
Saatnya BI Pilih: Pangkas Bunga Demi Ekonomi Atau Bertahan Demi Rupiah

Dari pasar saham AS, bursa beragam pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia.
Indeks S&P 500 turun 0,59% ditutup di 6.411,37, sementara Nasdaq Composite melemah 1,46% menjadi 21.314,95. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average naik 10,45 poin, atau 0,02%, dan berakhir di 44.922,27. Indeks 30 saham ini sempat menyentuh rekor tertinggi baru selama sesi perdagangan, didorong kenaikan saham Home Depot.
Saham perusahaan teknologi besar dan pembuat chip mengalami penurunan. Saham Nvidia turun 3,5%, sementara Advanced Micro Devices dan Broadcom masing-masing turun 5,4% dan 3,6%. Saham software yang tengah populer, Palantir, merosot lebih dari 9%, menjadikannya saham berkinerja terburuk di S&P 500. Nama-nama teknologi besar lainnya seperti Tesla, Meta Platforms, dan Netflix juga berada di bawah tekanan.
"Perdagangan AI mungkin tidak sedang runtuh, tapi bisa jadi sedang beristirahat sejenak. Setelah kenaikan lebih dari 40% untuk NASDAQ sejak April, secara historis jeda seperti ini normal saat pasar menyesuaikan diri dengan data ekonomi terbaru dan kebijakan Fed yang diantisipasi," kata Jayson Bronchetti, Chief Investment Officer di Lincoln Financial, kepada CNBC International.
Dia menambahkan seiring pergeseran modal ke perusahaan di lebih banyak sektor yang mampu menerapkan AI untuk meningkatkan margin dan efisiensi.
Potensi rotasi dan partisipasi yang lebih luas dapat mendukung kenaikan yang lebih berkelanjutan, meskipun fluktuasi jangka pendek kemungkinan akan tetap terjadi.
Sementara itu, saham Home Depot naik 3% setelah raksasa perbaikan rumah ini mempertahankan proyeksi penuh tahunannya. Namun, laba kuartal kedua perusahaan ini memang berada di bawah ekspektasi.
Investor kini menunggu laporan laba dari Lowe's, Walmart, dan Target yang dijadwalkan keluar minggu ini untuk mendapatkan gambaran bagaimana kondisi konsumen di tengah outlook inflasi yang campur aduk dan kebijakan perdagangan AS yang terus berkembang.
Wall Street juga mengamati sinyal dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengenai langkah apa yang akan diambil pada sisa rapat kebijakan bank sentral tahun ini. Pejabat bank sentral dari seluruh dunia akan berkumpul minggu ini di Jackson Hole, Wyoming, untuk simposium ekonomi tahunan Fed.
Pasar futures suku bunga yang direkam alat FedWatch CME.menunjukkan kemungkinan 85% untuk pemotongan suku bunga seperempat poin pada rapat kebijakan Fed berikutnya di September.
"Pidato Jackson Hole pada Jumat kemungkinan menjadi titik balik bagi pasar karena kami percaya Jerome Powell akan memberi sinyal bahwa pemotongan suku bunga kemungkinan besar akan terjadi pada rapat September mendatang," kata Stephen Schwartz, founding partner firma manajemen kekayaan Pioneer Financial.
Dia menambahkan valuasi mungkin bahkan masih memiliki ruang untuk naik saat kita memasuki paruh kedua 2025 karena investor akan mulai memperhitungkan laba 2026, yang diperkirakan akan meningkat berkat potensi suku bunga lebih rendah dan kejelasan kebijakan tarif yang lebih baik.
(evw/evw)