Newsletter

The Fed Masih Galau Pangkas Bunga: China-Jepang Tebar Ancaman Hari Ini

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
31 July 2025 06:20
wall street
Foto: ilustrasi Jerome Powell (Edward Ricardo/ CNBC Indonesia)

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Mayoritas indeks melemah setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan bahwa bank sentral belum siap memangkas suku bunga, sambil menilai dampak tarif impor yang lebih tinggi dari Presiden Donald Trump terhadap inflasi.

Indeks S&P turun 0,12% dan ditutup di posisi 6.362,90. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 171,71 poin atau 0,38% ke level 44.461,28, sementara Nasdaq Composite justru naik 0,15% dan berakhir di 21.129,67.

Pada puncaknya dalam sesi perdagangan, S&P 500 sempat naik hingga 0,4%, dan Dow menguat 0,2% sebelum akhirnya terkoreksi.

Investor mencermati pernyataan Powell dalam konferensi pers untuk mencari petunjuk arah kebijakan selanjutnya dari The Fed setelah mereka memutuskan menahan suku bunga pada pertemuan Juli. Powell menyatakan bahwa belum ada keputusan terkait perubahan kebijakan pada pertemuan berikutnya di bulan September.

"Kewajiban kami adalah menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang tetap stabil dan mencegah kenaikan harga satu kali berubah menjadi masalah inflasi berkelanjutan," ujar Powell, dikutip dari CNBC International.

Dia menambahkan tarif impor yang lebih tinggi mulai terlihat lebih jelas memengaruhi harga beberapa barang, namun dampaknya secara keseluruhan terhadap aktivitas ekonomi dan inflasi masih perlu dilihat lebih lanjut.

Analis strategi UBS, Alvise Marino, kepada CNBC International mengatakan investor saat ini memang sedang fokus pada faktor-faktor makro, namun mereka tidak seharusnya mengabaikan pernyataan The Fed setelah pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu.

"Pandangan umum di pasar tampaknya adalah bahwa laporan ketenagakerjaan Juli yang keluar pada 1 Agustus akan memiliki dampak pasar yang lebih besar dibanding keputusan suku bunga, karena laporan tersebut memberikan informasi yang lebih terkini mengenai arah kebijakan moneter," tutur Marino.

Dia menambahkan bagaimana FOMC menggambarkan faktor-faktor seperti kinerja laba perusahaan yang kuat atau pelonggaran kondisi keuangan saat ini akan sangat memengaruhi persepsi pasar terhadap independensi The Fed.

 Departemen Perdagangan melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 3% secara tahunan pada kuartal kedua lebih tinggi dari ekspektasi ekonom dan memantul tajam dari kontraksi kuartal pertama sebesar -0,5% yang dipicu lonjakan impor menjelang tarif baru.

Data terbaru juga menunjukkan perusahaan swasta di Amerika Serikat menambah 104.000 lapangan kerja pada Juli 2025, menjadi kenaikan terkuat sejak Maret dan jauh di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 75.000.

(emb/emb)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular