Rupiah Anjlok 20% vs Real Arab, Umroh Bawa Rp 10 Juta Langsung Miskin

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
29 September 2025 11:45
Umat ​​Muslim berkumpul untuk berdoa di sekitar Ka'bah, tempat paling suci umat Islam, di kompleks Masjidil Haram di kota suci Mekkah pada tanggal 2 Juni 2025 menjelang ibadah haji tahunan. (Photo by AFP)
Foto: Umat ​​Muslim berkumpul untuk berdoa di sekitar Ka'bah, tempat paling suci umat Islam, di kompleks Masjidil Haram di kota suci Mekkah pada tanggal 2 Juni 2025 menjelang ibadah haji tahunan. (AFP/-)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak hanya tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS),  rupiah juga mengalami pelemahan yang cukup dalam sepanjang tahun ini terhadap riyal Arab Saudi. Sehingga untuk masyarkat Indonesia yang berpergian ke Tanah Suci untuk umroh akan semakin mahal.

Merujuk data Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap riyal Arab Saudi (SAR) berada di posisi Rp4.459/SAR pada penutupan perdagangan Jumat (26/9/2025). Sepanjang September saja, rupiah telah terdepresiasi lebih dari 1% terhadap riyal.

Bahkan sejak awal tahun (year-to-date/ydt), rupiah sudah melemah 18,73% atau hampir 20%. Padahal, di awal 2025, riyal Arab Saudi masih berada di kisaran Rp4.200/SAR.

Pelemahan mata uang garuda ini menyebabkan jemaah yang ingin berpergian umroh ke Arab Saudi, baik untuk ibadah maupun berwisata harus mengeluarkan uang yang lebih besar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga barang dan jasa di Arab Saudi akibat dari melemahnya nilai tukar rupiah.

Berdasarkan kurs saat ini, masyarakat Indonesia yang hendak bepergian ke Arab Saudi dengan membawa Rp10 juta hanya akan memperoleh sekitar SAR 2.242.

Padahal, jika menggunakan kurs awal tahun, jumlah yang diperoleh bisa mencapai SAR 2.380. Artinya, terjadi depresiasi sekitar SAR 140 atau sekitar Rp600 ribu. Hal ini bisa membuat tekanan daya beli jamaah di Tanah Suci.

Berdasarkan perhitungan kurs saat ini di Rp4.459/SAR, berbagai kebutuhan sehari-hari di Tanah Suci mengalami kenaikan harga dalam rupiah jika dibandingkan dengan kurs awal tahun di Rp4.200/SAR.

Dikutip dari hikersbay biaya menginap di hostel sekitar 296 SAR per malam dan jika di rupiahkan, yang sebelumnya sekitar Rp1,24 juta per malam kini menjadi Rp1,31 juta, atau naik Rp76 ribu.

Kenaikan serupa juga terjadi di hotel bintang tiga yang melonjak Rp153 ribu per malam, dan hotel mewah yang meningkat Rp259 ribu per malam.

Kenaikan biaya juga terlihat pada transportasi. Tiket transportasi umum yang semula Rp16.800 kini naik menjadi Rp17.836, sedangkan tarif awal taksi naik dari Rp42.000 menjadi Rp44.590. Bahkan untuk biaya per kilometer (KM) dengan taksi, biayanya kini mencapai Rp27.199 dari sebelumnya Rp25.620.

Kebutuhan makan juga tidak lepas dari dampak pelemahan rupiah. Harga makanan per sekali makan juga mengalami kenaikan dari Rp50.400 menjadi Rp53.508, harga susu 1 liter dari Rp16.800 menjadi Rp17.836, dan roti dari Rp4.200 menjadi Rp4.459. Untuk buah apel, harganya naik sekitar Rp1.800 per kg.

Bagi jamaah yang ingin membeli oleh-oleh, harga kurma Ajwa juga melonjak sekitar Rp20 ribu per kg, sedangkan manisan buah naik hampir Rp18 ribu per kg. Kenaikan ini memperlihatkan bahwa pelemahan rupiah bukan hanya berdampak pada kurs tukar, tetapi juga langsung menekan daya beli jamaah umrah maupun wisatawan Indonesia di Arab Saudi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation