Newsletter

Wall Street Panen Rekor, Dolar Kian Garang: Sanggupkah RI Bangkit?

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
19 September 2025 06:15
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street kompak menguat pada perdagangan Kamis atau Jumat dini hari waktu Indonesia.

Saham-saham di Wall Street ditutup pada rekor tertinggi dengan saham-saham berkapitalisasi kecil mencatat kenaikan terbesar. Saham menguat karena investor optimis pemangkasan suku bunga The Fed akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Indeks S&P 500 naik 0,48% menjadi 6.631,96, sementara Nasdaq Composite melesat 0,94% ke 22.470,73. Dow Jones Industrial Average menanjak 124 poin, atau 0,27%, menjadi 46.142,42.

Ketiga indeks utama AS tersebut mencatat rekor intraday baru pada Kamis, hanya sehari setelah perdagangan saham berlangsung volatil pada Rabu pasca pemangkasan suku bunga The Fed.

Indeks small-cap Russell 2000 melonjak 2,4% dan menembus rekor intraday. Terakhir kali indeks ini membukukan penutupan tertinggi sepanjang masa adalah pada November 2021.

Perusahaan berkapitalisasi kecil biasanya lebih diuntungkan dari suku bunga rendah karena lebih bergantung pada pendanaan eksternal untuk operasional dan pertumbuhan, dibanding perusahaan besar yang kaya kas. Selain itu, kinerja mereka lebih erat terkait dengan siklus ekonomi dibanding saham-saham teknologi besar yang sedang ditopang tren AI.

Meski begitu, sejumlah saham teknologi besar juga ikut reli pada Kamis. Saham Intel melesat 22,8% setelah Nvidia mengumumkan investasi sebesar US$5 miliar di perusahaan chip tersebut untuk mengembangkan bersama chip pusat data dan PC. Itu menjadi hari terbaik Intel dalam hampir 38 tahun. Saham Nvidia sendiri naik 3,5%.

Kenaikan ini terjadi setelah hari perdagangan yang fluktuatif pada Rabu, ketika The Fed, sesuai perkiraan, memangkas suku bunga acuannya sebesar seperempat poin persentase.

Bank sentral juga memproyeksikan dua pemangkasan lagi tahun ini, yang disambut positif oleh investor yang berharap The Fed terus melanjutkan jalur pelonggaran suku bunga.

Para pelaku pasar mengabaikan pernyataan Ketua Jerome Powell yang menyebut pemangkasan itu bagian dari "manajemen risiko," dan lebih menilai bahwa The Fed kini fokus pada pemulihan pertumbuhan ekonomi sambil mengurangi kekhawatiran terhadap inflasi.

"Saya tidak suka valuasinya, tapi bagaimana mungkin saya tidak memilikinya?" ujar David Tepper dari Appaloosa Management kepada CNBC International.

Namun, Tepper juga memperingatkan bahwa The Fed kini berisiko membuat pasar dan ekonomi menjadi terlalu panas jika memangkas suku bunga terlalu dalam tahun depan.

Kenaikan pada Kamis menempatkan indeks-indeks utama di jalur untuk mencatat penguatan mingguan yang solid. S&P 500 naik 0,7% sepanjang pekan ini, menuju kenaikan mingguan keenam dalam tujuh pekan terakhir.

Dow Jones naik hampir 0,7% sejak awal pekan, sementara Nasdaq menguat 1,5%. Russell 2000 menjadi pemenang terbesar secara mingguan, berpotensi mencatat kenaikan hampir 3%.

(evw/evw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular