Newsletter

IHSG Meroket, Rupiah Tercekik: Kontras Ekonomi RI yang Bikin Gelisah

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
25 September 2025 06:03
Petani dan Nelayan Bertemu DPR, Suarakan Keluh Kesah
Foto: CNBC Indonesia TV

Di tengah euforia pasar modal yang masih ditopang rekor IHSG, dinamika kebijakan domestik kembali menyedot perhatian.

Rapat-rapat di Senayan pada Selasa hingga Rabu kemarin menyajikan sederet keputusan strategis yang bisa berimplikasi panjang, baik pada iklim investasi maupun stabilitas sosial ekonomi. Dari isu agraria yang menahun hingga likuiditas pasar saham.

Panitia Khusus (Pansus) Penyelesaian Konflik Agraria.

Pemerintah dan DPR untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus) Penyelesaian Konflik Agraria. Langkah ini dipicu oleh dorongan serikat petani dan konsorsium pembaruan agraria yang menuntut keadilan distribusi tanah.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menegaskan, pansus akan disahkan pada penutupan paripurna awal Oktober mendatang. Pansus diharapkan mampu mendorong pemerintah mempercepat reformasi agraria yang selama ini terhambat, termasuk memperkuat kelembagaan dengan pembentukan Badan Pelaksana Reformasi Agraria. Dorongan ini jelas bukan hanya soal hak petani, tetapi juga menyangkut kepastian investasi di sektor perkebunan, kehutanan, hingga properti .

Isu agraria tak berhenti di situ. Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal menyoroti kegagalan sinkronisasi peta lahan antar-kementerian.

Ego sektoral yang berlarut, katanya, telah memunculkan tumpang tindih tata ruang. Ia mendesak percepatan program Satu Peta berskala nasional, dengan skala detail 1:5.000, agar perbedaan batas lahan bisa segera diakhiri.

Tanpa satu peta, konflik kepemilikan tanah berisiko terus berulang, menggerus kepercayaan masyarakat sekaligus menghambat proyek pembangunan pemerintah dan investasi swasta .

Minimum Free Float Saham

Selain agraria, perhatian juga tertuju pada pasar modal. Komisi XI DPR mendorong otoritas bursa untuk menaikkan minimum free float saham di Bursa Efek Indonesia dari standar saat ini (7,5-10%) menjadi 30%. Ketua Komisi XI Mukhamad Misbakhun menilai, Indonesia termasuk salah satu negara ASEAN dengan tingkat free float terendah, sehingga likuiditas pasar masih terbatas.

Kenaikan free float akan memaksa emiten melepas porsi saham lebih besar ke publik, yang pada gilirannya dapat memperdalam pasar dan meningkatkan daya tarik investor institusi global.

Bila usulan ini terealisasi, dampaknya bisa signifikan. Emiten-emiten besar, khususnya dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan komoditas, berpotensi terdorong untuk menambah suplai saham di pasar.

Dengan kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) yang kini menembus Rp15.000 triliun, peningkatan free float ke 30% berarti tambahan ratusan triliun rupiah saham baru yang bisa diperdagangkan.

Likuiditas yang lebih dalam ini tidak hanya memperkuat posisi IHSG sebagai barometer regional, tetapi juga membuka ruang lebih besar bagi masuknya dana asing yang selama ini terkendala keterbatasan saham beredar.

Namun, resistensi juga bukan tak mungkin. Banyak emiten keluarga besar di Indonesia masih enggan melepas kendali dengan mengurangi porsi kepemilikan.

Kewajiban free float 30% bisa dipandang mengurangi kontrol pemilik mayoritas, sekaligus berpotensi menekan harga saham jangka pendek bila pelepasan dilakukan serentak. Otoritas pasar perlu menyiapkan masa transisi dan insentif, misalnya melalui skema bertahap atau keringanan bagi sektor tertentu, agar kebijakan ini tidak justru mengganggu stabilitas pasar.

Klaim Pengangguran AS

AS akan mengumumkan klaim pengangguran per 20 September 2025. Sebagai catatan, klaim awal tunjangan pengangguran di Amerika Serikat turun 33.000 dari minggu sebelumnya menjadi 231.000 per 13 September, jauh di bawah konsensus pasar sebesar 240.000.

Angka ini merosot tajam dari level tertinggi sejak Oktober 2021, yaitu 264.000 pada minggu sebelumnya, yang sebagian besar dipicu oleh lonjakan klaim di berbagai sektor di Texas. Laporan juga menyebutkan adanya klaim yang salah input maupun klaim palsu yang sempat membesar-besarkan angka sebelumnya dan mendistorsi data.

Sementara itu, klaim lanjutan turun 7.000 menjadi 1.920.000 pada minggu pertama September, lebih rendah dari perkiraan 1.950.000, sekaligus menjadi yang terendah sejak akhir Mei. Hasil ini meredakan kekhawatiran belakangan ini tentang memburuknya pasar tenaga kerja secara tak terkendali setelah laporan ketenagakerjaan yang pesimistis, yang mendorong The Fed kembali memangkas suku bunga meski inflasi masih tinggi.

Indeks Dolar Masih Kencang

Dolar AS masih diburu investor seperti tercermin dalam kenaikan indeks dolar. Indeks ditutup di 97,78 pada perdagangan kemarin. Posisi ini adalah yang tertinggi sejak 5 September atau 20 hari terakhir.

Kenaikan indeks dolar ini menjadi kabar buruk bagi rupiah. Masih tingginya indeks dolar menandai investor tengah memburu dolar dan meninggalkan instrumen non-denominasi dolar. Upaya ini bisa memicu capital outflow di Emerging Markets, termasuk Indonesia.

Dolar AS menguat setelah Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell menyampaikan nada hati-hati, menekankan bahwa bank sentral AS harus menimbang inflasi yang membandel dengan kondisi pasar tenaga kerja yang melemah, menyebutnya sebagai "situasi yang menantang" dan mengulangi pernyataannya dari pekan lalu. 

(emb/emb)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular