NEWSLETTER

IHSG Diuji: Usai Demo Panas, Bisakah Rekor Bertahan?

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
29 August 2025 06:14
Kericuhan demo mahasiswa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) merembet ke kawasan Senayan.
Foto: Ilustrasi/ Rupiah dan IHSG/ Aristya Rahadian

Di tengah aksi ribuan buruh yang memadati jalanan Jakarta, pasar modal justru mencetak sejarah baru kemarin. Sementara itu, dari Amerika Serikat, data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II yang direvisi naik dan agenda rilis Core inflasi pengeluaran konsumen AS atau PCE Juli malam ini menjadi sorotan utama yang berpotensi menggerakkan pasar global.

Meski ibu kota riuh oleh aksi ribuan buruh yang memenuhi jalanan menuju DPR, bursa justru berpesta.

Seperti diketahui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (28/8/2025) berhasil menutup perdagangan di level 7.952,09, rekor penutupan tertinggi sepanjang masa. Bahkan sempat menembus level psikologis 8.000 pada sesi pertama, IHSG akhirnya menambah 15,9 poin atau 0,20% dibanding perdagangan sebelumnya.

Euforia pasar tak terlepas dari reli sektor teknologi yang melesat 2,55%, disusul kesehatan, konsumer, dan energi. Saham konglomerat data center DCI Indonesia (DCII) menjadi motor utama dengan lonjakan 6,57% ke Rp342.900, menyumbang lebih dari 22 poin bagi indeks.

Dukungan juga datang dari Dian Swastatika Sentosa (DSSA) yang naik 2,26%, Astra (ASII) yang tetap solid, serta saham-saham perbankan besar seperti BBRI dan BBCA. Total transaksi mencapai Rp16,63 triliun, dengan 377 saham menguat dan 44,48 miliar lembar saham berpindah tangan.

Namun di balik rekor tersebut, arus modal asing mulai memberi sinyal hati-hati. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp278,61 miliar. Artinya, net sell sudah terjadi selama dua hari beruntun setelah sebelas hari berturut-turut mencatat net buy. 

Ironisnya, kontras tajam terlihat di luar gedung bursa. Sekitar 10.000 buruh dari berbagai daerah Jabodetabek turun ke jalan menuntut perbaikan upah dan perlindungan kerja, sementara di layar perdagangan IHSG justru menari menuju rekor baru.

Rilis Data PDB dan Inflasi PCE Amerika Serikat

Amerika Serikat merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2025. Angka yang muncul lebih tinggi dari perkiraan, memberi isyarat bahwa ekonomi terbesar dunia itu masih memiliki daya tahan meski dibayangi tekanan suku bunga tinggi.

Biro Analisis Ekonomi AS (BEA) melaporkan PDB riil tumbuh 3,3% (annualized), naik dari estimasi awal 3,0% dan membalikkan kontraksi -0,5% di kuartal pertama. Lonjakan ini terutama dipicu penurunan tajam impor yang secara teknis mengerek hitungan PDB, sementara konsumsi rumah tangga dan investasi swasta tetap solid. Dari sisi permintaan domestik murni, final sales to private domestic purchasers direvisi naik menjadi 1,9%, lebih kuat dibanding 1,2% pada rilis awal.

BEA juga melaporkan laba korporasi melonjak US4 65,5 miliar di kuartal II, berbalik arah dari penurunan US$ 90,6 miliar pada kuartal sebelumnya. Rebound ini memberi sinyal bahwa sektor korporasi ikut menopang pemulihan, di tengah pasar tenaga kerja yang masih relatif kuat.



Sorotan kini langsung tertuju ke agenda malam ini, Jumat (29/8/2025), ketika AS akan merilis data inflasi pengeluaran konsumen AS atau PCE untuk Juli 2025. Data Junimenunjukkan secara bulanan (month-on-month), PCE Price Index naik 0,3%, dan versi inti yang mengecualikan pangan serta energi juga meningkat 0,3%. Ini merupakan laju kenaikan terbesar dalam empat bulan terakhir.

BEAFoto: BEA
BEA

Jika dilihat secara tahunan (year-on-year), indeks harga belanja konsumsi pribadi (PCE) naik 2,6%, sementara Core PCE YoY tercatat di level 2,8%. Angka ini sedikit di atas ekspektasi pasar sebesar 2,7%, menunjukkan tekanan inflasi inti masih bertahan meskipun tren penurunan sudah mulai terlihat dibanding awal tahun.

Konteks Juni 2025 juga menarik karena konsumsi rumah tangga tercatat cukup stabil. AS melaporkan belanja personal consumption expenditures (PCE) naik US$ 69,9 miliar atau +0,3%, dengan pendorong utama berasal dari belanja jasa (US$ 40,1 miliar) dan barang (US$ 29,9 miliar). Kenaikan ini membuat personal outlays total meningkat sebesar US$ 69,5 miliar.

Artinya, meski inflasi masih di atas target jangka panjang The Fed, pola konsumsi masyarakat tetap bertumbuh, memperlihatkan daya beli yang belum sepenuhnya luntur oleh kebijakan suku bunga tinggi. Inilah alasan mengapa data inflasi inti PCE Juni menjadi sorotan, mencerminkan keseimbangan antara daya beli konsumen dan dinamika harga yang menentukan arah kebijakan moneter berikutnya.

Dengan kombinasi revisi GDP yang lebih kuat dan antisipasi data inflasi malam nanti, pasar global sedang menyiapkan diri menghadapi pergerakan volatil. Rupiah, IHSG, hingga yield obligasi akan bergerak mengikuti arah dolar AS yang berpotensi ditentukan oleh rilis data inflasi inti PCE Juli.

Konferensi pers APBN KiTa edisi Agustus 2025
Kementerian Keuangan akan menggelar konferensi pers APBN KiTa edisi Agustus 2025 pada pukul 09.30 WIB untuk memaparkan kondisi ekonomi terbaru dan realisasi APBN hingga Juli 2025.

Menarik ditunggu seberapa besar realisasi pendapatan, belanja hingga pembiayaan hingga bulan ketujuh tahun ini.

Demo Memanas

Ribuan buruh melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPR RI, Jakarta pada Kamis siang. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia atau KSPI, Said Iqbal menyebut ada 6 tuntutan yang disampaikan buruh. Beberapa diantaranya yakni menuntut untuk menghapus sitem outsourcing hingga menolak kebijakan upah murah.

Aksi demo ribuan buruh berakhir ricuh dan baru mereda pada Kamis malam. Kabar duka embayangi ksi kemarin. PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memastikan bahwa pria berjaket ojek online (ojol) yang terlindas mobil rantis Brimob di Pejompongan sebagai mitra ojol Gojek. Affan Kurniawan tewas akibat peristiwa tersebut.

Direktur Public Affair & Communications Goto menyatakan bahwa Goto telah melakukan verifikasi dan investigasi internal bersama pihak terkait.

"Dapat kami sampaikan bahwa Affan Kurniawan merupakan Mitra Driver Gojek. Kami menyampaikan duka cita yang mendalam serta simpati tulus kepada keluarga yang ditinggalkan, juga kepada rekan-rekan Mitra Driver lainnya yang turut merasakan kehilangan ini," katanya dalam siaran pers, Jumat (29/8/2025).

(emb/emb)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular