
Deretan Saham Ini Banyak Dicaplok Investor Jepang dan Korsel

Jakarta, CNBC Indonesia - Deretan perusahaan asal Jepang dan Korea Selatan sangat aktif melakukan akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan Indonesia, terutama yang sudah go public.
Akuisisi perusahaan publik memberikan akses langsung ke pasar, jaringan distribusi, dan pelanggan yang sudah ada. Perusahaan publik biasanya sudah punya brand recognition, regulasi lokal yang jelas, izin operasional, jaringan distribusi dan tenaga kerja lokal. Dengan mengakuisisi, perusahaan Korea Selatan tidak perlu memulai dari nol.
Banyak perusahaan Jepang dan Korea Selatan sedang memperkuat dan mendiversifikasi rantai pasok mereka. Dengan memiliki perusahaan di negara seperti Indonesia, mereka bisa mengamankan pasokan sumber daya seperti bahan baku, mineral, hingga tenaga kerja. Hal ini mengurangi risiko dari gangguan rantai pasokan global, perang dagang, atau lonjakan tarif. Indonesia dengan kekayaan mineral misalnya nikel untuk baterai, adalah target strategis.
Biaya tenaga kerja, produksi, regulasi di Indonesia kadang lebih rendah dibanding banyak lokasi di Jepang dan Korea Selatan sendiri. Dengan akuisisi, perusahaan Jepang dan Korea Selatan bisa memindahkan sebagian operasi manufaktur atau fasilitas pendukung ke Indonesia untuk efisiensi biaya.
CNBC Indonesia Research telah mencatat 8 saham yang diakusisi perusahaan asal Jepang.
SMIL
Berdasarkan kabar burung, salah satu saham di bisnis rental forklift PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) dikabarkan akan terdapat investor baru berasal dari Jepang.
Sebelumnya pada bulan April lalu, SMIL sempat dikabarkan adanya investor strategis yang akan masuk ke dalam bisnis perseroan asal China dan Korea. Perseroan telah mengkonfirmasi bahwa prosesnya masih dalam tahap penjajakan.
Selain itu, terdapat kabar berbaru bawah SMIL tengah melakukan ekspansi dengan resmi memperluas portofolio usahanya ke sektor pertambangan batu bara khususnya jenis kalori tinggi atau premium. Hal ini sejalan dengan optimistis Perseroan terhadap kontribusi dari sektor tambang akan memiliki potensi pendapatan ratusan miliar per bulan mulai 2026.
Ekspansi ini dilakukan melalui skema Joint Operation (JO) dengan sejumlah mitra strategis. Langkah ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi bisnis untuk menopang pertumbuhan jangka panjang Perseroan.
Dengan masuknya SMIL ke sektor tambang tentu akan menambah sumber pendapatan baru. Selain itu juga membuka peluang sinergi yang lebih besar dengan bisnis eksisting. Penyediaan jasa alat berat di tambang akan menambah utilisasi armada SMIL secara berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Perseroan dalam rantai pasok pertambangan nasional.
Diketahui lokasi tambang berada di Painan, Sumatera Barat, dengan target produksi awal sekitar 200 ribu metrik ton batubara per bulan. Kapasitas ini berpotensi meningkat hingga 500 ribu ton per bulan dengan kualitas batubara GAR 7.000 kcal.
SMIL optimistis kontribusi dari sektor tambang akan memiliki potensi pendapatan sekitar Rp500 miliar per bulan.
Kontribusi SMIL dalam proyek ini tercermin dari penyediaan armada alat berat dengan kapasitas angkut setara 4 juta ton per tahun.
Kerja sama tersebut dilakukan bersama entitas di bawah payung Sarana Cipta Minergi (SCM), yang dipimpin Direktur Utama Hadi Suhermin, serta perusahaan tambang lokal seperti PT Barakara dan PT ATOZ, pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Sarana Cipta Minergi (SCM) akan menguasai 40% saham operasional melalui anak usaha, sementara SMIL berperan sebagai penyedia utama alat berat, termasuk dump truck, excavator, dozer, hingga support equipment lainnya.
Secara kinerja keuangan pada semester I 2025, SMIL mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 50,35 miliar, tumbuh 37,28% secara tahunan (yoy) dari periode sama tahun lalu. Pertumbuhan laba didukung kenaikan pendapatan bersih sebesar 18,04% (yoy) menjadi Rp 210,25 miliar pada semester I 2025.
Kenaikan pendapatan didorong oleh peningkatan pendapatan sewa forklift sebanyak 14,22% (yoy). Segmen ini menjadi penyumbang utama kinerja keuangan Sarana Mitra Luas. Kemudian, terdapat pendapatan baru dari penjualan forklift sebesar Rp 6,81 miliar yang tidak ada tahun sebelumnya.
Selain itu, terdapat efisiensi pada beban perseroan. Beban pokok pendapatan turun 4,23%(yoy) menjadi Rp 114,31 miliar. Peningkatan pendapatan dan penurunan beban mendorong lonjakan laba bruto hingga 63,3% (yoy), mencapai Rp 95,94 miliar untuk periode yang berakhir 30 Juni 2025.
Sementara itu, beban penjualan mengalami mengecil 7,53% (yoy) jadi Rp 1,39 miliar dari Rp 1,5 miliar, adapun beban umum dan administrasi hanya naik tipis 0,66% (yoy) menjadi Rp 22,34 miliar.
DADA
Beredarnya kabar negosiasi akuisisi PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) dengan dua raksasa properti asal Jepang, Kajima Corporation dan Mitsubishi Estate. Informasi yang beredar di pasar menyebut kedua perusahaan tengah mengkaji peluang masuk sebagai pemegang saham strategis perseroan. Yang lebih mengejutkan, terselip nama The Vanguard Group di balik keduanya. Vanguard merupakan manajer aset terbesar kedua di dunia dan salah satu penggerak utama pasar keuangan global.
Sementara, Kajima dan Mitsubishi dikenal perfectionist dan selektif dalam berinvestasi, dimana hanya memilih entitas dengan kinerja keuangan sehat dan kepatuhan hukum yang kuat.
Hadirnya mitra strategis global dapat memberi nilai tambah jangka panjang bagi perseroan, memperkuat daya saing, dan memperluas pangsa pasar.
ERNG
Saham di sektor energi, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) diproyeksikan mencatat pertumbuhan CAGR laba bersih 22% selama 2006-2031. Hal ini sejalan dengan aksi akuisisi dan masuknya mitra strategis dari Jepang, Japex, ke blok migas perseroan.
Japex resmi membeli 25% saham di Blok Kangean dan 50% di Blok Gebang, aset utama ENRG. Efek transaksi ini, ENRG kini mengendalikan penuh kepemilikan dua blok tersebut, yang masing-masing menyimpan potensi besar untuk menopang pertumbuhan jangka panjang.
Blok Kangean merupakan pemasok terbesar kedua ENRG. Produksi gas di blok ini ditargetkan naik menjadi 324 juta kaki kubik per hari (mmscfd) pada 2031, berkat rencana pengeboran 15 sumur baru.
Sementara itu, divestasi sebagian saham di Blok Gebang dipandang strategis. Selain mengurangi beban modal, langkah ini memungkinkan ENRG tetap mempertahankan eksposur terhadap cadangan gas jumbo sebesar 874 bcf. Produksi perdana dari blok ini dijadwalkan mulai 2027 dan diproyeksikan naik tiga kali lipat pada 2035.
Selain itu, ENRG berencana melakukan non-preemptive rights issue (NPRI) dengan menerbitkan 2,5 miliar saham baru. Dengan mengincar dana mencapai Rp 595,7 miliar, dengan 70% di antaranya akan dialokasikan ke PT Imbang Tata Alam, entitas anak yang mengelola Blok Malacca Strait, aset minyak terbesar perseroan.
ASLC
Pada Agustus 2025, terdapat isu merger dan akusisi PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) dengan perusahaan asal Jepang, dan akan dilakukan di harga premium.
Namun, pada September kemarin, emiten Grup Triputra milik konglomerat Theodore Permadi (TP) Rachmat tersebut, menegaskan belum memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat meski harga saham perusahaan melonjak seiring rumor akuisisi oleh perusahaan Jepang.
Namun sebelumnya pada 14 Agustus 2025, warga negara asal Jepang, Kazuhiro Shioyama menambah kepemilikan saham PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC). Hal itu dilakukan sang direktur tersebut dengan menyerok 300 ribu saham ASLC.
Transaksi pembelian terjadi dengan harga pelaksanaan Rp64 per lembar. Dengan harga itu, Shioyama telah mengeluarkan dana sekitar Rp19,2 juta.
RICY
Pada November 2023, salah satu perusahaan perdaganggan terbesar di Jepang melirik perusahaan go public Tanah Air yakni PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) untuk diakuisisi dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp 1 triliun.
Kuatnya merek perseroan, seperti GT-Man mendorong ketertarikan investor strategis Jepang. Perseroan juga masih rutin memproduksi aparet untuk merek Jepang seperti Mizuno dan Champion. Perseroan didukung jaringan distribusi yang sudah kuat di dalam negeri.
Namun hingga saat ini belum terdapat kabar perkembangan penjajakan diakuisisi tersebut.
HGII
Pada Januari 2025, perusahaan utilitas asal Jepang, Shikoku Electric Power Company, Incorporated (Yonden) akan mengakuisisi 25% saham PT Hero Global Investment Tbk (HGII) atau setara dengan 1,62 miliar saham.
Transaksi berdasarkan harga penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 200 per saham. Maka total nilai transaksi ini mencapai sebesar Rp 325 miliar. Transaksi ini sebelumnya telah disepakati dalam perjanjian jual beli saham bersyarat alias Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) antara pemegang saham pendiri HGII dan Yonden pada 8 November 2024.
Masuknya Yonden, menjadikan komposisi saham HGII akan menjadi 55% dari milik para pendiri perusahaan, 25% saham Yonden, dan 20% saham publik. Para pendiri HGII masih tetap menjadi pemegang saham pengendali.
Diketahui, Yonden tercatat di Tokyo Stock Exchange dengan berkode saham TYO:9507. Yonden berdiri pada tahun 1951 ini merupakan penyedia listrik yang membangkitkan dan menjual listrik di wilayah Shikoku, Jepang. Yonden memiliki portofolio pembangkit listrik sebesar 5.332 Megawatt (MW) yang bersumber dari hidro, termal, nuklir, dan surya.
Dalam investasi, Yonden telah melakukan investasi di proyek energi mancanegara lainnya seperti Oman, Qatar, Chile, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Myanmar, serta Vietnam. Jika selama ini investasi luar negeri Yonden secara langsung pada perusahaan proyek, kali ini investasi Yonden di Indonesia melalui HGII merupakan yang pertama kalinya dilakukan pada level perusahaan holding.
Yonden memproyeksikan Asia Tenggara akan terus mengembangkan energi terbarukan seiring dengan pertumbuhan ekonomi regional. HGII memiliki rencana ekspansi untuk menambah kapasitas pembangkit listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Saat ini, HGII memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Parmonangan-1 berkapasitas 9 MW dan PLTM Parmonangan-2 berkapasitas 10 MW. Kedua PLTM ini berlokasi di Sumatera Utara. Selain itu, HGII turut berinvestasi dengan saham minoritas di Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu kapasitas 3 MW di Riau.
Adapun, HGII berencana menambah kapasitas pembangkit EBT dengan membangun beberapa unit pembangkit hidro dengan total kapasitas 58 MW, PLTBg 6 MW, biomassa 8 MW, dan surya 10 MW. Dengan berbagai ekspansi tersebut, total kapasitas mencapai 100 MW hingga 2031.
HGII juga berencana memulai konstruksi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) kapasitas 25 MW dan PLTM 10 MW yang berlokasi di Sumatera Utara mulai tahun 2025. Kedua pembangkit ini ditargetkan beroperasi secara komersial alias Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2028.
KEEN
Pada Februari 2022, investor asal Jepang, TEPCO Renewable Power, Inc. (TEPCO RP) resmi mengakuisisi 25% saham PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN). Nilai akuisisi 25% saham disepakati senilai Rp 394,12 miliar. Melalui kesepakatan akuisisi, TEPCO RP yang merupakan investor strategis asal Negeri Sakura, Jepang resmi memilih KEEN sebagai afiliasi dalam pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia.
Akuisisi saham KEEN merupakan langkah strategis TEPCO RP dan terobosan besar bagi TEPCO RP. Langkah ini menandai investasi pertama TEPCO Renewable Power, Inc. di perusahaan energi baru terbarukan di luar negeri di luar Jepang yang mengelola beberapa perusahaan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan.
Pasca akuisisi, komposisi pemegang saham KEEN masing-masing TEPCO RP 25%, PT Paramata Indah Lestari (PIL) selaku pendiri 30,3%, serta pemegang saham lain (termasuk publik) sebesar 44,7%. Sebelum akuisisi, porsi PT PIL 30,3% dan pemegang saham lain, termasuk publik, sebesar 69,7%.
Kehadiran TEPCO RP menjadi jawaban atas upaya manajemen dalam 2-3 tahun terakhir dalam rangka mengembangkan bisnis Perseroan. TEPCO RP dipilih menjadi investor strategis karena punya kesamaan visi dengan KEEN dalam mengembangkan energi hijau sekaligus memberi nilai tambah bagi pemegang saham Perseroan.
Pada sisi lain, terobosan TEPCO RP juga didasari keyakinan bahwa KEEN menjadi mitra yang tepat untuk pengembangan potensi energi baru terbarukan di Indonesia. Di mata TEPCO RP, KEEN sudah terbukti sebagai perusahaan energi baru terbarukan yang fokus pada pembangkit listrik tenaga air. Hal ini dibuktikan dengan pengembangan tiga anak perusahaan pembangkit listrik tenaga air.
Melalui kehadiran investor strategis, akan memantapkan langkah KEEN yang dalam jangka pendek akan membangun pembangkit listrik tenaga air baru dengan total kapasitas 200 MW. Sedangkan dalam jangka menengah-panjang, KEEN akan berencana mengembangkan proyek-proyek baru di bidang energi baru terbarukan dengan target kapasitas sekitar 500 MW.
TEPCO RP menjadi mitra strategis bagi KEEN karena terbukti sangat berpengalaman di bisnis energi baru terbarukan. Salah satu unit bisnis TEPCO RP yang prestisius seperti Kannagawa Hydro Power Plant, terletak di Gunma Prefecture, Jepang. TEPCO RP juga berkomitmen selain menghadirkan pemahaman baru di bidang energi baru terbarukan, juga teknologi baru di bidang operasi maupun pemeliharaan.
SKLT
Pada 16 Oktober 2023, PT Sekar Laut Tbk (SKLT) dan Mitsui telah melakukan penandatanganan perjanjian terkait transaksi akuisisi sebagian saham PT Pangan Lestari, anak usaha PT Sekar Laut Tbk (SKLT) yang dimiliki perseroan.
Nilai setoran modal Mitsui ke Pangan Lestari adalah sebesar Rp150 miliar. Dengan masuknya Mitsui, maka porsi kepemilikan saham SKLT di anak usahanya menyusut sekitar 22,1%, dari 99,9% menjadi 77,8%.
Mengutip laman resmi Mitsui, manajemen mengungkapkan alasannya berinvestasi di perusahaan distribusi makanan dan logistik tersebut.
Mitsui memperkirakan permintaan terhadap makanan olahan seperti makanan beku akan semakin meningkat di masa depan. Di sisi lain, struktur distribusi dan logistik pangan di Indonesia dinilai belum efisien sehingga menghambat pertumbuhan eksponensial pasar produk makanan beku.
Melalui investasinya di Pangan Lestari, Mitsui akan mendorong peningkatan fungsi distribusi dan efisiensi logistik untuk memecah masalah sosial tersebut, seperti penurunan kualitas produk dalam perjalanan dan mengurangi kepadatan lalu lintas.
Mitsui menyatakan akan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari konsumen Indonesia dengan memecahkan masalah sosial melalui perluasan bisnis Pangan Lestari dengan memanfaatkan pengetahuan dan keahliannya dalam bisnis distribusi makanan dan logistik.
CNBC Indonesia Research juga telah mencatat 7 emiten yang berhasil dicaplok oleh perusahaan asal Negeri Gingseng tersebut.
NOBU
PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) mengumumkan telah diakuisisi oleh Hanwha Life Insurance Co. Ltd pada 1 Juli 2025. Sebanyak 2,9 miliar saham NOBU atau 40% telah berpindah tangan kepada konglomerasi perusahaan Korea Selatan tersebut.
Hanwha mengambil alih saham NOBU dari keluarga Riady dan perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Lippo, yakni PT Putera Mulia Indonesia, PT Prima Cakrawala Sentosa, PT Star Pasific Tbk, PT Inti Anugerah Pratama, PT Ciptadana Capital, PT Lenox Pasifik Investama Tbk, serta PT Multipolar Tbk.
Adapun Hanwha Life adalah satu perusahaan asuransi jiwa terbesar di Republik Korea. Hanwha Life didirikan pada 9 September 1946 sebagai perusahaan asuransi jiwa pertama di Korea dengan tujuan utama menjalankan usaha asuransi jiwa perorangan. Hanwha Life telah terdaftar di Bursa Korea pada Maret 2010.
NICE
Pada Januari 2024, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) telah diakuisisi oleh Perusahaan asal Korea Selatan bernama LX International Corp. Total akusisi sebanyak 7,27 miliar lembar saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE). Hal ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan nilai Perusahaan dalam ekosistem industri pengolahan nikel dan baterai kendaraan listrik.
Akuisisi tersebut dilakukan oleh salah satu anak usaha LX International Corp yakni PT Energy Battery Indonesia (EBI). Porsi kepemilikan LEX International Corp di dalam EBI tercatat sebanyak 99,99%.
Aksi korporasi ini merupakan tindak lanjut atas Conditional Shares Sale and Purchase Agreement yang ditanda-tangani oleh para pihak dan telah sesuai dengan keterbukaan informasi sebagaimana tercantum pada prospektus Penawaran Umum Perdana Saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE).
BEI telah melakukan pengalihan saham-saham pada NICE yang antara lain dimiliki PT Sungai Mas Minerals sebesar 1.859.577.615, PT Inti Mega Ventura sebesar 1.739.634.385, Michael Adhidaya Susantyo sebesar 25.000.000, dan Victor Agung Susantyo sebesar 25.000.000 kepada PT Energy Battery Indonesia (EBI), yang kepemilikan 99,99% sahamnya dikuasai oleh LX International Corp.
Transaksi ini dilakukan dengan nilai per-lembar saham sebesar Rp438 per lembar. Sehingga total dana yang dikeluarkan oleh EBI untuk akuisisi tersebut diperkirakan mencapai Rp3,18 triliun.
Pasca akusisi tersebut, EBI memiliki total 3.649.212.000 saham pada NICE. Itu setara dengan 60% dari total seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor pada NICE.
Dengan diselesaikannya transaksi ini, tentunya memberikan kontribusi besar dalam mewujudkan visi NICE sebagai pemain unggul dalam pertambangan dan pengolahan nikel di Indonesia dengan mengedepankan world-class mining standards.
Akuisisi ini sejalan dengan rencana jangka panjang Indonesia terkait hilirisasi industri nikel dan partisipasi dalam inisiatif global ESG.
BBKP
Pada Juni 2020, beredar kabar perusahaan raksasa finansial asal Korea Selatan Kookmin Bank akan mengakuisisi PT Bank Bukopin Tbk (BBKP), melalui skema penawaran umum terbatas alias rights issue. Kookmin menargetkan menjadi pemegang saham pengendali baru Bukopin dengan kepemilikan minimal 51%.
Kemudian pada Desember 2023 dikabarkan, Nama PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) akan berganti nama mulai tahun 22 Februari 2024. Bank milik raksasa bank asal Korea Selatan Kookmin Bank (KB) itu akan menghilangkan Bukopin dan menjadi KB Bank.
Perubahan ini menyusul aksi KB Bank mengakuisisi 67% saham BBKP tahun 2023.
Pada akhir 2023, 67% saham BBKP digenggam oleh Kookmin Bank Co., Ltd. selaku pemegang saham pengendali. Kemudian, STIC Eugene Star Holdings Inc. tercatat memiliki 17% saham BBKP. STIC sendiri merupakan investor baru yang bukan merupakan bagian dari KB Financial Group.
NAGA
Pada 28 Januari 2019, investor asal Korea Selatan, Industrial Bank of Korea (IBK) mencaplok 71,68% saham PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA). IBK membeli saham NAGA sebanyak 71,68% saham di harga Rp 409/saham sehingga menggelontorkan dana Rp 477,59 miliar.
Sebelumnya pada 17 Januari 2019, IBK juga membeli sebanyak 5,04 miliar saham AGRS sehingga IBK memiliki 95,79% saham dan menjadi investor pengendali.
Pembelian saham oleh IBK dilakukan di pasar negosiasi dengan crossing (transaksi tutup sendiri di satu broker) saham AGRS senilai Rp 1,15 triliun yang dilakukan melalui broker berkode PD atau PT Indo Premier Sekuritas.
Kemudian pada Juli 2019, penggabungan dua bank milik Industrial Bank of Korea (IBK) yakni PT Bank Agris Tbk (AGRS) dengan PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA) terealisasi. NAGA akan dilebur ke dalam AGRS dengan nama baru PT Bank IBK Indonesia Tbk.
Dalam Rancangan Penggabungan Bank Mitraniaga dan Bank Agris yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia, terungkap bahwa bank yang akan digabungkan adalah Mitraniaga, sementara Agris akan menjadi bank hasil penggabungan.
Dengan demikian, berdasarkan Pasal 122 UU Perseroan Terbatas, sebagai dampak dari Rencana Penggabungan, maka NAGA sebagai bank yang menggabungkan diri akan dibubarkan operasinya secara hukum, tanpa melalui proses likuidasi.
Semua aset dan liabilitas NAGA akan dialihkan secara hukum ke bank hasil penggabungan yakni Bank Agris dengan nama barunya tersebut.
Di sisi lain, para pemegang saham NAGA akan menjadi pemegang saham Bank Agris. Para karyawan NAGA juga akan berubah statusnya menjadi karyawan Bank Agris, kecuali disepakati lain berdasarkan perjanjian antara karyawan dengan Bank Agris.
SDRA
Pada Januari 2014, dikabarkan Bank Indonesia (BI) telah menyetujui pembelian 27% saham PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk (SDRA) oleh Woori Bank Korea pada 30 Desember 2013.
Sebelumnya pembelian saham Bank Saudara sebesar 6% oleh Woori Bank Korea telah disetujui pada 16 April 2013. Sehingga total akuisisi sebanyak 33%.
Bank Saudara dan Woori Bank terus bersinergi dengan baik untuk saling melengkapi dalam segmen ritel banking dan corporate banking. Bank Woori Korea masuk dalam jajaran bank terbesar di Korea Selatan, memiliki struktur permodalan dan infrastruktur yang kuat khususnya teknologi dapat mendukung usaha Bank Saudara.
DNAR
Pada November 2021, Emiten bank mini (dengan modal inti di bawah Rp 6 triliun) PT Bank Oke Indonesia (DNAR) melakukan rights issue sebanyak-banyaknya Rp 499,83 miliar.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan perusahaan, DNAR berencana menerbitkan saham baru sebanyak 2,53 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 197 per saham.
"APRO Financial Co Ltd selaku pemegang saham utama perseroan telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh HMETD untuk membeli saham baru yang diterbitkan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas (PUT) III," tulis prospektus perusahaan, dikutip Jumat (19/11/2021).
Sampai dengan 31 Oktober 2021, APRO menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 90,47% atas saham DNAR.
Terkait HMETD ini, perseroan sebelumnya sudah memperoleh restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 5 Mei 2021 dengan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 September 2021.
Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD di pasar reguler dan negosiasi pada 8 Oktober 2021 di pasar reguler dan negosiasi dan pasar tunai 12 Oktober.
Dana hasil rights issue, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk pengembangan usaha bank, yaitu dalam bentuk pemberian kredit.
Mengenai modal inti (tier 1), Bank Oke tercatat sudah memenuhi kewajiban aturan modal minimum Rp 2 triliun pada tahun ini oleh OJK. Berdasarkan laporan keuangan per kuartal III 2021, modal inti Bank Oke mencapai Rp 2,38 triliun.
PYFA
Pada April 2021, perusahaan asal Korea Selatan, LG International Corp (LGI) membeli 5,5% saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) dari PT Aldiracita Sekuritas Indonesia.
Transaksi jual beli ini dilakukan LG International Corp melalui anak perusahaannya yang berlokasi di Indonesia, PT Global Investment Institusi (GII) melalui pembelian crossing saham di pasar negosiasi dengan harga Rp 1,200 per saham pada Rabu (28/4/2021).
LG International Corp (LGI) dan PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) sepakat untuk bekerja sama dalam sejumlah peluang bisnis terkait perawatan kesehatan yang melibatkan produk farmasi (termasuk inovator atau produk biosimilar), suplemen kesehatan, peralatan perawatan kesehatan dan produk konsumen, serta peluang terkait perawatan kesehatan lainnya.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, PT Pyridam Farma Tbk memperluas bisnisnya dengan membuka kantor perwakilan di Korea pada awal tahun 2021, sebagai bagian dari strategi Perseroan untuk menjajaki peluang kerjasama dengan perusahaan farmasi internasional untuk memajukan industri farmasi di Indonesia.
Sebagai informasi, PT Pyridam Farma Tbk merupakan perusahaan farmasi dengan bisnis utama berupa produksi dan/atau distribusi obat-obatan moderen dan tradisional serta distribusi alat kesehatan seperti alat laboratorium dan juga PCR test kits. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1976 dan sudah menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2001
PT Pyridam Farma Tbk. memproduksi berbagai macam produk farmasi seperti Antibiotik, Vitamin, Suplemen, dan Perawatan Herbal Tradisional. Perusahaan ini memiliki lebih dari 200 produk dalam bentuk tablet, kaplet, kapsul, sirup krim, dan salep. Selain itu, PT Pyridam Farma Tbk. juga memproduksi produk resep seperti penisilin dan non-penisilin antibiotik, dan obat penghilang rasa sakit, serta produk non-resep produk vitamin, pencegah flu dan batuk, dan antipiretik.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)