
RI Menanti Gebrakan Pidato Perdana Prabowo, IHSG Memburu Rekor 8000

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street dituutp beragam pada perdagangan Kamis atau Jumat dini hari waktu Indonesia.
Pergerakan saham sempat jatuh tetapi investor kembali melakukan aksi buy the dip meskipun laporan inflasi produsen (PPI) menunjukkan hasil yang suram.
Indeks S&P 500 membukukan rekor penutupan tertinggi untuk hari ketiga berturut-turut, meskipun hanya naik tipis 0,03% menjadi 6.468,54.
Indeks Nasdaq Composite dan Dow Jones Industrial Average berakhir sedikit melemah. Indeks Nasdaq yang berbasis teknologi turun 0,01% ke 21.710,67, sedangkan Dow Jones melandai 11,01 poin (-0,02%) menjadi 44.911,26.
S&P 500 dan Nasdaq sempat turun 0,4% di titik terendah sebelum berbalik menguat, sementara Dow Jones sempat merosot lebih dari 200 poin. Tekanan di bursa muncul setelah rilis data PPI Juli yang memicu kekhawatiran bahwa pemangkasan suku bunga Federal Reserve belum tentu segera terjadi.
Harga grosir (wholesale prices) naik 0,9% dibanding bulan sebelumnya, jauh di atas ekspektasi ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 0,2%. Pada Juni, angka ini tercatat stagnan. Harga grosir sering dianggap sebagai indikator awal inflasi konsumen.
Namun, sebagian pelaku pasar mengabaikan lonjakan PPI ini karena laporan menunjukkan kenaikan tersebut didorong oleh lonjakan besar pada kategori "portfolio management" dan tarif tiket pesawat. Jika dua faktor ini dikeluarkan, angka PPI akan mendekati perkiraan konsensus.
Meski data inflasi lebih tinggi, CME FedWatch Tool memperkirakan sekitar 93% peluang pemangkasan suku bunga pada September. Namun, peluang pemangkasan 50 basis poin dihapus sepenuhnya.
"Sepertinya cukup jelas bahwa ini belum cukup untuk membuat The Fed membatalkan pemangkasan, atau memulai siklus pengetatan baru. Kita perlu melihat beberapa data seperti ini sebelum benar-benar menganggap inflasi sedang kembali meningkat,," kata Scott Ladner, Chief Investment Officer di Horizon Investments, kepada CBC International.
Meski indeks saham mendekati rekor tertingginya, Piper Sandler menilai reli masih punya ruang untuk berlanjut.
Menurut mereka, penguatan kembali saham berkapitalisasi menengah dan kecil (SMID-cap) membuat pasar bullish musim panas ini tetap hidup. Investor sebaiknya mencari peluang di sektor yang tren naiknya mulai terbentuk, seperti bioteknologi, siklikal, dan bank regional.
(tsn/tsn)
