
Deretan Saham Konglo: Mana Paling Tahan Banting Saat IHSG Kisruh?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Tanah Air akhirnya rebound usai penurunan tajam selama tiga hari beruntun. Terpantau kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) hari ini didorong oleh beberapa saham konglomerat yang kembali mulai pulih dari koreksi beberapa akhir ini.
Terpantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga perdagangan Rabu (10/9/2025) pukul 10.33 menguat 0,80% di level 7.689,05.
IHSG berhasil rebound usai penurunan selama tiga hari beruntun. Aliran modal asing juga terpantau deras keluar dari pasar saham Indonesia. Outflow sudah terjadi selama sembilan hari terakhir dengan total Rp 10,87 triliun. Outflow yang tercatat Selasa kemarin (Rp 4,55 triliun) adalah yang terbesar sejak 16 April 2025 (Rp 8,22 triliun).
Namun, dalam sebulan terakhir masih tercatat inflow sebesar Rp1,65 triliun.
IHSG sempat terkoreksi usai banyaknya huru hara dalam sebulan terakhir mulai dari demo anarkis hingga reshuffle Kabinet Merah Putih.
Sebelumnya, demo berlangsung selama tiga hari beruntun mulai dari Kamis, Jumat, hingga Sabtu pekan lalu (30/8/2025) menjadi catatan demo paling anarkis tahun ini.
Bagaimana tidak, para demonstran melakukan aksi pembakaran hingga penjarahan. Demonstrasi yang awalnya ditujukan untuk menyuarakan kekecewaan masyarakat terhadap DPR, kemudian melebar menjadi amarah terhadap aparat kepolisian hingga berujung pembakaran Gedung hingga perusakan fasilitas umum.
Kemudian, kondisi IHSG sempat diperparah usai reshuffle kabinet Merah Putih. Dimana salah satu menteri yang telah mengabdi selama 15 tahun harus lengser dari jajaran pemerintah.
Sri Mulyani akhirnya resmi tidak berstatus menjadi Menteri Keuangan setelah Presiden Prabowo Subianto melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai menteri keuangan yang baru.
Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto melakukan kocok ulang (reshuffle) terhadap personel Kabinet Merah Putih, termasuk menteri keuangan pada Senin (8/9/2025). Reshuffle kemarin merupakan yang pertama yang dilakukan Prabowo setelah memimpin Kabinet Merah Putih sejak 20 Oktober 2024.
Namun, menariknya beberapa saham konglomerat justru masih mencatatkan kenaikan di tengah huru-hara yang terjadi dalam sebulan terakhir.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)