
Rupiah Masih Perkasa di Pasar Luar Negeri Meski Ada Demo Besar

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar non-deliverable forward (NDF) masih cukup stabil meski gejolak di dalam negeri makin memanas akibat aksi demonstrasi yang sudah terjadi sejak Senin (25/8/2025) lalu.
Dilansir dari Refinitiv, pada hari ini, Minggu (31/8/2025) pukul 11:20 WIB, nilai tukar mata uang Garuda telah mencapai Rp 16.427/US$. Artinya, rupiah masih cukup stabil.
Nilai tukar rupiah di pasar NDF lebih kuat sedikit dibandingkan pada penutupan perdagangan reguler pada Jumat (29/8/2025), yang berada pada posisi Rp16.485/US$ atau melemah 0,89%.
Untuk diketahui, NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasarspot.
Masih cenderung stabilnya rupiah di pasar NDF terbilang cukup unik, di mana biasanya jika terjadi gejolak, maka rupiah cenderung terpuruk.
Suhu perpolitikan Indonesia saat ini sedang memanas. Aksi demo makin mewarnai sejumlah daerah di Indonesia, terutama di Jakarta.
Demonstrasi sudah mulai sejak Senin awal pekan ini dan berlanjut pada Kamis, bahkan hingga hari ini.
Demonstrasi yang berawal dari tuntutan buruh ini kemudian berkembang besar setelah seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, tewas setelah terlindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta pada Kamis lalu.
Insiden ini terekam jelas, korban terjatuh, Baracuda terus melaju tanpa berhenti, dan suasana ricuh berubah jadi tragedi.
Aksi ini memicu reaksi keras dari masyarakat hingga menyulut demo di sejumlah daerah. Aksi demo terutama terpusat di depan gedung DPR/MPR, Maki Brimob, Polda Metro Dajaya, kantor polisi daerah hingga Gedung perwakilan rakyat di daerah.
Protes masyarakat atau yang akrab disebut demonstrasi tidak terlepas dari proses politik sebuah negara. Terlebih bagi negara demokrasi, demonstrasi merupakan salah satu aspek penting bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya.
Namun, jika gejolak tidak dapat diredam dengan cepat oleh pemerintah, maka akan berdampak negatif ke pasar keuangan, termasuk rupiah.
Ketidakpastian yang makin meninggi berpotensi menggerus rupiah. Jika aksi makin memanas di hari berikutnya, bukan tidak mungkin rupiah makin tergerus jika pemerintah tidak melakukan upaya penanganan dengan cepat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)