
Dunia Tunggu The Fed, RI Deg-Degan Menanti Pengumuman BI & Purbaya

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street kompak melemah pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia.
Saham-saham AS melandai karena investor mengambil keuntungan menjelang keputusan suku bunga The Federal Reserve yang sangat dinanti.
Indeks S&P 500 turun 0,13% dan ditutup di level 6.606,76, setelah sempat menyentuh rekor baru di awal sesi. Nasdaq Composite terkoreksi 0,07% ke 22.333,96, sementara Dow Jones Industrial Average melemah 125,55 poin atau 0,27% menjadi 45.757,90.
Sejumlah saham unggulan pasar bull melemah, termasuk Nvidia dan Microsoft yang masing-masing terkoreksi 1,6% dan 1,2%. Saham Palantir dan induk Google, Alphabet, juga ikut tertekan.
Pertemuan The Fed yang berlangsung dua hari dimulai Selasa ini dan akan berakhir pada hari ini, Rabu (17/9/2025). The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak Desember lalu.
Berdasarkan alat CME FedWatch, pasar menilai ada kepastian 100% The Fed akan memangkas setidaknya 25 bps (0,25%). Namun, yang lebih diperhatikan investor adalah proyeksi suku bunga ke depan: apakah bank sentral akan melakukan satu kali pemangkasan lagi atau bahkan dua kali sebelum 2025 berakhir.
Pelaku pasar juga akan mencermati konferensi pers Ketua The Fed Jerome Powell untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter berikutnya.
Pertemuan kali ini juga diwarnai tensi politik, setelah Senat mengonfirmasi pilihan Presiden Donald Trump, yakni Stephen Miran, untuk bergabung dengan dewan The Fed. Trump juga berupaya menyingkirkan Gubernur The Fed Lisa Cook, yang turut memberikan suara dalam pertemuan bersama Miran.
"Meski permintaan tenaga kerja mulai melemah, masalah pasokan tenaga kerja masih menutupi pelemahan tersebut, sehingga risiko resesi saat ini terbatas," kata Seema Shah, Kepala Strategi Global di Principal Asset Management, kepada CNBC International.
Dia menambahkan keputusan memangkas suku bunga hingga 50 bps pada tahap ini lebih terlihat dipengaruhi tekanan politik ketimbang kebutuhan ekonomi.
Pemangkasan moderat sebesar 25 bps adalah langkah yang tepat, agar The Fed bisa mengantisipasi perlambatan tanpa bereaksi berlebihan terhadap tanda-tanda awal tekanan." (Satu basis poin = 0,01%).
Selain The Fed, pelaku pasar juga terus memantau perkembangan diskusi perdagangan global dan rencana tarif resiprokal yang akan berlaku pada November.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan ia memperkirakan akan ada pembicaraan lanjutan sebelum tenggat waktu tersebut. Menurutnya, China kini mulai merasakan adanya peluang tercapainya kesepakatan dagang setelah pejabat AS dan China menutup dua hari pembicaraan di Madrid pada Senin.
Trump juga memberi penilaian positif terhadap perkembangan diskusi dagang itu, yang mendorong saham AS menguat dan membawa S&P 500 ditutup di atas level 6.600 untuk pertama kalinya.
Dalam pembicaraan pekan ini, pejabat AS dan China mencapai kesepakatan "kerangka" terkait TikTok yang memungkinkan aplikasi media sosial itu tetap beroperasi di AS. Sumber CNBC mengonfirmasi pada Selasa bahwa Oracle akan menjadi salah satu perusahaan yang membantu mendukung TikTok, mendorong sahamnya naik 1,5% pada hari itu.
Namun, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan pada Senin bahwa pembahasan dagang yang lebih luas "ditunda" ke waktu lain, mengingat fokus intensif untuk mencapai kesepakatan soal TikTok.
(evw/evw)