
Aksi Demo Reda, RI Kini Waspada Guncangan dari Amerika

Pasar saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ambruk berjamaah pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia usai putusan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memicu kekhawatiran pasar keuangan AS.
Pada perdagangan Selasa (2/9/2025), Dow Jones melemah 0,55% di level 45.295,69. Begitu juga dengan S&P 500 turun 0,69% di level 6.415,54 dan Nasdaq merosot 0,82% 21.279,63.
Wall Street mengawali September dengan penurunan tajam pada Selasa karena investor mempertimbangkan masa depan tarif Presiden AS Donald Trump setelah pengadilan banding federal memutuskan sebagian besar tarifnya ilegal.
Pengadilan banding AS yang terbagi pendapat mengeluarkan putusan pada hari Jumat, tetapi mengizinkan pungutan tersebut berlaku hingga 14 Oktober. Trump pada hari Selasa mengatakan pemerintahannya akan meminta Mahkamah Agung untuk mempercepat putusan terkait tarif tersebut.
Putusan pengadilan banding tersebut mengguncang investor setelah libur panjang Hari Buruh, dimana September biasanya menjadi bulan yang lemah bagi ekuitas. Indeks Volatilitas CBOE .VIX - pengukur rasa takut Wall Street terpantau naik, tetapi indeks-indeks saham utama ditutup di level terburuknya hari itu.
Dengan putusan tersebut, "pertanyaannya menjadi, 'Apakah pemerintahan Trump telah mengasingkan mitra dagang sekaligus melepaskan pendapatan dari tarif?' "Itulah yang mengganggu pasar," ujar Oliver Pursche, wakil presiden senior dan penasihat Wealthspire Advisors di Westport, Connecticut.
"Dengan alasan yang sama, masih terlalu dini untuk menyebut ini sebagai awal dari koreksi besar," ujarnya. "Pada akhirnya, kita semua tahu bahwa Agustus-September cenderung lebih fluktuatif dan sedikit lebih menantang bagi investor sebelum kita memasuki kuartal keempat, yang cenderung cukup solid."
Data yang dikumpulkan selama beberapa dekade menunjukkan bahwa, secara rata-rata, September adalah bulan terburuk bagi saham AS, dan beberapa investor bersiap menghadapi kondisi yang bergejolak lagi tahun ini.
Selain itu, investor cemas menantikan laporan penggajian bulanan AS, yang akan dirilis pada hari Jumat, dan apakah pertumbuhan lapangan kerja AS yang lemah berlanjut untuk bulan keempat di bulan Agustus.
(saw/saw)