pelanggan dapat ditekan secara signifikan.

Saat ini, WIFI tengah memulai fase perencanaan teknis dan implementasi awal frekuensi 1.4 GHz. Fokus utama meliputi pengembangan layanan fixed wireless broadband dan konektivitas residensial berkecepatan tinggi.

Ke depan, WIFI juga mengajak seluruh pemain Ineternet Service Provider (ISP) di Region 1 untuk berkolaborasi dalam memperluas jangkauan layanan digital, dan akan mengumumkan skema kerja sama komersial secara terbuka dalam waktu dekat.

PT DCI Indonesia Tbk (DCII)

Saham di sektor teknologi milik konglomerat Otto Toto Sugiri mampu mencatatkan kinerja harga saham yang signifikan sejalan dengan performa kinerja keuangannya.

PT DCI Indonesia Tbk (DCII) mengalami kenaikan laba hingga 105% secara year on year (yoy) sepanjang pertengahan tahun 2025.

Merujuk pada laporan keuangan terbaru, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik induk perusahaan pusat data ini per 30 Juni 2025 tercatat sebesar Rp616,95 miliar. Sementara di tahun 2024, perseroan membukukan laba sebesar Rp299,5 miliar.

Dari sisi top line, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 1,33 triliun. Angka ini naik 80% ketimbang 2023 sejumlah Rp737,3 miliar.

Pendapatan DCII banyak dikontribusi dari segmen jasa colocation atau layanan penitipan server, dengan capaian Rp 1,25 triliun. Sementara sisanya, pendapatan dari lain-lain tercatat sebesar Rp 83,83 miliar.

Di sisi lain, beban pokok pendapatannya ikut terkerek. DCII mencatatkan jumlah beban sebesar Rp539,32 miliar di tengah tahun, di mana sebelumnya bebannya sebesar Rp 318,23 miliar.

Posisi nilai aset perseroan pada tengah tahun tercatat sebesar Rp5,58 triliun. Aset ini naik dari tahun lalu yang sebesar Rp4,82 triliun.

Sementara posisi liabilitas dan ekuitas DCII masing-masing tercatat sebesar Rp1,96 triliun dan Rp3,62 triliun.

PT Petrosea Tbk (PTRO)

Saham jargoan Prajogo Pangestu masih mampu menghiasi pasar saham di tahun terakhir dengan kenaikan yang signifikan. Apalagi usai komisaris PT Petrosea Tbk (PTRO), Erwin Ciputra kembali memborong ratusan ribu saham perseroan dalam rangka investasi. Erwin memborong 600 ribu saham PTRO atau setara 0,059 persen dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan

Proses transaksi dilakukan pada 15 Oktober 2025. Proses pembelian dilaksanakan pada harga Rp6.875 per saham, sehingga dana yang dikeluarkan sekitar Rp4 miliar.

Dengan transaksi terbaru ini, kepemilikan saham Erwin di PTRO kembali bertambah menjadi 10,65 juta saham atau setara 0,1056 persen. Sebelumnya, dia memiliki 10,05 juta saham atau setara 0,0997 persen saham.

Selain itu, PTRO mengumumkan akan menggarap proyek tambang raksasa di Pakistan dengan nilai kontrak sebesar Rp432 miliar.

Hal ini dilakukan melalui anak usahanya, yaitu Petrosea Solutions Pakistan (Private) Limited. Diketahui, perusahaan ini menandatangani Limited Notice to Proceed atau perjanjian pelaksanaan awal dengan Reko Diq Mining Company (Private) Limited, perusahaan pertambangan yang berdomisili di Karachi (Pakistan) guna memberikan jasa layanan EPC (Engineering, Procurement & Construction).

PT GTS Internasional Tbk (GTSI)

Salah satu emiten yang terafiliasi dengan Tommy Soeharto. Kenaikan saham GTSI tak luput dari ekspansi bisnis yang dilakukan oleh Perseroan.

Baru saja, GTSI mengumumkan pembelian satu unit kapal Liquified Natural Gas (LNG) bernama Methane Jane Elizabeth yang akan diubah Namanya menjadiDanaputri 1 dari GAS-Seventeen Ltd, perusahaan berbasis di Hamilton, Bermuda. Kapal LNG Carrier Tanker dengan nomor IMO 9307190 dibangun pada tahun 2006 dan memiliki kapasitas angkut gas cair mencapai 145.000 meter kubik.

Nilai transaksi pembelian kapal tersebut mencapai US$ 24,5 juta, atau sekitar Rp 406 miliar (Rp 16.573/US$1).

Nilai transaksi akuisisi kapal ini setara dengan 36,92% dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan tahun 2024. Pendanaan untuk pembelian Danaputri 1 bersumber dari sisa hasil penawaran umum (IPO) serta modal internal perusahaan.

Aset Perseroan diperkirakan tidak akan mengalami peningkatan atau penurunan dikarenakan pembelian aset tetap Kapal didanai dengan dana kas di bank.

Proses pembelian kapal hingga pendaftaran di bawah bendera Republik Indonesia diperkirakan rampung dalam waktu satu bulan setelah penandatanganan Memorandum of Agreement.

Pembelian kapal ini sejalan dengan strategi pertumbuhan dan ekspansi bisnis di sektor transportasi LNG. Perseroan optimistis langkah ini akan memperkuat posisi perusahaan di pasar jasa pelayaran energi.

Pembelian kapal ini juga diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar, pendapatan, serta laba bersih perusahaan. Langkah ini juga akan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan konsolidasian GTSI di masa mendatang.

PT Multipolar Technology Tbk (MLPT)

Salah satu saham milik konglomerasi Lippo Group, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), mencatatkan kinerja harga saham yang cukup baik dalam setahun terakhir.

Tidak ada kabar special mengenai saham MLPT, namun kabar sebelumnya, emiten induk telekomunikasi dan teknologi milik Grup Lippo PT Multipolar Tbk (MLPT) melakukan penjualan saham yang dimilikinya pada MLPT.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (14/1/2025), selaku pengendali, Multipolar melakukan divestasi sebanyak 37,5 juta lembar saham MLPT di harga Rp 8.000 per saham. Dari transaksi tersebut, Multipolar mengantongi uang senilai Rp 300 miliar. Adapun transaksi itu terjadi pada 10 Januari 2025 lalu.

PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE)

Kenaikan salah satu saham yang terafiliasi dengan konglomerat Hermanto Tanoko, PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) tak luput dari aksi ekspansi bisnis perseroan.

Pada akhir Mei lalu, RISE resmi mengumumkan ekspansi besar-besaran. Langkah ini ditandai dengan peluncuran empat proyek strategis yang akan menjadi pilar pertumbuhan baru perusahaan.

RISE menggarap kawasan premium di berbagai daerah, mulai dari resor Taman Dayu di Jawa Timur, kota mandiri TANRISE CITY Sidoarjo, TANRISE CITY Bandung, hingga kawasan industri modern di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Keempat proyek ini akan menjadi motor penggerak utama dan diyakini memberi kontribusi signifikan bagi pertumbuhan perusahaan ke depan.

Berikut catatan CNBC Indonesia Research, beberapa proyek-proyek terbaru RISE:

Taman Dayu, Jawa Timur (700 hektar)

RISE memperluas kawasan resor dan golf ikonik Taman Dayu. Tak hanya hunian, pengembangan juga mencakup fasilitas rekreasi, lifestyle, hingga peningkatan kualitas lapangan golf rancangan Jack Nicklaus yang dikenal bertaraf internasional.

TANRISE CITY Sidoarjo (150 hektar)

Kota mandiri modern dengan hunian premium, area komersial, dan fasilitas publik. Lokasinya strategis sebagai penyangga utama Surabaya, sekaligus bernilai investasi tinggi.

TANRISE CITY Bandung (26 hektar)

Proyek hunian dan komersial yang dirancang selaras dengan karakter Bandung sebagai kota pendidikan, pariwisata, dan kreativitas.

Kawasan Industri Banjarbaru (150 hektar)

Dikembangkan lewat anak usaha PT Millenium Mega Mulia, kawasan ini difokuskan untuk manufaktur, logistik, dan agribisnis, sejalan dengan percepatan pembangunan Kalimantan.

PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI)

Saham yang terafiliasi dengan Happy Hapsoro, PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) juga mencatatkan kinerja harga saham yang luar biasa.

Sebelum dikabarkan, Hapsoro Sukmonohadi akan menyuntik dana ke perusahaan melalui rights issue. Direktur PADI, Martha Susanti menjelaskan bahwa pengusaha kakap itu bukan merupakan pihak yang berencana atau mengajukan rights issue.
Seperti diketahui, Hapsoro yang kerap disapa Happy Hapsoro itu menggenggam saham PADI melalui perusahaannya, PT Sentosa Bersama Mitra dan PT Basis Utama Prima. Ia mulai masuk sebagai pemegang saham pada bulan Februari lalu.

"Kami klarifikasikan bahwa Hapsoro, melalui PT Sentosa Bersama Mitra dan PT Basis Utama Prima bukan merupakan pihak yang berencana atau mengajukan rights issue," kata Martha dalam keterbukaan informasi yang dikutip Kamis (14/8/2025).

Ia menyatakan bahwa PADI sendiri yang berencana dan telah mengumumkan untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) sebesar 2,26 miliar saham dengan nilai nominal Rp25. Perusahaan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 September 2025 lalu untuk meminta restu untuk rencana tersebut.

Namun, Martha mengakui bahwa PADI belum melakukan pernyataan pendaftaran PMHMETD ke OJK. Dalam keterbukaan informasi mengenai rencana rights issue tersebut, perusahaan berencana melakukan pendaftaran kepada OJK usai RUPSLB menyetujui aksi tersebut.

Adapun aksi korporasi ini dilakukan untuk menambah modal kerja operasional PADI.

"Dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD I, setelah dikurangi dengan biaya-biaya dalam rangka dan sehubungan dengan PMHMETD I, direncanakan digunakan untuk modal kerja operasional Perseroan dalam rangka mendukung kegiatan usaha," kata manajemen PADI dalam keterbukaan informasi yang dikutip Kamis (14/8/2025).

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation