Newsletter

Asing Kabur, Jalanan Memanas: Mampukah IHSG Tembus Rekor?

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
28 August 2025 06:15
Nvidia. (AP Photo/Jeff Chiu, File)
Foto: Pexels

Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kompak menguat pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Indeks S&P 500 ditutup naik 0,24% ke level 6.481,40, mencetak rekor penutupan tertinggi baru. Nasdaq Composite berakhir menguat 0,21% ke 21.590,14, sementara Dow Jones Industrial Average menanjak 147,16 poin atau 0,32% ke 45.565,23.

Pelaku pasar dalam mode wait and see menunggu kinerja keuangan Nvidia.

Saham Nvidia, yang memiliki bobot sekitar 8% dalam S&P 500 dan merupakan komponen terbesar menurut data FactSet, bergerak relatif stagnan.

Pasar tampak mengabaikan langkah mengejutkan Presiden AS Donald Trump yang memecat Gubernur Dewan Fed Lisa Cook dari jajaran bank sentral. Saham AS sebelumnya ditutup nyaris tak berubah pada Selasa setelah sesi perdagangan yang lesu.

"Suku bunga berada di ambang penurunan, dan tren laba mengarah lebih tinggi. Secara keseluruhan, inflasi, suku bunga, dan tren laba mendukung bias risk-on," ujar Terry Sandven, Kepala Strategi Ekuitas di U.S. Bank Asset Management, kepada CNBC International.

Beberapa saham individu mencatatkan lonjakan tajam meski aksi di pasar lebih luas cukup terbatas. MongoDB naik sekitar 38% setelah platform data pengembang tersebut melampaui ekspektasi Wall Street. Okta melonjak lebih dari 1% usai laporan kuartalan dan proyeksi setahun penuh mengalahkan perkiraan konsensus.

Kedua perusahaan menyoroti tingginya permintaan dari perusahaan yang mengembangkan platform kecerdasan buatan sebagai pendorong hasil kuat tersebut. Hal ini menjadi sinyal positif bagi Nvidia, yang akan merilis laporan keuangan setelah penutupan perdagangan Rabu.

Wall Street menaruh harapan besar pada Nvidia, yang dianggap sebagai barometer pasar lebih luas sekaligus indikator utama perkembangan AI.

Hasil labanya bisa menjadi penekan atau justru pendorong reli tahun ini, khususnya ketika "Magnificent Seven" berupaya pulih dari aksi jual pekan lalu.

Produsen chip itu telah melampaui ekspektasi laba di 11 dari 12 laporan kuartalan terakhir, meski empat kali di antaranya saham justru bereaksi negatif pasca-rilis.

"Arah paling mudah bagi ekuitas tetap naik, sebagian didorong oleh sentimen positif dari banyak perusahaan teknologi, termasuk Nvidia Ekspektasi kami, Anda akan melihat laporan yang umumnya positif dari Nvidia," tambah Sandven.

Kinerja Nvidia di Atas Ekspektasi
Nvidia melaporkan laba dan pendapatan yang lebih tinggi dari perkiraan pada Rabu, serta menyatakan pertumbuhan penjualan kuartal ini akan tetap di atas 50%, memberi sinyal kepada Wall Street bahwa permintaan untuk infrastruktur kecerdasan buatan (AI) masih sangat kuat.

Saham Nvidia, yang telah naik 35% tahun ini setelah hampir tiga kali lipat pada 2024, justru melemah pada perdagangan setelah jam bursa karena pendapatan dari bisnis pusat data kembali meleset dari perkiraan untuk kedua kalinya berturut-turut.

Berikut hasil kinerja Nvidia dibandingkan estimasi analis yang disurvei oleh LSEG:

  • Laba per saham (EPS): US$1,05 (disesuaikan) vs. US$1,01 (perkiraan)
  • Pendapatan: US$46,74 miliar vs. US$46,06 miliar (perkiraan)

Laba bersih naik 59% menjadi US$26,42 miliar atau US$1,05 per saham, dari US$16,6 miliar atau 67 sen per saham pada periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan Nvidia terutama ditopang oleh bisnis pusat data, yang berfokus pada prosesor grafis (GPU) dan produk pelengkap untuk menghubungkan serta mengoperasikan GPU dalam jumlah besar.

Pendapatan divisi ini naik 56% dari tahun lalu menjadi US$41,1 miliar, meski sedikit di bawah perkiraan StreetAccount sebesar US$41,34 miliar.

Nvidia memperkirakan pendapatan kuartal ini sebesar US$54 miliar, plus minus 2%, meskipun angka ini tidak memasukkan potensi pengiriman chip H20 ke China. Analis sebelumnya memperkirakan pendapatan sebesar US$53,1 miliar (LSEG).

Hasil kuartal ini menegaskan bahwa bisnis pusat data Nvidia tetap menjadi tulang punggung ekspansi AI global. CFO Nvidia, Colette Kress, mengatakan dalam panggilan dengan analis bahwa perusahaan memperkirakan investasi infrastruktur AI global akan mencapai antara US$3-4 triliun pada akhir dekade ini.

Secara keseluruhan, pendapatan perusahaan naik 56% menjadi US$46,74 miliar dari US$30,04 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan pendapatan tahunan Nvidia kini sudah melampaui 50% selama sembilan kuartal berturut-turut sejak pertengahan 2023, ketika ledakan AI generatif mulai terlihat dalam kinerja keuangan perusahaan. Namun, kuartal kedua ini menjadi periode pertumbuhan paling lambat dalam rentang tersebut.

(emb/emb)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular