
IHSG Rupiah Dihujani Angin Segar dari Dalam Negeri-AS, Happy Weekend?

Dari Amerika Serikat, bursa saham Wall Street kompak menghijau pada perdagangan Kamis atau Jumat dini hari waktu Indonesia. Investor optimis The Fed akan tetap memangkas suku bunga meskipun inflasi AS memanas.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 617,08 poin atau 1,36% ke level 46.108,00, sementara S&P 500 menguat 0,85% ke 6.587,47. Nasdaq Composite menanjak 0,72% ke 22.043,07. Ketiga indeks utama tersebut mencetak rekor intraday tertinggi sepanjang masa pada sesi perdagangan dan juga menutup perdagangan di level tertinggi baru.
Data inflasi kali ini cukup membingungkan. Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk Agustus naik lebih tinggi dari perkiraan secara bulanan, namun sesuai ekspektasi secara tahunan.
Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, IHK naik 0,4% (month to month/mtm), lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 0,3%. Namun, secara tahunan (Year on year/yoy), IHK tercatat 2,9%, sesuai dengan ekspektasi. Sementara itu, core CPI (inflasi inti yang tidak memasukkan harga pangan dan energi yang bergejolak) naik 0,3% (mtm) pada Agustus dan 3,1% (yoy). Keduanya bergerak sesuai perkiraan Dow Jones.
Laporan IHK muncul sehari setelah indeks harga produsen (PPI) menunjukkan penurunan tak terduga sebesar 0,1% secara bulanan.
Sementara itu, pasar tenaga kerja kembali menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Klaim tunjangan pengangguran mingguan melonjak pada Kamis, setelah data pertumbuhan lapangan kerja direvisi turun awal pekan ini.
Jumlah pekerja yang mengajukan kompensasi pengangguran untuk minggu yang berakhir 6 September bertambah 27.000 menjadi 263.000 (disesuaikan musiman), tertinggi sejak Oktober 2021. Angka ini lebih buruk dari perkiraan 235.000.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun pada Kamis setelah rilis data tersebut. Yield obligasi Treasury 10 tahun turun ke level 4%.
Dengan semakin banyak bukti perlambatan ekonomi AS, pasar kini hampir yakin The Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada akhir rapat 17 September. Probabilitas penurunan lebih agresif sebesar 50 bps juga sempat meningkat.
"Penurunan seperempat poin sudah hampir pasti, tapi angka ini juga masih membuka peluang pemangkasan setengah poin, terutama melihat data pengangguran. Kuncinya adalah perhatikan yield Treasury 10 tahun.
Kalau kita melihat angka '3' di depan yield 10 tahun, pasar bisa reli lebih jauh," kata Jay Woods, Chief Market Strategist di Freedom Capital Markets, kepada CNBC International.
(tsn/tsn)