- Pasar keuangan Indonesia berakhir di zon hijau, rupiah dan IHSG sama-sama menguat
- Wall Street kompak menguat
- Data ekonomi AS program pemerintah dan data tenaga kerja AS akan menjadi penggerak pasar hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air berjalan senada dengan sama-sama mencatatkan penguatan baik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun rupiah. IHSG mampu bertahan di level psikologis 8.100, sementara rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil kembali ke level psikologis Rp16.600/US$1.
IHSG maupun rupiah diperkirakan masih akan melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari ini, Selasa (30/8/2025). Terdapat beberapa rilis data ekonomi yang dapat mendorong volatilitas perdagangan. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman empat.
Pada perdagangan Senin (29/9/2025), IHSG ditutup menguat 0,30% di level 8.123,24. Kenaikan ini berhasil membawa IHSG ditutup di level psikologis 8.100.
Sebanyak 406 saham naik, 313 turun, dan 238 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 24 triliun, yang melibatkan 48,65 miliar saham dalam 2,61 juta kali transaksi.
Kapitalisasi pasar pada akhir perdagangan mencapai nyaris Rp 15.000 triliun atau 14.995 triliun. Asing sudah kembali ke pasar saham dengan mencatat net buy sebesar Rp 555,63 miliar.
Mengutip Refinitiv, mayoritas sektor berada di zona hijau. Hanya sektor teknologi dan energi yang berada di zona merah, dengan penurunan masing-masing -2,69% dan -2,11%
Penguatan tertinggi dialami oleh sektor utilitas (5,42%). Kemudian diikuti oleh properti (3,78%), bahan baku (2,44%), dan finansial (0,89%).
Adapun sejumlah saham konglomerat kembali menjadi penggerak utama IHSG kemarin. Emiten Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi kontributor terbesar dengan 24,75 indeks poin. BREN pada perdagangan kemarin naik 7,2% ke level 9.675.
Saham emiten Prajogo lainnya juga bertengger dalam daftar penggerak utama indeks. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Chandra ASRI Pacific Tbk (TPIA) menyumbang 7,76 indeks poin.
Selain itu, tercatat sejumlah saham yang mencetak auto reject atas (ARA) juga menyumbang besar terhadap penguatan IHSG. Emiten Haji Isam, PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) yang naik 19,87% memberikan sumbangsih 3,26 indeks poin dan emiten Hermanto Tanoko, PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) yang naik 24,82% menyumbang 2,73 indeks poin.
Penguatan IHSG pada awal pekan ini seiring dengan derasnya dana asing yang masuk ke pasar modal. Sepanjang pekan lalu asing mencatat net buy Rp7,38 triliun. Perinciannya, sebesar Rp116,73 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp7,26 triliun di pasar negosiasi dan tunai.
PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) menjadi saham yang paling banyak diborong asing. Kedua saham tersebut, masing-masing, membukukan net foreign buy Rp 3,1 triliun dan Rp 2,12 triliun.
Beralih ke rupiah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin (29/9/2025) kembali menguat ke posisi Rp16.665/US$ atau terapresiasi 0,36%. Penutupan ini berhasil mendorong rupiah meninggalkan level psikologis Rp16.700/US$1.
Penguatan rupiah didorong oleh sentimen eksternal, khususnya pelemahan indeks dolar Amerika Serikat (DXY) yang berlanjut dalam dua hari terakhir sejak Jumat pekan lalu. DXY terkoreksi setelah investor cemas terhadap potensi "government shutdown" di AS.
Dolar AS tertekan karena Kongres masih berpacu dengan waktu untuk mencapai kesepakatan anggaran. Gedung Putih dijadwalkan akan menggelar pertemuan pada Senin malam waktu AS atau dini hari waktu Indonesia, menjelang pemungutan suara ulang di Senat yang akan menentukan apakah pendanaan pemerintah diperpanjang setelah Selasa (30/9/2025).
Investor khawatir potensi shutdown akan membayangi rilis data ekonomi penting sekaligus merusak sinyal kebijakan The Federal Reserve (The Fed).
Penguatan rupiah sejatinya sudah diprediksi oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, pada akhir pekan lalu. Menurutnya, pelemahan rupiah sebelumnya lebih dipicu kesalahpahaman pelaku pasar atas rumor yang beredar.
"Rabu mesti sudah balik. Hitungan saya jelas, fondasi ekonomi kita akan terus membaik ke depan. Kita menjalankan kebijakan untuk mendorong ekonomi, enggak main-main. Bank Sentral juga sinkron dengan kami, tujuannya sama, menjaga stabilisasi ekonomi dan menciptakan pertumbuhan yang lebih cepat. Supaya kita semua kaya bareng-bareng," ujar Purbaya.
Ia menambahkan bahwa kurs rupiah berpotensi jauh lebih kuat dibandingkan saat ini.
"Kalau Anda pemain forward looking, kira-kira tahu sinyal apa yang mesti diambil. Atau posisi apa yang mesti diambil. Ini sinyal kuat sekali dari saya. Dan saya kalau jalanin enggak main-main," tegasnya.
Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Senin (29/9/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun turun 0,03% di level 6,2381%. Sebagai informasi, imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitu pun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).
Pasar saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak berpesta pada perdagangan kemarin. Indeks Wall Street menguat seiring investor menepis ketidakpastian penutupan pemerintah AS.
Pada perdagangan Senin (29/9/2025), Dow Jones menguat 0,15% di level 46.316,07. Sementara itu, S&P 500 naik 0,26% di level 6.661,21 dan Nasdaq terapresiasi 0,48% 22.591,15.
Indeks Wall Street ditutup menguat pada hari Senin, dimana Nasdaq memimpin penguatan seiring investor membeli saham-saham teknologi kelas berat dan mengabaikan ketidakpastian potensi penutupan pemerintah AS serta pernyataan agresif dari pejabat The Federal Reserve (The Fed).
Saham teknologi memberikan dorongan terbesar bagi indeks acuan S&P karena investor bertaruh pada pertumbuhan dari kecerdasan buatan dan ekspektasi bahwa The Fed akan terus memangkas suku bunga seiring bergulat dengan kekhawatiran inflasi yang terus berlanjut dan ketidakpastian pasar tenaga kerja.
Fokus utama Wall Street minggu ini adalah kebuntuan antara Partai Republik dan Demokrat mengenai pendanaan yang telah meningkatkan prospek penutupan pemerintah mulai Rabu, hari pertama tahun fiskal baru pemerintah AS.
Meskipun Departemen Tenaga Kerja bersiap menghadapi potensi penundaan laporan ketenagakerjaan bulan September jika terjadi penutupan pemerintah, hal ini tampaknya bukan pendorong utama pasar, menurut Lindsey Bell, kepala strategi di 248 Ventures di Charlotte, Carolina Utara.
"Investor berpegang teguh pada hal-hal positif," ujar Bell, merujuk pada harapan pelonggaran suku bunga dan tanda-tanda ketahanan ekonomi dari rilis terbaru termasuk data pasar perumahan dan belanja konsumen.
Menurutnya, pasar tidak akan melonjak tinggi, karena ini merupakan risiko.
Namun, investor dapat mempertimbangkan potensi penutupan pemerintah, karena jika terjadi, kemungkinan besar akan segera teratasi dan pasar dapat kembali berfokus pada hal-hal yang penting, seperti pendapatan, kebijakan moneter, dan investasi AI.
Meskipun penutupan pemerintah cenderung tidak memengaruhi hasil perusahaan secara historis, ancaman yang akan segera terjadi mungkin membatasi keuntungan dan membuat volume perdagangan tetap rendah pada hari Senin, menurut Burns McKinney, manajer portofolio dan NFJ Investment Group di Dallas, Texas.
"Satu-satunya alasan hal itu akan benar-benar menggerakkan pasar adalah jika memengaruhi laba bersih. Secara historis, penutupan pemerintah berlangsung singkat dan tidak berdampak pada profitabilitas sehingga investor cenderung berorientasi ke masa depan," ujar McKinney.
Investor juga memantau komentar para pembuat kebijakan The Fed untuk mencari tanda-tanda kekhawatiran atas potensi hilangnya visibilitas ekonomi jika penutupan pemerintah benar-benar terjadi.
Presiden The Fed Cleveland, Beth Hammack, salah satu pejabat The Fed yang paling hawkish dan bukan pemilih dalam kebijakan tahun ini, mengatakan pada hari Senin bahwa bank sentral perlu mempertahankan kebijakan moneter yang ketat untuk mendinginkan inflasi.
Presiden The Federal Reserve St. Louis, Alberto Musalem, yang merupakan pemilih dalam suku bunga tahun ini, mengatakan ia terbuka terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut.
Namun, The Fed harus berhati-hati dan mempertahankan suku bunga cukup tinggi untuk terus menekan inflasi, yang masih sekitar satu poin persentase di atas target bank sentral sebesar 2%.
Perangkat FedWatch CME Group menunjukkan trader memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed berikutnya sekitar 89%.
Pasar keuangan Tanah Air baik IHSG maupun rupiah diperkirakan akan kembali di jalur penguatan hari ini. Hal ini akan didorong oleh kucuran dana ratusan triliun yang baru saja disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada tahun depan, yang dapat meningkatkan perekonomian nasional.
Selain itu, optimisme Menteri Keuangan Purbaya terhadap pasar mata uang juga akhirnya mendorong penguatan rupiah.
Namun, data-data ekonomi dari China hingga Amerika Serikat bisa menjadi beban IHSG dan rupiah.
Prabowo Kucurkan Dana Rp335 Triliun
Presiden Prabowo Subianto akan mengucurkan dana sebesar Rp335 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2026. Dana tersebut diyakini akan bergulir hingga mencapai Rp900 triliun dalam perekonomian nasional. Anggaran tersebut diharapkan bisa menggerakkan ekonomi.
Prabowo tetap melanjutkan program ini meski MBG tengah ada dalam sorotan.
Hal ini, kata Prabowo akan membantu perekonomian nasional lebih merata. Situasi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, di mana dana yang berputar di Jakarta atau kota besar lainnya.
"Jadi saudara-saudara kita bisa bayangkan kegiatan ini yang saya sebut tadi Rp300 triliun itu bisa menciptakan kehidupan ekonomi, senilai Rp600 triliun, mungkin Rp900 triliun," jelas Prabowo.
Prabowo menjelaskan, program MBG tidak hanya sekadar memberikan makanan kepada siswa yang membutuhkan. Program ini melibatkan masyarakat sekitar hingga para petani.
MK Putuskan UU Tapera Bertentangan dengan UUD
Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) bertentangan dengan UUD 1945 dan harus diubah. MK memberi batas waktu paling lama dua tahun untuk melakukan penataan ulang UU Tapera.
"Menyatakan UU No 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Lembaran NRI tahun 2016 No 55 tambahan lembaran negara NRI No 5863) dinyatakan tetap berlaku dan harus dilakukan penataan ulang dalam waktu paling lama 2 tahun sejak putusan a quo diucapkan," ujar Ketua Hakim MK Suhartoyo saat membacakan amar putusan di Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2025).
Hakim MK menyatakan UU Tapera bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945. Hakim MK menyatakan UU Tapera tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dilakukan penataan ulang sebagaimana amanat Pasal 124 UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
"Menimbang bahwa berdasarkan seluruh uraian pertimbangan hukum di atas, telah ternyata norma Pasal 7 ayat (1), Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 16, Pasal 17 ayat (1), dan Pasal 72 ayat (1) UU 4/2016, telah menimbulkan ketidakpastian hukum dan perlakuan yang diskriminatif sesuai dengan Pasal 28D ayat (2), Pasal 281 ayat (2), dan Pasal 34 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945, sebagaimana yang didalilkan Pemohon," ujar hakim MK Enny Nurbaningsih.
Indeks Dolar Melemah, Rupiah Mulai Menguat
Indeks dolar terus melemah karena adanya kekhawatiran shutdown pemerintah AS. Indeks ditutup di posisi 97,9 setelah dua hari beraad di level 98.
Melemahnya indeks menandai investor tengah menjual instrumen berdenominasi dolar AS dan memburu instrumen lain. Kondisi ini diharapkan berimbas terhadap kenaikan permintaan rupiah sehingga mata uang Garuda menguat.
Penguatan rupiah juga tak lepas dari kepastian kebijakan fiskal yang dijelaskan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin (29/9/2025) kembali menguat ke posisi Rp16.665/US$ atau terapresiasi 0,36%. Penutupan ini berhasil mendorong rupiah meninggalkan level psikologis Rp16.700/US$1.
"Saya lihat ada inflow di pasar keuangan setelah perkembangan mengenai fiskal, ternyata sudah ada yang clear, terutama terkait dengan kebijakan untuk deposito 4% valas, itu kelihatannya sudah clear," ungkap Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto kepada CNBC Indonesia, Senin (29/9/2025).
Sebelumnya ada kekhawatiran pelaku pasar mengenai kebijakan fiskal pemerintah. Pasar menduga Purbaya memerintahkan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk menaikkan bunga deposito valuta asing (valas) menjadi 4% secara serentak per November 2025 seiring dengan rencana menarik dana orang Indonesia yang disimpan di negara lain.
Hal ini yang kemudian dibantah oleh Purbaya. Rencana tersebut masih dikaji oleh pemerintah dan akan didiskusikan dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kenaikan bunga deposito valas menurut Purbaya juga tidak tepat dalam kondisi sekarang, sebab deposito rupiah bisa beralih kepada valas dan memperlemah nilai tukar rupiah. Himbara kini sudah membatalkan rencana kenaikan tersebut.
Situasi rupiah pada perdagangan kemarin sebenarnya sudah diprediksi oleh Purbaya akhir pekan lalu. Pelemahan rupiah disebabkan kesalahpahaman pelaku pasar mengenai rumor yang beredar.
Pemerintahan AS Terancam Shutdown
Pendanaan untuk pemerintah AS akan dihentikan kecuali Partai Republik Presiden Donald Trump dapat bersepakat dengan oposisi dari Partai Demokrat mengenai langkah selanjutnya dalam RUU anggaran.
Hal itu dapat menyebabkan beberapa tetapi tidak semua layanan pemerintah AS terhenti sementara.
Meskipun konfrontasi anggaran merupakan hal yang umum dalam politik AS, pertikaian anggaran kali ini sangat menegangkan, mengingat Trump telah menghabiskan sembilan bulan terakhir untuk memangkas drastis ukuran pemerintah federal.
Penutupan apa pun akan terjadi akibat ketidakmampuan kedua partai untuk bersatu dan mengesahkan RUU yang mendanai layanan pemerintah hingga Oktober dan seterusnya.
Partai Republik mengendalikan kedua kamar Kongres, tetapi di Senat atau majelis tinggi, mereka kekurangan 60 suara yang dibutuhkan untuk mengesahkan RUU anggaran.
Oleh karena itu, Partai Demokrat memiliki pengaruh dalam kasus ini. Mereka menolak mendukung RUU yang diajukan oleh Partai Republik yang menurut mereka akan mempersulit rakyat Amerika untuk mendapatkan layanan kesehatan, dan menjadikan kebuntuan ini terutama untuk memajukan tujuan kebijakan layanan kesehatan mereka.
Mereka menuntut perpanjangan kredit pajak yang membuat asuransi kesehatan lebih murah bagi jutaan rakyat Amerika yang akan segera berakhir dan pembatalan pemotongan dana Medicaid yang telah dilakukan oleh Trump.
Mereka juga menentang usulan pemotongan anggaran untuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Institut Kesehatan Nasional (NIH).
RUU sementara sebelumnya telah disahkan di DPR, atau majelis rendah, tetapi belum lolos di Senat.
Jika tidak ada kesepakatan yang tercapai, tepat hari Rabu pukul 00.01 WIB, AS akan mengalami penutupan pertamanya dalam hampir tujuh tahun.
Terakhir kali pemerintah ditutup adalah pada akhir tahun 2018, selama masa jabatan pertama Trump. Kedua belah pihak melakukan upaya terakhir untuk menghindari terulangnya hal tersebut.
Untuk pertama kalinya sejak kembali ke Gedung Putih, Trump pada hari Selasa akan bertemu dengan keempat pemimpin kongres, yang berarti para petinggi Demokrat di DPR dan Senat serta rekan-rekan mereka dari Partai Republik.
PMI China September
Pada Selasa (30/2/2025), negeri tirai bambu akan merilis sejumlah data PMI untuk periode September 2025. Sebelumnya, aktivitas manufaktur China menyusut selama lima bulan berturut-turut di bulan Agustus, menunjukkan bahwa para produsen masih menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai kesepakatan perdagangan dengan AS sementara permintaan domestik masih lesu.
Indeks manajer pembelian (PMI) resmi naik menjadi 49,4 pada bulan Agustus dibandingkan 49,3 pada bulan Juli, tetap di bawah angka 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi dan meleset dari perkiraan median 49,5 dalam jajak pendapat Reuters.
Perekonomian China menghadapi melemahnya ekspor akibat tarif AS, penurunan sektor properti, meningkatnya ketidakpastian pekerjaan, pemerintah daerah yang terlilit utang besar, dan cuaca ekstrem. Tekanan-tekanan ini mengancam akan menggagalkan target pertumbuhan ambisius Beijing pada tahun 2025 sebesar "sekitar 5%," menurut para ekonom.
Indeks PMI non-manufaktur, yang mencakup sektor jasa dan konstruksi, tumbuh lebih cepat, naik menjadi 50,3 dari 50,1 pada bulan Agustus, menurut Biro Statistik Nasional (NBS).
PMI komposit NBS untuk manufaktur dan non-manufaktur mencapai 50,5 pada bulan Agustus, dibandingkan dengan 50,2 pada bulan Juli.
JOLTS AS Agustus
Laporan JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) Amerika Serikat (AS) periode Agustus 2025, akan dirilis pada Selasa (30/9/2025). Sebelumnya, lowongan pekerjaan di AS turun pada bulan Juli ke level terendah dalam 10 bulan, menambah data lain yang menunjukkan minat terhadap pekerja secara bertahap menurun di tengah meningkatnya ketidakpastian kebijakan.
Lowongan pekerjaan yang tersedia turun menjadi 7,18 juta dari 7,36 juta yang direvisi turun pada bulan Juni, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja.
Para pembuat kebijakan The Federal Reserve (The Fed) memantau dengan cermat data pasar tenaga kerja untuk mencari tanda-tanda kelemahan yang mengkhawatirkan. Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan dalam pidatonya bulan lalu bahwa "risiko penurunan ketenagakerjaan meningkat." Investor mengantisipasi bahwa para pejabat akan menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase pada pertemuan kebijakan mereka akhir bulan ini.
Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:
-
Indonesia Re menggelar Insurance Industry Dialogue di St. Regis, Jakarta Selatan.
-
Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah Menjadi Energi yang diprakarsai Danantara Indonesia bersama K/L terkait di Auditorium Wisma Danantara Indonesia, Jakarta Selatan.
-
Badan Legislasi DPR menggelar rapat harmonisasi RUU P2SK di ruang rapat Komisi XI DPR, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
-
Menteri Koordinator Bidang Pangan memimpin rapat koordinasi terkait penanganan kerawanan bahaya radiasi radionuklida Cs-137 dan kesehatan pada masyarakat berisiko terdampak di ruang rapat utama Kemenko Pangan, Jakarta Pusat.
-
Exclusive Launch of Xiaomi 15T Series di The Park Hyatt, Jakarta Pusat.
-
Press briefing Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia di Jakarta.
-
Launching Rezume Training Center di RSCM Kencana, Jakarta Pusat.
- JOLTS Amerika Serikat (AS) Agustus 2025
-
PMI China September 2025
-
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]