Newsletter

Sentimen Campur Aduk Hantui RI: Was-Was Daya Beli-Alarm Bahaya Jepang

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
08 October 2025 05:58
Pergerakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pergerakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • Pasar keuangan Tanah Air bergerak kompak, IHSG dan rupiah menguat, hingga yield obligasi tenor 10 tahun RI turun.
  • Wall Street ambruk berjamaah, Oracle jadi biang kerok
  • Data ekonomi dalam negeri serta kebijakan pemerintah menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air kompak ditutup menguat pada perdagangan kemarin, Selasa (7/10/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta nilai tukar rupiah ditutup menguat, dan Surat Berharga Negara (SBN) terpantau makin diminati investor.

Pasar keuangan Indonesia diharapkan mampu bergerak di zona positif pada perdagangan hari ini, Rabu (8/10/2025). Selengkapnya mengenai pergerakan pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada perdagangan kemarin kembali mencetak rekor tertinggi dengan menguat 29,38 poin atau naik 0,36% ke level 8.169,28 dengan nilai transaksi mencapai Rp28,77 triliun dan melibatkan 44,59 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 3,17 juta kali. Sebanyak 280 saham menguat, 401 melemah, dan 119 saham stagnan.

Sementara itu, investor asing tercatat melakukan net sell sebesar Rp 89,45 miliar pada perdagangan kemarin.

Sektor energi dan utilitas tercatat menjadi penopang penguatan dengan masing-masing sektor mengalami kenaikan 2,22% dan 1,74%. Sementara itu, sektor bahan baku dan kesehatan menjadi pemberat dengan pelemahan 0,16% dan 0,14%.

Melihat dari sisi emiten, dua emiten afiliasi konglomerat Prajogo Pangestu terpantau menjadi emiten dengan sumbangan terbesar. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) berkontribusi 18,15 indeks poin sedangkan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) 8,72 indeks poin.

Di sisi lain, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dan PT Bumi Resource Minerals Tbk (BRMS) menjadi penahan laju penguatan IHSG kemarin, dengan bobot masing-masing sebesar 6,62 dan 6,18 indeks poin.

Beralih ke pasar nilai tukar, rupiah ditutup menguat tipis 0,09% ke posisi Rp16.535/US$ pada perdagangan kemarin, Selasa (7/10/2025).

Rupiah berhasil berbalik menguat, setelah pada pembukaan perdagangan dibuka melemah 0,06% di level Rp16.560/US$.

Menariknya, pergerakan rupiah kemarin tidak sejalan dengan penguatan indeks dolar AS.Biasanya, rupiah bergerak berlawanan arah dengan DXY, artinya ketika dolar menguat, rupiah cenderung tertekan. Namun kali ini, rupiah mampu menunjukkan ketahanan di tengah sentimen penguatan indeks dolar AS.

Hal ini terjadi lantaran penguatan indeks dolar AS (DXY) kali ini lebih banyak dipicu oleh pelemahan mata uang utama dunia lainnya, bukan karena faktor ekonomi domestik AS.Dolar menguat seiring meningkatnya ketidakpastian politik dan fiskal di beberapa negara maju yang mendorong investor global beralih ke aset safe haven salah satu nya Dolar AS.


Adapun dari pasar obligasi Indonesia, imbas hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun terpantau turun 0,74% menjadi 6,268%, sekaligus mencatatkan level terendah dalam dua tahun.

Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini menandakan bahwa investor tampak melakukan aksi beli.


Dari pasar saham AS, bursa Wall Street kompak melemah pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia,

Indeks S&P 500, terseret penurunan saham Oracle di tengah kekhawatiran investor terhadap profitabilitas ekspansi kecerdasan buatan (AI). Wall Street juga menanti perkembangan dari Washington seiring penutupan sebagian pemerintahan AS yang telah memasuki minggu kedua.

Indeks S&P turun 0,38% dan ditutup di level 6.714,59, mengakhiri reli 7 hari berturut-turut. Sementara itu, Nasdaq Composite melemah 0,67% menjadi 22.788,36, dan Dow Jones Industrial Average anjlok 91,99 poin (0,2%) ke 46.602,98.

Saham Oracle memimpin pelemahan sektor teknologi setelah laporan dari The Information mengungkapkan bahwa perusahaan perangkat lunak itu mencatat margin keuntungan yang jauh lebih kecil pada bisnis cloud dibandingkan perkiraan analis.

Perusahaan bahkan merugi pada beberapa kesepakatan penyewaan chip Nvidia. Akibatnya, saham Oracle turun 2,5%, dan Nasdaq sempat menyentuh titik terendah sesi perdagangan.

"Ada banyak minat dalam belanja modal (capex) dan memastikan bahwa Anda menjadi yang pertama atau memiliki kemampuan untuk mendapatkan teknologi yang dibutuhkan untuk meningkatkan keuntungan di era AI ini," kata Anthony Saglimbene, Kepala Strategi Pasar di Ameriprise, kepada CNBC International.

Saglimbene menambahkan kondisi ini bukan berarti AI berada dalam gelembung. Hanya saja, ada peluang untuk melakukan penyesuaian ekspektasi, terutama terkait hasil dan profitabilitas dari jumlah uang yang luar biasa besar yang saat ini dialirkan ke sektor AI.

Harapan bahwa pemerintahan AS akan segera dibuka kembali pupus setelah Senat untuk kelima kalinya pada Senin gagal meloloskan rancangan undang-undang dari DPR yang akan mendanai pemerintah hingga 21 November.

Pemungutan suara berlangsung sesuai garis partai, dengan sedikit dukungan lintas partai, setidaknya delapan Demokrat diperlukan untuk mencapai ambang 60 suara agar RUU dapat maju.

Presiden Donald Trump kembali menyalahkan Partai Demokrat atas kebuntuan ini melalui unggahan di Truth Social pada Senin malam. Ia menulis bahwa dirinya "bersedia bekerja sama dengan Demokrat dalam kebijakan kesehatan mereka yang gagal, atau hal lainnya, tapi pertama-tama mereka harus mengizinkan pemerintah kita dibuka kembali."

Sebelumnya di hari yang sama, Trump mengatakan ada pembicaraan yang berlangsung dengan Demokrat terkait perpanjangan subsidi pajak Obamacare, dan mengisyaratkan negosiasi itu berjalan baik.

"Kami sedang bernegosiasi dengan Demokrat yang bisa menghasilkan hal-hal yang sangat baik. Dan saya berbicara soal hal baik dalam bidang kesehatan," kata Trump di Oval Office.

Namun, klaim itu dibantah oleh Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer (D-N.Y.) yang menulis di platform X:

"INI TIDAK BENAR. Jika Partai Republik benar-benar siap untuk duduk bersama dan menyelesaikan masalah layanan kesehatan bagi keluarga Amerika, Demokrat akan siap untuk mewujudkannya.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (8/10/2025), pelaku pasar diperkirakan akan mencermati sejumlah rilis data ekonomi penting yang dapat memberikan arah bagi pergerakan pasar keuangan domestik.

Berikut rangkuman sentimen utama yang akan membentuk arah IHSG hingga rupiah :

Kepercayaan Konsumen Indonesia September

Pada hari ini, Rabu (8/10/2025), Bank Indonesia (BI) akan merilis data kepercayaan konsumen Indonesia periode September 2025. Sebelumnya, kepercayaan konsumen Indonesia pada Agustus 2025 berada di level 117,2 atau turun 0,9 poin dari Juli 2025 yang masih sebesar 118,1.

Secara teknis, angka ini masih di atas level 100 atau masih berada di zona optimis. Namun, level kepercayaan konsumen pada Agustus 2025 sama dengan posisi September 2022, atau kembali ke level hampir tiga tahun lalu.

Indeks Keyakinan Konsumen merupakan indikator penting yang mencerminkan perasaan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini sekaligus ekspektasi masa depan. Data ini juga kerap digunakan untuk memprediksi arah perkembangan konsumsi dan tabungan rumah tangga.

Sehingga, melemahnya IKK dapat berdampak langsung terhadap konsumsi domestik, yang selama ini menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia kontribusinya mencapai lebih dari 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Cadangan Devisa September RI Turun

Berdasarkan rilis laporan Bank Indonesia tentang posisi cadangan devisa (cadev) pada akhir September 2025 tercatat sebesar US$148,7 miliar atau lebih rendah dibandingkan Agustus 2025 yang sebesar US$150,7 miliar atau mengalami penurunan sekitar US$2 miliar dalam sebulan.

Penurunan tersebut mencerminkan langkah aktif BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah volatilitas pasar keuangan global yang cukup tinggi.


Dengan level tersebut, cadangan devisa masih berada pada tingkat yang aman dan memadai untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian RI. Level tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 impor atau 6,0 bulan impor ditambah dengan pembayaran utang luar negeri pemerintah, dan masih jauh dia tas standar kecukupan internasionalsekitar 3 bulan impor.

Uang Primer Tumbuh 18,6%

Berdasarkan rilis BI kemarin, Selasa (7/10/2025), uang primer (M0) adjusted pada September 2025 mencapai Rp2.152,4 triliun, atau tumbuh 18,6% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ini menjadi yang tertinggi sejak awal tahun, sekaligus menunjukkan meningkatnya aktivitas likuiditas di perekonomian domestik.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa peningkatan signifikan pada September terutama ditopang oleh lonjakan giro bank umum di BI adjusted serta pertumbuhan uang kartal yang diedarkan.

"Perkembangan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted sebesar 37,0% (yoy) dan uang kartal yang diedarkan sebesar 13,5% (yoy)," kata Denny dalam rilis resmi BI, Selasa (7/10/2025).

Purbaya Bakal Suntik Puluhan Triliun ke Bank DKI untuk Dorong Kredit UMKM

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan pemerintah akan menempatkan dana saldo anggaran lebih (SAL) di Bank Jakarta (Bank DKI) sebagai bagian dari strategi memperkuat likuiditas dan pembiayaan daerah. Langkah ini disampaikan usai Purbaya bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Selasa (7/10/2025).

Ia mengatakan selama ini pemerintah telah menempatkan Rp200 triliun di lima bank Himbara, dan kini ingin memperluas penyaluran dana tersebut ke bank daerah.

"Tapi ada satu hal yang saya pikirkan tambahan ya. Kan Jakarta punya Bank Jakarta. Saya taruh di Himbara yang Rp 200 triliun. Gimana kalau saya tambah beberapa puluh triliun ke Bank Jakarta? Saya tanya tadi ke Pak Gubernur apakah Bank Jakarta bisa nyerap? Jangan sampai saya kasih duit panik terusnya," kata Purbaya kepada media, Selasa (7/10/2025).

Purbaya menjelaskan, Bank DKI telah menyatakan siap menyalurkan dana tersebut ke sektor produktif, khususnya UMKM dan industri strategis di Jakarta. Ia memperkirakan penempatan dana pemerintah akan berkisar Rp10 triliun hingga Rp20 triliun, tergantung kapasitas serapan Bank DKI. Selain itu, Purbaya juga berencana memperluas kebijakan serupa ke wilayah lain.

Purbaya Pangkas DBH Jakarta Rp 15 Triliun

Pemerintah memutuskan memangkas dana bagi hasil (DBH) untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp15 triliun.

Kebijakan ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa usai bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Balai Kota, Selasa (7/10/2025). Sebelumnya, APBD Jakarta 2026 ditetapkan sebesar Rp95 triliun, namun setelah penyesuaian ini, nilainya turun menjadi sekitar Rp79 triliun.

Pemangkasan tersebut menjadi salah satu yang terbesar secara nasional dan dilakukan sebagai bagian dari langkah pemerintah untuk menjaga keseimbangan fiskal di tengah tekanan penerimaan negara.

Purbaya menjelaskan bahwa pemotongan DBH dilakukan karena adanya keterbatasan ruang fiskal pemerintah pusat, terutama akibat perlambatan pendapatan pajak.

Ia menegaskan kebijakan ini bersifat sementara dan akan dikaji ulang pada kuartal pertama hingga pertengahan kuartal kedua 2026. Jika kondisi fiskal membaik dan pendapatan negara meningkat, pemerintah akan mengembalikan dana yang telah dipangkas agar dapat dimasukkan kembali ke dalam APBD DKI Jakarta.

Yen Melemah Hingga Yield Obligasi Jepang Sentuh Level Tertinggi 

Melansir data Refinitif, pada perdagangan Senin (6/10/2025), yen Jepang ditutup melemah 1,97% ke level JPY 150,75/US$. Sedangkan, yield atau imbal hasil obligasi pemerintah Jepang Tenor 10 tahun, tengah mencetak level tertingginya sejak Juli 2008. Pada perdagangan kemarin, Selasa (7/10/2025) berada di level 1,677% atau naik 0,06%.

Pelemahan yen Jepang dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun tersebut terjadi seiring terpilihnya Sanae Takaichi sebagai pemimpin baru Partai Demokrat Liberal (LDP), yang sekaligus membuka jalan baginya menjadi Perdana Menteri Jepang berikutnya.

Pasar menilai, Takaichi yang dikenal sebagai figur konservatif dan pendukung kuat kebijakan longgar ala mantan PM Shinzo Abe, akan mempertahankan kebijakan fiskal dan moneter ultra longgar yang selama ini dijalankan.

Artinya, Bank of Japan (BoJ) kemungkinan besar akan tetap menahan suku bunga di level sangat rendah, bahkan di tengah tren kenaikan suku bunga global.

Ekspektasi tersebut membuat investor global berbondong-bondong menjual yen karena imbal hasil riilnya tetap rendah dibandingkan dolar AS dan mata uang utama lainnya.

Sementara itu, yield obligasi Jepang naik karena pelaku pasar mengantisipasi potensi peningkatan penerbitan surat utang untuk mendukung program stimulus ekonomi Takaichi, sekaligus memperkirakan tekanan inflasi yang bisa meningkat akibat dorongan fiskal besar-besaran.

Hasil Lelang SUN

Pemerintah kembali melaksanakan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa, 7 Oktober 2025, melalui sistem lelang Bank Indonesia. Dari delapan seri SUN yang ditawarkan, total penawaran yang masuk mencapai Rp126,16 triliun. Namun, dari jumlah tersebut, pemerintah hanya menyerap Rp28 triliun sesuai dengan kebutuhan pendanaan dan strategi pengelolaan utang negara.

Rata-rata yield tertimbang yang dimenangkan berkisar antara 4,73% hingga 6,88%, dengan tenor mulai dari Januari 2026 hingga Juli 2064.

Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini: 

  • Pelantikan sejumlah pejabat antara lain Kepala Lembaga Penjamin Simpanan, Gubernur & Wakil Gubernur Papua, dan Anggota Komite Reformasi Kepolisian di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat
  • Opening Ceremony Indonesia Sharia Economic Festival di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Turut hadir antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Gubernur Bank Indonesia.
  • Investor Daily Summit 2025 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat. Turut hadir antara lain CEO Danantara Indonesia dan Menteri Keuangan
  • HUT ke-9 Persatuan Agen Asuransi Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan. Turut hadir Direktur Pengembangan BEI dan Anggota Komisioner OJK.
  • Penandatanganan dokumen kerja sama Kementerian P2MI dengan Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian dan Kementerian UMKM di Aula K.H Abdurrahman Wahid Kementerian P2MI, Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta Selatan
  • Diskusi "Japan's Security Cooperation with ASEAN: Evolution, Challenges, and Implications for Indo-Pacific Regional Order." di Prof. Hasjim Djalal Auditorium, Sekretariat FPCI, Mayapada Tower 1, Jakarta Selatan
  • Peluncuran Program Sarjana Monash University Indonesia di Plataran Menteng, Jakarta Pusat
  • Pidato Gubernur The Fed Miran
  • Neraca transaksi berjalan Jepang
  • Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia September    

 

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

-          CSRA : DPS Dividen Tunai Interim

-          UNTR : ex Dividen Tunai Interim

-          UNIC : ex Dividen Tunai Interim

-          COCO : cum HMETD

 

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(evw/evw) Next Article Dear Investor! Pemerintah Beberkan APBN & Target Prabowo 2026 Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular